PART. 8

51 43 1
                                    




"jadi kalian satu sekolah." tanya tante tiara.

Aku hanya mengangguk saja sedangkan aldo hanya diam tidak bersuara hanya terdengar suara sendok dan garpu.

"kalo gitu nanti tiap hari kalian pergi pulang bareng ya. " sambungnya dengan gembira kepada ku dan aldo.

Aku menatap cowo tersebut tapi dia terlihat biasa saja.

Sumpah nih cowok diam banget kaya es batu yang ada di film forezen ratu elsa kali mungkin sama nih cowok.

"bagaimana ara kamu mau kan pulang pergi ya bareng sama aldo kan kalian satu sekolah. " mohonnya dengan menggengam erat tangannku.

"ehh iy..yah tante. " jawabku gugup sumpah. Aku sih mau aja bareng dia calon masa depanku masa ditolak sih kan mubajir, tapi bagaimana dengan dia emang dia mau pergi sekolah bareng sama aku yang orang asing.

"aldo gimana kamu mau kan pulang pergi bareng sama ara. Gak ada penolakan pokoknya. " ancam tante tiara kepada anaknya.

Aldo melihat mamahnya lalu sedikit melirikku membuatku menundukkan kepala melanjutkan makan yang tinggal sedikit.

Aldo menghela napas panjang dan menganggukkan kepala sebagai jawabannya dan berdiri pergi kekamarnya.

Tante tiara bertepuk tangan dengan gembiranya."akhirnya dari sekian lamanya anak mamah bisa bareng sama cewek juga. "

"berisik. " teriaknya.

Membuat ku dan tante tiara tertawa karena di goda seperti itu. Sumpah seneng banget bisa bareng sama calon masa depan ku. Ya allah semoga kami berjodoh tapi kalo tidak berjodoh tolong jodohkan lah karena ara maksa ya allah amin, doa ku didalem hati.

Kapan lagi coba bisa pulang pergi sama cogan yah kan walau orangnya dinggin kaya es batu. Tapi gak papah lah yang jelas ara bisa bareng ke sekolah sama dia tiap hari. apalagi naik bus sekolah berdua serasa kay milik berdua yang lain pada numpang doang.

"tante ara ke kamar dulu ya mau kerjain pr. " pamitku berjalan kekamar.

"iya sayang." ujarnya.

Setelah sampai kamar aku pun langsung rebahan sambil memukul mukul bantal guling saking senengnya. Rasa nya aku ingin teriak sekenceng kencengnya tapi kalo aku teriak nanti disangka orang gila lagi.

Tak begituh berbeda dengan ara aldo pun sama sepertinya. Bahkan dia masih tak percaya kalo cewek yang sering diliatnya dibus sekolah bakal tinggal dirumahnya untuk beberapa bulan.

Aldo merebahkan diri dikasur memejamkan mata dengan senyum tipis terukir dibibirnya.

*****

Setelah sarapan aku memasang sepatu tali dan mengablok tas ranselku berjalan menghampiri tante tiara.

"tante ara berangkat dulu ya assalammualaikum. " pamitku dengan mencium tangannya.

"ya sayang." jawabnya.

"mah aldo jalan dulu assalammualaikum. " ujarnya mencium tangan mamahnya.

"walaikumsalam hati hati ya." teriak tante tiara.

Aldo berjalan di depanku Aku mengikuti aldo dibelakangnya menatap punggung lebarnya.

Hingga aldo tiba tiba berhenti membuat ku menabrak punggung lebarnya dan mengenai hidungku yang tidak terlalu mancung.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang