"Juna, bangun ada temen kamu di depan rumah. " Dinda menepuk pelan kedua pipi milik Juna. Juna perlahan membuka matanya dan sedikit mengulat.
Juna menguap lalu melihat ke arah jam dan dilihatnya jam menunjukkan pukul 9 malam. Dia berpikir, siapa yang datang kerumahnya malam-malam gini.
"Cowok apa laki Bun?" tanya asal Juna sambil melihat Dinda.
"Banci. " Dinda meninggalkan Juna di kamarnya. Juna hanya mengangguk.
Dengan muka bantalnya, dia berjalan menuju pintu rumahnya. Dia melihat seorang gadis dengan rambut merahnya sedang menggendong anak kucing berwarna abu-abu.
"Jono, ko lo bisa-bisanya digendong cewek si. " Juna menghampiri gadis itu. Gadis itu melihat kehadiran Juna.
Juna sedikit terkejut ketika tau bahwa gadis itu Adhera. "Dhera?"
"Lo bisa gasi jaga Jono?!" Dhera berbicara dengan nada yang tinggi.
"Bi - bisa kok. " Juna menjawabnya dengan terpatah-patah.
"Kalo bisa, kenapa dia bisa diluar sendirian?" Dhera menatap Juna dengan lekat membuat Juna mematung seketika. Dhera yang menyadari Juna hanya diam saja, langsung menampar Juna dengan cukup keras.
"Astagfirullah, tega banget. " Juna memegangi pipinya yang terkena tamparan Adhera.
Adhera tertawa kecil. "Lagian lo diem aja, ntar kesambet kesian emak lo. "
Terdengar suara klakson motor yang sangat keras. Juna langsung menoleh ke arah sumber suara dan melihat sebuah motor yang ditaiki oleh seorang lelaki berjaket hitam. Adhera pun ikut melihat ke arah sumber suara itu.
"Yaudah dah, sini Jononya. " Juna mengambil Jono dari tangan Adhera. "lo balik dah, udah malem. Cewek ga baik pulang jam segini, gue ke dalem duluan yaa. " Juna berjalan masuk ke dalam rumah dan menutup pelan pintu rumahnya.
"Gini amat suka sama cewek orang. "
.
Akmal menyusuri koridor kelas dengan earphone di kedua telinganya. Dengan santai dia melewati beberapa kelas. Banyak pasang mata yang menatap dengan kagum, terlebih lagi para gadis.
Seseorang tiba-tiba menarik earphone yang ia kenakan. Akmal langsung memasang muka kesal. Akmal melihat sudah ada Jendi di depannya.
"Gue panggilin juga, " ujar Jendi.
"Iya? Gue ga denger tuh. " Akmal kembali berjalan dan melewati Jendi yang berada di depannya. Jendi langsung berjalan di samping Akmal.
"Ya lo budek. " Jendi melipatkan tangannya di dada, lalu dia tersadar akan satu hal. "Eh Mal, liat rambut gue deh. " Jendi memperlihatkan rambutnya yang berwarna biru muda.
"Ko bisa rambut Lo ijo gitu? " ujar Akmal dengan kedua matanya fokus melihat rambut biru Jendi.
"Ko ijo si, ini aja coklat. " Jendi sedikit merapihkan rambutnya. Akmal memukul pelan pundak Jendi. "mata lo bermasalah Jen, ke Dokter hewan sono. "
"Lo kata gue hewan?" ucap Jendi sambil memutarkan kedua bola matanya.
"Em, sejenisnya mungkin Jen. " Akmal tertawa lalu berlari menjauh dari Jendi. Dengan cepat Jendi menyusul Akmal.
Akmal berlari sampai masuk kelasnya. Tapi saat di pintu masuk dia hampir menabrak seorang gadis berkerudung putih panjang, sangat cantik. Gadis itu terkejut hingga mengelus dadanya. Jendi yang melihatnya membulatkan matanya.
"Aisyah?"
Gadis itu menoleh ke arah Jendi. "Jendi?"
Akmal terdiam dan melihat keduanya. Dia menghela nafas pelan, "Ga ada yang mau manggil gue gitu?"
Jendi melihat ke arah Akmal. "Akmal?"
Akmal menaruh kedua tangannya di pipinya. "Aw, Jendi? Kaukah itu?"
Jendi menatap datar Akmal. "Pergi lo! Jijik!" Dengan wajah kesal, Akmal masuk ke dalam kelas dan meninggalkan mereka berdua di depan kelas.
Jendi menghampiri Aisyah. "Subhannallah, kamu berkerudung. " Jendi menatap kagum Aisyah.
Aisyah tertawa kecil sambil menundukkan kepalanya. "Iya Jen. Em, aku pergi dulu ya. " Aisyah langsung pergi menjauh dari Jendi.
Jendi menatap kepergian Aisyah sambil terus tersenyum. Juna yang baru saja tiba, melihat ke arah Jendi dengan kebingungan.
"Ngapa lo senyum-senyum pagi-pagi? " Juna merasa tubuhnya merinding. "ihh pagi-pagi dah mistis aja lo Jen. "
Jendi menahan lengan Juna. Juna melihat ke arah jendi. "Mau apa lo dari gue?"
"Jun, lo tadi liat ga?" Jendi masih melihat ke arah depan sambil tersenyum.
"Liat apaan? Banyak yang gue liat daritadi. Termasuk gue liat Aisyah berkerudung tadi---" belum selesai berbicara, Jendi langsung memegang kedua bahu Juna dengan kuat sambil menggoyangkannya.
"Itu maksud gue, dia makin cantik aja Jun. Kok bisa?!" Jendi terus menggoyangkan bahu Juna. Juna menepis kedua tangan Jendi dari bahunya.
"Ya mana gue tau Jen, yang bener aja lo nanya ama gue. Lo kata gue Bapaknya, " ujar Juna lalu berjalan masuk kelas.
"Bisa-bisanya mantan makin kesini makin cakep. "
.
Bel istirahat berbunyi. Membuat murid kelas sedikit merenggangkan badannya. Jendi masih sibuk rambut birunya, Akmal asik bersenda gurau dengan gadis sebelahnya dan Juna bergelud dengan buku catatannya.
Suara larian para murid terdengar. Mereka berbondong-bondong berlari menuju lapangan basket. Juna, Akmal, dan Jendi melihat dari jendela kelas.
"Buset rame amat, ada apaan? Ada yang hamil?" tanya asal Akmal.
Juna memukul pelan punggung Akmal. "Omongan lo tuh ett, " ujar Juna.
"Biasalah, para ciwi-ciwi pengen liat si Asu sama para kawannya, " saut Jendi yang masih merapihkan rambutnya.
"Mau ngapain mereka emangnya?" tanya Akmal sambil melihat ke arah Juna dan Jendi.
"Nari ballet, " jawab Jendi.
Akmal membulatkan kedua matanya. "Iya gitu?"
"Oiya dong, kerenkan? Mereka aja bisa balet, masa lo engga Mal, " Juna menimpali.
"Jendi aja bisa nari jaipong, " lanjut Juna.
Akmal menghela nafas pelan dan memposisikan tubuhnya ke arah depan. Matanya melihat ke arah Aurel yang jalan melewati kelasnya. Dengan secepat kilat, dia menghampiri gadis itu.
Juna dan Jendi yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing merasakan sesuatu lewat dengan cepatnya, hingga tubuh mereka sedikit terhempas.
"Buset, apatuh yang lewat?" Jendi langsung melihat ke segala arah.
"Biasalah, ada yang mau pdkt. " Juna masih fokus menulis.
"Akmal aja pdkt, masa lo engga?" ledek Jendi sambol menyisir rambutnya dari berbagai sisi.
"Udah ko, semalem. "
Jendi terkejut, "Hah? Ngapain Adhera ke rumah lo? Ngasih martabak? "
"Yang bener aja Jen, masa cewek yang kerumah cowok buat ngasih martabak. "
- Bersambung -
Votenya jangan lupa ya !
KAMU SEDANG MEMBACA
Genk JAJ || Norenmin [LAGI DIREVISI!]
Humor{FOLLOW DULU SEBELUM BACA WORK INI!} *** Juna, Akmal, dan Jendi, atau biasa dikenal dengan GENK JAJ. Mereka memiliki kisah asmara yang kelam, yang membuat mereka memiliki tekad untuk merubah diri menjadi lelaki sejati yang sulit ditakluk kan. Hingga...