He,
~*~
Baekhyun berjalan tertatih menghampiri suaminya. Bagian bawahnya masih sangat perih sekali, tak ayal, mereka baru saja melakukannya, dan Chanyeol tidak bisa santai ketika menghajarnya, maunya digas terus sampai rasanya pinggang Baekhyun mau patah. Sedikit kaku sebenarnya mengingat dua tahun dirinya tak melakukan seks.
Dia hanya menggunakan kaos besar milik Chanyeol yang suaminya kenakan saat keluar kamar.
Dilihatnya Chanyeol berdiri di ambang pintu sambil kepalanya celinguk kanan kiri. Satu tangannya seperti tengah menyanggah sesuatu.
“Ada apa, Yeol?” tanya dia ketika tinggal dua langkah lagi.
Chanyeol berbalik, membuat mata Baekhyun spontan membola ketika melihat--
“Anak siapa yang lo bawa itu, weh?!” Baekhyun hampir menjerit, dia melangkah cepat dan mengambil alih bayi mungil yang ada di gendongan Chanyeol.
Chanyeol menutup pintu, menghalau angin dingin masuk ke rumah dan bisa saja membuat bayi mungil yang masih merah itu kedinginan.
“Gue gak tau, Baek. Pas gue buka pintu, tuh bayi udah ada di depan pintu sama nih kertas.”
Baekhyun mendudukkan dirinya di sofa, mendekap erat tubuh bayi mungil di gendongannya sambil berdesis untuk membuat bayi itu nyaman dalam tidurnya.
“Bibirnya biru, Yeol, kayanya kedinginan.” bisik Baekhyun.
“Gue nyalain penghangatnya.”
Chanyeol berlalu cepat menyalakan penghangat ruangan dan kembali lagi kepada istrinya.
“12 April.” Chanyeol membaca tulisan pada secarik kertas yang dia temukan bersama si mungil.
Baekhyun menoleh, mengintip isi dari kertas.
“Ada lagi isinya?”
Chanyeol menggeleng, “Cuma ini isinya.”
“12 April berarti baru kemaren, Yeol. Astaga… tega banget.”
Mata Baekhyun memanas, dia pandangi lekat-lekat wajah bayi mungil itu dan menyentuhnya.
“Chanyeol lihat, deh.” katanya dan disanggupi oleh yang lebih tinggi. “perasaan gue aja atau anak ini emang mirip Sehun?”
“Hah?”
“Coba perhatiin.”
Chanyeol ikut memperhatikan wajah si bayi mungil. Sering memandangi foto Baekhyun dan Sehun, Chanyeol jadi lebih mengenali wajah Sehun. Dan benar saja, bayi mungil itu memiliki wajah yang mirip dengan mendiang suami Baekhyun.
“Apa jangan-jangan dia anaknya Sehun?”
Satu pukulan mendarat telak di kepala Chanyeol, pria manis itu menatap sengit suaminya.
“Jangan bego deh. Yang bener aja, Sehun udah meninggal dua tahun lalu, nih anak baru brojol kemaren. Yakali emaknya bunting dua tahun.”
Chanyeol menyengir bodoh.
“Hehe, iya ya.”
“Bego dipelihara lo.” maki si mungil.
“Eh eh, dia nangis, Baek.”
Chanyeol kelabakan ketika wajah bayi mungil itu semakin memerah dengan kerutan di dahi dan bibir mencebik. Suara kecil nyaringnya terdengar. Buru-buru Baekhyun menepuk-nepuk pelan pantat si mungil dan menciumi wajahnya.
“Uh, Sayaaang… jangan nagis ya… ada Mama di sini.” bisik Baekhyun lembut, membuat hati Chanyeol menghangat dan mengundang senyumannya.
“Kita adopsi aja yuk, Baek, kayanya yang naroh anak ini minta kita buat rawat dia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOMERANG [CHANBAEK] ✔
FanfictionChanyeol kira Baekhyun akan merasa tersakiti dan terbebani dengan sikap acuh dan angkuhnya. Tapi nyatanya pria mungil nan cantik itu bahkan terlihat biasa saja dan terkesan cuek. Tidak seperti apa yang dia bayangkan. Akankah cinta datang pada merek...