38. Kangen

6.9K 597 1
                                    

Sekarang Sela sudah sadar dan dokter bilang kalau kondisi Sela sudah membaik. tinggal nunggu pemulihan beberapa hari setelah itu Sela sudah boleh pulang.

Semuanya juga sudah menjenguk Sela setelah mendengar Sela sadar. orang tua Sela sangat senang terutama Mama Sela yang menangis Haru karna melihat anaknya yang sudah bangun setelah lama tertidur.

"Lus ayoo!!!" Seru Hira menarik Lusi yang dari tadi gamau melepas Sela dan terus memeluknya

"Iihh Gamauu gasuka gelay" rengek Lusi yang masih memeluk Sela

"Jyjyk gubluk!!" Ketus Rizal lalu ditatap tajam oleh Lusi

"Paan lo!!!" Sewot Lusi

"Heh onta!! Lo gak peka apa gimana!!" Ketus Delon sambil ngode agar melihat Vano

"Apa sih!!" Tanya Lusi bingung

"Udah ayo keluar dulu!!" Kata Haikal narik Lusi keluar ruangan diikuti yang lainnya kecuali Vano

Sela hanya tersenyum melihat mereka. Lalu melirik Vano yang sedari tadi memandangnya! Sekarang hanya ada mereka didalam ruangan dan Sela bingung harus ngapain karna dari tadi Vano hanya diam melihatnya.

'Gue salting anjim!!' Batin Sela

"Ha-hai?" Kata Sela grogi

Dan bukannya menjawab Vano malah langsung memeluk Sela erat

"Kangen kamu" lirih Vano

Sela yang mendengarnya ikut memeluk Vano erat

"Kangen kamu juga" jawab Sela

"Kamu ninggalin aku" lirih Vano

"Maaf" bisik Sela

Vano tidak menjawab dan hanya mengeratkan pelukannya

"Kamu nangis?" Tanya Sela merasa bahunya basah

Vano hanya diam , sela menghembuskan nafas kasar seraya memeluk Vano lebih erat.

Setelah melepas pelukan Vano merebahkan kepalanya di paha sela, ia meraih tangan sela lalu di letakkannya ke dadanya seraya memejamkan mata, setelah itu hanya ada keheningan.

"Gimana kabar kamu?" Suara sela memecah keheningan di antara mereka. "Lebih baik setelah ketemu kamu" jawab Vano.

"Jangan ninggalin aku lagi sel" Vano berucap lirih.

"Aku gak bisa janji tapi aku usahain" ucap sela seraya seraya mengelus rambut Vano.

Vano bangkit dari posisinya setelah itu menghadap ke arah sang gadis, "Udah makan?" Tanya Vano, sela menggeleng pelan. Vano berdecak seraya menepuk pelan kepala sela "bandel!". Sela mengerucutkan bibir kesal.

"Tunggu di sini aku mau cari makanan, jangan nakal!"peringat Vano, sela mengangguk menurut.

Setelah Vano pergi, hanya tersisa keheningan di ruangan itu. Ia meraih buku yang ada di nakas samping brangkar nya.

Sela menghembuskan nafas bosan, sudah sekitar 15 menit Vano pergi mencari makan tetapi belum juga kembali.

Ceklek..

Suara knop pintu yang di putar membuatnya menolehkan kepala, setelah tau siapa yang datang sela memasang wajah kesal

"lama banget" rajuk sela.

Vano tersenyum tipis menanggapi tingkah laku sela,

"antri tadi" Jawab Vano lembut

Sela mengangguk paham dengan netra yang memperhatikan Vano yang sibuk menyiapkan bubur ayam yang tadi di belinya.

Setelah menyiapkan makanan Vano berjalan ke arah sela dan tersenyum melihat Sela menatapnya dengan polos

"Makan yang banyak biar cepet sembuh" ia menepuk pelan puncak kepala sela.

Sela tersenyum sebagai jawaban,

"Mau aku yang suapin?" Tanya Vano lembut

"Udah besar!!" Jawab Sela cemberut ia mulai menikmati bubur ayam yang di bawakan sang kekasih.

Mereka mulai sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, sela yang sibuk menikmati bubur ayam dan Vano yang terus natap Sela dengan sayang.

"Ih berhenti liat aku gitu!" Kata Sela

"Emang kenapa? Kamu cantik" jawab Vano tenang

"Ya kan akunya Malu!! Salting nih sampek gabisa nelen bubur!!" Kata Sela cemberut. Vano yang mendengar pun hanya tertawa. gemas dengan tingkah kesayangannya.

"Udah lanjutin makannya. Harus habis pokoknya!!" Kata Vano serius

Sela mengangguk lalu melanjutkan makan bubur yang tinggal separo.

"Udah?" Tanya Vano yang melihat Sela meminum air. Sela mengangguk sebagai jawaban.

Vano bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah sela, ia mulai membereskan bekas makan Sela. Lalu berjalan keluar untuk membuang nya.

Setelah kembali ke ruang rawat sela Vano membuka obat lalu memberikan obat tersebut kepada sela.

"Minum obat dulu" kata Vano menyodorkan obat ke mulut Sela.

Sela menggeleng enggan, vano yang melihatnya menatap sela tajam. Sela yang di tatap seperti itu nyalinya mulai menciut, ia membuka mulutnya dengan mata terpejam lalu meminum air yang diberikan Vano sampe habis.

"obat sialan!" Umpatnya menatap sinis ke arah obat-obatan yang ada di atas nakas.

Vano terkekeh kecil, "good girl!".

Sela yang melihatnya hanya menatap kesal ke arah pacar yang untungnya sayang itu.

Karna gemas Vano mengulurkan tangannya menggapai pipi tembam sela lalu mencubitnya pelan.

SELA ta KEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang