Holla guysss
Maaf ya baru bisa up🙏🙂
.
Typo bertebaran
.
Happy reading-!!*****
"Coba diangkat telponnya tuh, berisik tau!" gerutu Varo kesal.
Pasalnya sedari tadi HP Aletta terus berdering, pertanda ada yang menghubunginya. Tapi, pemiliknya sama sekali tak berniat mengangkat panggil tersebut, membuat Varo kesal sendiri karena berisik.
"Dek, angkat telponnya!" perintah Varo. Alih-alih mengangkat telpon, Aletta malah menon-aktitifkan HPnya. "loh, kenapa gak di angkat aja sih?"
Aletta melirik Varo sekilas lalu kembali fokus pada film di hadapannya. Keduanya sedang menonton film azab di ruang tengah.
Aletta sama sekali tak berniat mengangkat ataupun membalas telpon dan pesan dari Glend. Bisa dikatakan Aletta sedang mengindari Glend. Bahkan Aletta sudah memblokir serta menghapus nomor Glend, tapi Glend masih terus-terusan menghubunginya dengan nomor lain.
"Berantem lagi sama Glend?" tanya Varo yang tidak menyadari tatapan adiknya. "heran deh. Kalian tuh kerjaannya berantem mulu, kagak ada akur-akurnya."
"Kalau gak tau apa-apa mending diem deh," desis Aletta. Gadis berbaju merah muda tersebut mengunyah kasar keripik kentang yang ada di dalam toples.
"Kalau punya masalah tuh diselesai-in baik-baik, bukan malah kaya gini," ucap Varo sambil mencomot keripik kentang milik Aletta.
"Diem!"
"Lah, dibilangin ngeyel banget sih. Ntar putus tau rasa lo," cetus Varo.
"Abang ngedoain aku putus sama Glend?" Aletta menatap Varo dengan tatapan tajam.
Varo menghela nafas pelan.
"Bukan gitu dek, abang cuma gak mau liat kalian berantem terus. Kalau kalian terus-terusan berantem ntar yang ada kalian malah putus. Ujung-ujungnya kamu nangis di pojokan.""Abang!" teriak Aletta kesal. Bahkan Aletta memukuli Varo dengan bantal sofa.
"Aduh-aduh, ampun Dek, ampun." Varo berusaha menangkis pukulan sang adik, dan berhasil. Varo berhasil merebut bantal yang Aletta gunakan untul memukulnya, lalu ia melempar asal bantal tersebut.
"Kamu jahat banget sih, dek. Masa Abang kamu yang ganteng ini dipukulin," gerutu Varo.
"Abang memang pantes dipukulin, kalau bisa sampe bonyok tuh muka."
Perkataan Aletta barusan membuat Varo meringis membayangkan wajahnya bonyok, karena ulang sang adik.
"Dih amit-amit dah, jangan sampe muka Abang yang ganteng ini bonyok. Ntar gak ada yang mau deket sama Abang lagi, kalo muka Abang jelek."
Aletta memutar bola mata malas melihat kenarsisan abangnya. Gadis tersebut kembali terdiam membuat Varo mendengus kasar.
"Cerita sama Abang, kenapa kamu kaya gini?!" Varo menatap lekat adik kesayangannya itu.
"Cerita apa sih? Orang aku gak kenapa-napa juga," sanggah Aletta tanpa mau menatap Varo.
"Halah. Kamu kira Abang gak tau kalo tadi malem kamu nangis-nangis, terus bilang kamu jahat Glend," ucap Varo mengingat apa yang Aletta lakukan sepulang dari pesta.
Aletta membulatkan matanya. "Enggak ya!" elak Aletta keras.
"Masih aja gak mau ngaku. Yaudah gapapa kalau gak mau cerita, biar Abang cari tahu sendiri permasalahnnya!" tegas Varo membuat Aletta gelagapan.
Aletta ingat betul perkataan papanya saat pertama kali Glend datang kerumah ini, dan meminta izin untuk memacarinya.
"Inget ya Glend, Om gak mau liat Aletta nangis atau sakit hati gara-gara kamu! Kalau sampai itu terjadi Om gak akan segan-segan buat ngehajar kamu!"
"Ba--bang."
"Kenapa muka kamu? Kok kaya Ayam mau mati gitu?" Varo menatap Aletta heran sekaligus penasaran.
"Aku sama Glend cuma berantem kecil doang kok bang, jadi abang gak perlu cari tahu permasalahan aku sama Glend." Aletta berharapan Varo percaya dengan ucapannya barusan.
Varo menyipitkan matanya. "Kenapa? Ada yang kamu sembunyiin ya? Makanya kamu takut kalau Abang tau."
Aletta reflek menggeleng keras. "Gak ada bang, beneran deh."
"Okay, kali ini Abang biarin. Tapi lain kali Abang akan cari tau sendiri! Dan kalau sampai Glend ketahuan buat kamu nangis atau sakit hati, jangan salahin Abang kalo muka si Glend Abang buat bonyok!"
Alletta menghembuskan nafas lega. Setidaknya kali ini Glend aman, kan? Meskipun dia tidak tahu kedepannya akan ketahuan atau tidak.
"Maafin Aletta, Bang. Maaf Aletta udah bohong."
_°_°_
Drttt ... drtttt
Varo mengambil HP di sakunya lalu mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo, Glend."
Aletta langsung menatap Varo kala laki-laki itu menyebut nama Glend. Pikiran Aletta bertanya-tanya, apakah Glend yang menghubungi abangnya?
Varo melirik Aletta. "Ada nih, kenapa?"
Aletta menatap penasaran sekaligus kesal ke arah Varo. Penasaran dengan apa yang Glend katakan, juga kesal karena Glend masih berusaha menghubunginya ataupun abangnya.
"Oh, iya nanti Abang bilangin." Varo langsung menutup panggilan tersebut lalu meletakkan HPnya di meja.
"Kenapa? penasaran ya Glend ngomong apa?" tebak Varo saat Aletta terus-terus menatapnya.
"Gak tuh! Ngapain juga aku peduli," desis Aletta pelan.
"Bilang aja iya, gengsi kok di gedein."
"Mama, Abangnya reseh!" teriak Aletta. Varo membelalakan matanya lalu membekap mulut adiknya itu.
Kebiasaan Aletta selalu mengadu yang tidak-tidak pada mama ataupun papanya, membuat Varo dimarahi atas kejahilannya adiknya itu.
"Abang, Adeknya jangan digangguin!" ucap Daniah yang membawa nampan berisi jus. "Abang ih, adeknya kenapa dibekep gitu? Lepas! Kasian adeknya."
"Iya, Ma." Varo melepaskan bekapannya dimulut Aletta. Aletta langsung menggigit tangan Varo kesal.
"Akhh, sakit!" pekik Varo mendorong kepala Aletta sampai Aletta melepaskan gigitannya.
"Rasain, makanya jadi orang jangan reseh." Aletta melirik sinis Varo.
Gadis tersebut langsung pindah ke sebelah Daniah, saat melihat Varo yang ingin menggigit balik. Mereka langsung menatap ke arah pintu kala mendengar suara bel berbunyi.
"Siapa tuh? Coba liat gih!" suruh Daniah.
"Gak mau ah, Adek aja!" tolak Varo.
"Ih, aku juga gak mau. Abang aja gih," protes Aletta membuat Varo mengalah.
Varo berjalan kearah pintu, tapi sebelum membuka pintu ia mengintip siapa yang bertamu dari jendela sisi pintu.
"Glend yang kesini, Dek," ucap Varo pelan.
"Loh, kok bisa? Abang ya yang nyuruh dia dateng?" pekik Aletta tertahan.
"Hehe, iya Dek." Varo menyengir tak bersalah.
"Huaa, Abang reseh!" Aletta langsung lari kekamarnya saat Varo membuka pintu dan nampak batang hidung Glend.
*****
Semoga feelnya dapet ya:)
Dan semoga part ini bisa melepas rindu kalian sama Aletta ataupun yg lainnya.
.
Maaf kalau makin kesini makin ngawur🙏:(
.
Vote dan komen ya supaya mood nulisku jadi naik, jadi bisa Up cepet deh:)Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLETTA (END)
Teen FictionCover by: @fairuzsalsa905 [Follow dulu sebelum membaca] Dia menatap pria tersebut dan tatapan matanya tepat mengenai manik hitam dihadapannya. Dia merasa tidak asing dengan tatapan itu, manik matanya mirip seseorang yang ia kenal. Tapi siapa? Apakah...