Akhirnya sampai juga kita ditempat tujuan setelah menempuh jarak yang lumayan dan kami pun melihat lihat sekeliling villa tersebut. tempatnya sangat sejuk dan dinggi membuatku betah disini aku menghirup udara sedalam dalamnya ah nikmatnya batinku. sudah lama juga aku tidak menghirup udara luar mungkin karna terlalu sibuk dengan ujian dan tugas sekolah yang menumpuk.
Aku dan Marsa berjalan ketempat kamar kami begitu pula Aldo dan teman temannya sesampainya dikamar aku langsung merebahkan diriku dikasur empuk sungguh melelahkan. Aku tak menghiraukan Marsa yang sudah merapihkan tas yang berisi baju dan peralat wanita yang sering dibawa.
''Ih, lu yah kebiasaan banget bukannya rapihin dulu kek itu barang barang lu malah main tidur aja.'' dumel Marsa yang masih membereskan barang barangnya.
''yaelah nanti aja kek gue mau rasain tidur dikasur villa dulu.'' kataku merentang tangan dengan gerakan seperti kupu kupu dikasur lembut banget kasurnya.
Marsa yang melihat temannya yang sedang tiduran melempar bantal kepadaku membuatku malah memeluk bantal dan memejamkan mata masa bodo deh kalo Marsa bakal ngoceh kaya emak emak yang penting tidur dulu urusan rapih rapih belakangan kapan lagi coba tidur dikasur yang lembut dengan cuaca yang mendukung sungguh nikmat banget.
''Gue juga mau tiduranan juga geseran dong Ra, badan gue juga letih nih.'' Marsa yang entah kapan sudah tidur disampingku.
''Ra lu jagan molor dulu kek gue mau cerita nih.'' Marsa mengoyangkan badanku yang sudah merem ku hanya berdeham sebagai jawaban gak tau apa ya nih orang kalo aku udah ngantuk berat.
''Woi, jamilah beneran molor nih anak.''
''Kenapa sih, lu mah gak sempet gue ke alam mimpi bentar.'' jawabku.
''Lu tau gak yang waktu itu si Rizky cerita tentang kakak kelas cewek yang hilang mendadak.'' kata Marsa.
Aku yang tadinya sudah merem langsung membuka kedua mata dan berbalik menjadi berhadapan ke Marsa.''Yang sebelum kita selesai ujian itu.'' jawabku.
''Iya, lu percaya gak gue juga penasaran soal ya si Riszy gatung gitu ceritanya kan jadi bikin gue tambah penasan sama kelanjutan ceritanya.'' ucapnya.
''Yah gimana gak ngatung kan pas Rizky cerita udah bel masuk bambank.'' jelasku menjitak palanya.
''Hehe, gue lupa saking seriusnya denger ceritanya.''
''tapi gue juga penasaran loh kenapa ya kok dia bisa ilang tiba tiba terus juga pihak sekolah kaya nutupin gitu.''
''Denger denger sih kata ya ada yang bilang dia diculik sama orang yang gak dikenal, ada yang bilang juga dia mati bunuh diri, banyak lagi dah pokoknya.'' jelasnya.
''Tapi lu tau gak Ra, gosipnya itu pacarnya masih satu sekolah sama kita tapi gue gak tau juga sih itu bener apa boong soalnya gue gak sengaja denger cerita kakak kelas pas gue ditoile waktu itu.'' sambungnya.
''Kalo dia masih satu sekolah sama kita kenapa dia gak terlihat.'' kataku pemanasaran ''Terus juga kenapa dia gak lapor kepihak yang berwajib aja kenapa malah diem.''
''Gue juga gak tau.''
''Udahlah gak usah dipikirin lagian juga bukan urusan kita ini.'' kataku menarik selimut dan memejamkan mata begitu pun Marsa.
Tak tau kah mereka kalo orang yang sedang mereka bicarakan tadi ada disini menggikuti mereka sejak tadi menuntut pembalasan atas apa yang sudah menimpah hidupnya selama ini. Dia akan membuat mereka merasakan apa yang dia rasakan selama hidupnya dan membuat mereka tak tenang, ditangannya sudah ada satu foto yang akan menjadi target utamanya dengan senyum iblisnya lalu Dia berjalan pergi dari tempat tersebut.
Aldo yang sedang berdiri di depan jendela merasa ada seseorang yang seperti sedang memperhatikan tempat mereka. Dia pun mencoba menghampiri orang asing itu namun orang itu sudah pergi tak tau kemana, siapa dia batinnya. Saat Aldo sedang mimikirkan siapa orang itu pundaknya ditepuk seseorang membuatnya berbalik.
''Sedang apa lu kok diluar sih.'' tanya Sigit penasaran'' Ah, gue tau pasti lu pengen cari cewek ya disini ajak ajal lah men hehe.''
''Apasih lu.'' katanya berjalan masuk kedalam meninggalkan Sigit yang masih diluar.
''Kampret, kok gue ditinggal sih. Woi Do tungguin napa.'' teriak Sigit berlari menyusul Aldo yang sudah masuk terlebih dulu.
Saat malam tiba kita pun sedang bakar bakar untuk mengisi perut ada banyak berbagai macam ada sosis, jagung, bakso dan banyak lagi yang tak perlu disebut. aku pun mengambil satu jagung bakar yang sudah dimeja dan duduk dibangku panjang karna yang lain masih sibuk bakar. Aku mengigit jagung bakar dan memakannya sampai tak tau kalo ada seseorang disampingku yang sedang memperhatikan dengan intens. Aku yang sedang enak memakan jagung merasa seperti ada yang memperhatikan lantas berbalik membuatku terbatuk mendadak saat wajah kami dekat.
''Lu gak papa, mau gue ambilin air.'' tanyanya Aldo gak berniat untuk bikin Naura kaget oleh dirinya yang sedang memperhatikannya, tadinya dia cuma ingin duduk saja tapi entah kenapa saat melihat wajah manis Naura dia seakan terhipnotis olehnya.
'' Maaf, apa gue bikin lu kaget.'' katanya.
Naura yang masih terbatuk hanya menggeleng sebagai jawaban walau sebenernya dia juga sangat terkejut saat lagi sedang enaknya makan tiba tiba ada cogan disampingnya yang sedang memperhatikannya siapa juga yang gak kaget apa lagi orang itu yang kita sukai.
''gak gue gak papa.'' jawabku.
''beneran lu gak papa.''
''ya, Al gue cuma keget aja tadi ada lu tiba tiba hehe.''
Aldo mengulurkan tangan mengusap bibirku membuat jantungku berdetak sangat cepat sumpah tubuhku jadi sangat gugup dibuatnya apalagi wajah kami sangat dekat kalo orang lain lihat mungkin kita seperti sedang berciuman.
''Ada serpihan jagung dibibir lu gue cuma membersihkannya.'' katanya menjauhkan wajahnya dihadapanku yang sudah memerah.
''njir, yang lain masih pada sibuk disini dia malah enak pacaran berdua.'' ejek Marsa yang milihat temannya masih dibangku.
''Do si lu jangan pacaran aja bantuin gue lah sini, pacarannya tunda dulu.'' teriak Sigit.
''senangnya dalam hati kalo malam ini pacaran oh seperti dunia milik bang Aldo seorang.'' timpal Septian mengoda Aldo yang sedang membawa jagung dan sosis bakar kemeja.
''berisik.'' Aldo menendang kaki Septian.
''Anjing, sakit kaki gue.'' ringgis Septian sungguh sadis emang temannya ini ngelebihin ibu tiri bawang putih.
''Kurang sadis Do tadi mah lu bakar aja sama sosis biar nanti dagingnya dilempar dimakan hewan yang ada disini haha.'' ejek Bagus tertawa keras.
Septian yang kesel melihat Bagus mentertawakannya melempar sosis kearahnya''Temen biadap dasar.''
''udah udah kenapa pada ribut sih ini kapan kita makannya nih.'' ajak Marsa kepada mereka.
kita semua pun makan yang tadi kita bakar dengan Bagus yang masih mengoda Septian masih dengan wajah keselnya. aku hanya mendengar saja dan tertawa saat mereka saling mengejek bahkan Marsa pun kadang menimpalin untuk mengoda Septian. malam ini kita menghabiskan waktu dengan canda tawa semoga akan selamanya seperti ini dan seterusnya doaku didalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen FictionBerawal dari bus sekolah yang Naura tumpangi hingga bertemu cowok yang membuat naura jatuh hati pada pandangan pertama, hingga tinggal satu rumah dengan Aldo yang mempunyai sikap dingin. Membuat keduanya merasa kan jatuh cinta tanpa mereka sadari. ...