26 ° Blood and Tears

302 30 108
                                    

Makasih buat 8k viewersnya❤

Jangan lupa vote dan spam komen!

⚠ Terdapat adegan kekerasan
Mohon jangan ditiru❕

Typo tandain aja🙏


💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

PERLAHAN Cherry membuka matanya, kepalanya sangat sakit dan terasa berat. Cherry menegakkan kepalanya. Sial! Lehernya sangat sakit sampai menjalar ke kepala. Terakhir yang diingatnya adalah saat ia ingin kembali naik ke atas brankarnya, lalu tiba-tiba seseorang memukul belakang kepalanya sampai ia pingsan.

Kondisi Cherry sekarang adalah terduduk di sebuah kursi besi dengan kaki tangan terikat.

"Chey!"

Panggilan seseorang membuat Cherry menoleh perlahan karena lehernya masih terasa sakit. Cherry terkejut saat melihat Anya di posisi yang sama dengannya.

"L-lo kenapa bisa di sini?" tanya Cherry bingung.

"Kita diculik dodol!"

Cherry masih terkejut, ia kira hanya dirinya yang diculik. Mendengar rintihan kecil di sebelah kirinya, membuat Cherry menoleh perlahan lagi dan ia kembali terkejut.

"ANA?!"

"Cher," lirih Ana pelan dengan posisi yang sama.

"S-sejak kapan kita di sini?" tanya Cherry.

Ana dan Anya menggeleng. "Enggak tau," jawab keduanya bersamaan.

Atensi keduanya teralihkan saat pintu ruangan tempat mereka disekap itu terbuka.

Tatapan Cherry menajam saat melihat siapa yang masuk. Kedua perempuan itu berjalan angkuh menghampiri mereka yang masih terikat.

"Enggak nyangka gue bisa nyulik kalian bertiga. Rasanya de javu kayak gue nyulik Tiffany dulu."

Gigi Cherry bergemeretak menahan emosi. Matanya menatap Amara dengan nyalang.

"Bedanya dulu Tiffany gue culik sendirian," sambung Amara.

"To the point aja, Dek. Kakak muak liat muka mereka masih hidup gini," ucap Selina bersedekap dada.

Amara tersenyum miring lalu mengangguk. "Oke." Amara maju dan mencengkram satu bahu Cherry.

"Gue mau langsung ke inti. Gue bakal habisin kalian bertiga dan pastiin nggak bakal ada yang nemuin mayat kalian."

Cherry terkekeh geli lalu tertawa, membuat kakak beradik itu mengernyit. Berbeda dengan Ana dan Anya yang terlihat cemas, takut kalau alter ego Cherry tak terkendali.

Can We? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang