PART.25

19 14 0
                                    


"Kesel, Sebel, rasanya gue pengen cakar aja tuh muka songongnya." gerutu Naura menendang kerikil yang ada didekatnya.

"Udah tau kan Aldo calon suami gue nanti, Eh mak lampir tiba tiba nonggol siapa kali yang jemput. Terus ngaku tunangannya lagi tunangan dari jembatan ciawi kali, Argh." Naura mengacak rambutnya gak peduli kalo orang lain liat dia kaya orang gila hatinya kesel setengah mati saat Aldo mengirim pesen dia tidak bisa bareng dengannya.

Sampai pengendara sepeda motor berhenti disamping dirinya hingga membuat berhenti. Naura menyipitkan kedua matanya melihat siapa pengendara motor disampingnya.

Orang itu membuka helmnya mengangkat sebelah alisnya.

"Butuh jasa ojek, Mbak." goda Miko saat dirinya tak sengaja melihat Naura yang berjalan kaki.

"Gak makasih." ketus Naura berjalan meninggalkan Miko.

"Yakin, Setau gue angkot kalo udah sore gini jarang ada yang lewat apa lagi banyak orang jahat diseberang jalan sana." jelas Miko.

Naura yang mendengarnya menghentikan langkahnya ada rasa takut juga apa lagi ini udah sore. Memang sedari tadi gak ada angkot yang lewat.

"Lu mau coba nakutin gue yah." tanya Naura namun Miko hanya mengangkat kedua bahunya.

"Sebenernya si gue mau nawarin lu bareng dari pada lu jalan kaki. Tapi berhubung lu nolak tadi jadi gue."

"Yaudah ayo kalo gitu anterin gue balik." potong Naura sebelum Miko bener bener meninggalkannya dijalan yang sepi.

"Hmn, gimana yah bukannya tadi lu nolak ajakan gue jadi." Miko mengaruk pelipisnya hendak berpikir.

"Lu niat gak si sebenernya." kesel Naura pengen gue cekek aja nih orang.

"Karena suasana hati gue lagi adem ayo naik."

Gak butuh lama Naura sudah duduk manis dibelakangnya dengan kedua tangannya memegang tas yang Miko gunakan sebagai pegangannya.

"Kenapa gak jalan gue kan udah naik nih" tanya Naura heran dengan Miko yang belom menghidupkan motornya.

"Lu kira gue tukang ojek lu, pegangan tuh disini bukan ditas yang ada nanti orang liat gue ojek lu lagi." jawab Miko mengambil tangan Naura untuk memeluk pinggangnya.

"Lu mau modus ya." bentak Naura memukul bahunya dengan kencang sampai membuatnya meringgis.

"Anjir, Lu cewek apa cowok si galak banget." kata Miko mengelus pundaknya yang kena pukulan maut Naura. Badan kecil tapi tenangan udah kaya samson.

"Gue cewek lah! lu kira gue apa?" sengit Naura tak terima jika dirinya disamain dengan cowok.

"Seterah lu dah, Mau pegangan dimana tapi gue gak jamin kalo gue gebut nanti lu siap siap nyium aspal."

Naura langsung memeluk pinggangnya dengan erat dia gak mau kalo sampai itu terjadi bisa malu setengah mati nanti. Miko yang menyadari Naura memeluk pingangnya tersenyum dibalik kaca helmnya.

"Setop, Setop berenti." Naura menepuk bahu Miko membuat dia berhenti mendadak.

"Lu kalo mau bilang berenti bisa gak, jangan mendadak untung gue bisa ngimbangin coba kalo gak bisa jatuh kita gara gara lu." dumel Miko membuka kaca helmnya.

"Hehe, Maaf deh abis gue lupa kalo jalan mau kerumah gue tuh bergang sempit lagi kan kasian motor lu yang segede alaihim kalo sampai lecet." cengir Naura saat turun dari motornya.

"Sekecil apa si gangnya sampai gak muat motor gue. Lagian gue juga belom sampai depan rumah lu." tanya Miko melihat sekeliling jalanan mana ada gang coba.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang