Cukup Gengsian

1K 135 9
                                    

DI ANTARA KITA #15


Entah kenapa Ravin merasa tidak yakin akan perasaan Oza padanya.

Bisa saja itu hanya sesaat lalu ketika bosan Oza akan mencampakkan dirinya.

Tidak, Ravin tidak ingin persahabatan yang mereka bangun dan bina selama ini hancur begitu saja karena satu momen ini.

Akhirnya setelah memantapkan hatinya, Ravin kembali menatap Oza dengan tatapan serius.

"Oke, tapi aku mau tahu, apa yang kamu suka dari aku?" tanya Ravin penuh selidik.

Oza menatap Ravin dalam diam tepat di kedua manik mata elang itu.

Kosong, tidak ada alasan yang dia punya.

Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

Jika dia katakan dia suka semuanya, itu akan kata-kata asal bunyinya itu terlihat jelas.

Cukup lama mereka hanya saling menatap dalam diam.

"Nggak ada?" celetuk Ravin kembali membuka suara.

"Aku ...."

"Atau karena aku pelukable? Aku gampang buat kamu pengaruhi? Kamu bisa cium aku kapan aja, dan kamu nggak perlu takut hamilin anak orang karena lupa make kondom pas ngeseks karena aku cowok? Yang mana? Apa semuanya?" potong Ravin secara tidak langsung dia mengutarakan sebab atas keraguan dalam benaknya.

Oza bungkam hanya bisa menatap Ravin dengan mimik tidak percaya.

Dia tidak menyangka bahwa Ravin akan berpikir sejauh itu.

Demi apa pun hal terakhir yang Ravin katakan itu tidak pernah sedikit pun terlintas dalam benaknya.

"Apa aku seburuk itu di matamu?" tanya Oza tanpa menjawab pertanyaan Ravin.

"Aku nggak tahu, tapi jujur aja kalau alasan kamu suka sama aku itu ada salah satunya dari pernyataanku tadi, maaf aku nggak bisa. Kita jalani aja pertemanan kita yang unik ini kayak biasanya," ucap Ravin tegas dengan menekankan kata unik dalam kalimatnya.

Ucapan Ravin menohok tepat di hati Oza dengan telak.

Apa di mata Ravin dia itu sedang bercanda?

Tidak, Oza sangat serius tentang hal ini.

"Aku nggak lagi bercanda Vin ...."

"Kamu tahu? Sebenarnya aku udah berpikir mungkin aku bisa jadian sama Sarah," sela Ravin.

Mungkin harusnya hal itu tidak terpikirkan olehnya jika Oza tidak mengatakan hal berbau perasaan itu.

"Aku kan udah bilang, kamu nggak bisa jadian sama dia!" seru Oza menaikkan nada bicaranya.

"Kenapa?! Aku tanya kenapa dari tadi, kenapa hah?!" seru Ravin balas menaikkan nada bicaranya.

"Maaf Ravin, tapi kamu nggak ngerti keadaan ini! Aku nggak bisa jelasin sekarang!" sahut Oza dengan menurunkan nada suaranya.

"Apa? Kamu egois Za! Cuman mikir diri sendiri!" ucap Ravin dengan mata yang mulai berembun, dia kecewa dan sedih pada keadaan ini.

Di Antara Kita [End, Yaoi/BL, Teen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang