Ketololan

961 129 17
                                    




DI ANTARA KITA #16


Pagi ini Ravin dipanggil ke kantor kepala sekolah, tapi anehnya yang dia temui bukanlah kepala sekolah melainkan orang lain.

Ravin hanya duduk dengan canggung di hadapan orang itu.

Orang itu terlihat berkarisma dengan wajah khas Eropanya yang kental.

"Selamat pagi Ravin, apa kabar?" tegur orang itu menyapa Ravin dengan raman.

"Iya, pagi juga Mister," sahut Ravin sedikit ragu saat harus menyebut orang itu seperti apa.

Dia juga sempat takut kalau orang itu akan menggunakan bahasa Inggris karena demi apa pun bahasa Inggris dia masih sangat ngawur.

"Hahaha." Orang itu malah tertawa setelah mendengar ucapan Ravin.

Dengan sebelah alis yang terangkat dengan jelas Ravin tanpa sadar menunjukkan ekspresi bingungnya yang seperti orang bodoh.

"Saya masih tidak percaya Oza mau bersama kamu," celetuk orang itu tiba-tiba setelah tawanya terhenti.

Dia menatap Ravin dengan sorot matanya yang tegas.

Mata dengan kornea berwarna biru gelap kehijauan itu menyorotnya dengan tajam.

Glek!

Ravin malah menelan ludahnya kasar karena gugup ditatap seperti itu.

Namun, di samping itu dia baru sadar tadi orang itu menyebut nama Oza.

Kenapa jadi bawa-bawa Oza?

Bahkan hubungan mereka kini masih dalam kondisi bersitegang.

Kebersamaan mereka sudah akhir-akhir ini.

Apa ada gosip jelek yang menyebar lagi tentang Oza dan dirinya?

Tapi kalaupun ada apa hubungannya dengan orang bule itu?

"Dan saya lebih tidak percaya lagi karena bisa-bisanya kamu menolak anak saya," ucap orang itu lagi.

"Hah? Kenal anaknya aja enggak, lagian mana ada cewek yang nembak ...."

Mata Ravin membelalak saat mengingat itu, dia reflek menatap wajah orang itu dengan tatapan tidak percaya.

"Jangan-jangan, Anda ayahnya--"

"Iya, kamu benar," potong orang itu tegas.

Ravin semakin terbelalak, tapi kan dia belum memberikan jawaban pada Sarah.

Orang yang memintanya jadi pacar kan sarah.

"Saya minta maaf Mister ...."

Orang itu mengangguk sambil bersedekap mendengar ucapan Ravin.

"... Saya nggak maksud buat menolak Sarah Mister!" lanjut Ravin.

Orang itu masih mengangguk. "Iya, harusnya kamu tidak menolak Sar ... apa?" serunya saat merasa ada yang salah.

Di Antara Kita [End, Yaoi/BL, Teen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang