{ 20 }

40 22 0
                                    

Kinandra Renjuna

.

"Udah ga ada yang ketinggalan kan?"

Juna terdiam lalu melihat ke arah rumahnya. Dia menghela nafas pelan dan mengangguk pelan. Sebuah mobil pink tiba-tiba saja tiba di depan gerbang rumahnya. Lalu dari tempat kemudi, kacanya terbuka dan menampilkan seorang gadis yang sedang melepas kacamata hitamnya.

"Mekay?" Juna menoleh ke arah Dinda.

"Iya, Mekay yang nganterin kamu ke bandara. Bunda yang minta, " ujar Dinda.

Mekay melihat arloji yang melingkar sempurna di pergelangan tangan kirinya. "Ga usah banyak nanya deh, ini udah telat. Gue sibuk soalnya, " ucap Mekay lalu menutup kaca mobilnya. Juna yang melihatnya tertawa kecil.

Setelah berpamitan, Juna masuk ke dalam mobil dan mobil itu membawanya pergi dari rumahnya. Hampir 15 menit lamanya tak ada suara di dalam mobil. Keduanya berada di pikirannya masing-masing.

"Mek?" panggil Juna.

"Diem Jun, gue lagi gamau yang nangis sekarang. Ntar aja pas di bandara. "

Juna mengangguk dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia mencoba memahami posisi Mekay sekarang.

Di bandara, Mekay memberhentikan mobilnya tepat di depan bandara. Juna yang berniat turun terhenti ketika melihat Mekay yang tetap duduk sembari menatap ke arah depan.

"Lo gamau ikut turun Mek?" tanya Juna.

"Engga usah, semangat kuliahnya Jun. Jangan lupa kabarin gue ya, " balas Mekay sembari menatap ke arah Juna dan tersenyum. Juna mengangguk dan mengacak puncuk kepala Mekay.

"Gue berangkat ya. "

Juna turun dari mobil dan mengambil kopernya di dalam bagasi mobil pink itu. Juan berjalan melewati mobil Mekay. Dari dalam mobil, Mekay melihat Juna yang tiba-tiba saja berhenti. Tak lama, notifikasi ponselnya berbunyi.

Calon masa depan gue <3
I love you.

Read.

Mekay tersenyum saat membaca pesan dari Juna lalu dia melihat Juna yang sudah berjalan kembali. Mekay memukul stir mobil berapa kali sambil tersenyum senang.

"Sumpah-sumpah, ini Juna yang ngirim? Bukan Jendi?"

"SUMPAH INI JUNA KAN?!"

"SUMPAH INI JUNA SUKA SAMA GUE?! " teriak Mekay sekali lagi.

"Gila si, emang pelet gue kuat banget. "

"Ga jadi nangis gue mah, gue malah senyum ampe tua ini mah. "

Mekay pun melajukan mobil pinknya untuk pergi dari bandara. Tanpa sadar dia melewati Juna yang berhenti berjalan, Juna saat melihat mobil itu melewatinya tersenyum.

Notifikasi dari ponsel nya berbunyi berapa kali. Juna langsung memeriksanya.

Genk JAJ ga jadi bubar

Jendi
@Juna Maaf bro, gue ga bisa nganter lo ke bandara
Lagi bantu Umi beresin baju buat pergi besok

Juna
Gapapa, gue tadi dah dianter ama Mekay

Jendi
Aduh, apa anda berdua sudah official?

Juna
Doain aja

Akmal
Dih anjir, pada pergi semua. Terus gue ama siapa ntar?

Juna
Temenin Mekay sono,

Jendi
Noh Mal, dapet amanah

Akmal
Oh itu tentu, siap laksanakan komandan.
Nanti pas lo dah di sono, gue pastiin ga ada satu goresan di Mekay

Juna
Iya-iya, yaudah gue mau berangkat dulu

Jendi
Oke, hati-hati lo di negara orang
Kuliah bukan malah ngoleksi tante-tane

Akmal
Semangat kuliahnya Juna

Jendi
Asli Mal, gue ngeri ama ketikan lo

Juna
Hahaha anjir, iya makasi udah ngingetin
Gue berangkat dulu ya

Juna tertawa melihat tingkah keduanya, lalu dia berniat menaruh kembali ponselnya di saku tapi terdapat notifikasi dari ponselnya. Akhirnya dia mengurung niatnya dan melihat notifikasi itu.

Adhera
Kak lo mau ke Jerman ya?
Gue baru tau dari Mekay
Btw, semangat kuliahnya
Gue tau gue telat tapi,
Gue suka sama lo Kak

Read.

Juna menggelar nafas pelan. "Maaf Ra, gue dah ada Mekay sekarang. "

.

Di Jerman, Juna langsung menuju apartemen. Dia benar-benar sendiri di negara ini. Setelah membuka kamarnya dia melempar tubuhnya ke ranjang. Tubuhnya seketika remuk karna perjalanan panjangnya. Dia mengambil ponsel yang berada di saku celananya, dia baru sadar kalo dia tidak memainkan ponselnya selama perjalanan.

Dia terkejut melihat beberapa pesan dan puluhan panggilan tak terjawab dari Mekay. Juna berniat menelpon balik Mekay, tapi tanpa sadar Mekay menelponnya lebih dulu. Juna melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 6 sore, alhasil di Indonesia sudah pukul 12 malam. Juna menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya gadis itu belum tertidur.

"Mek?"

"JUNA?! SI ASU GUE TELPONIN DARITADI JUGA!"

Juna sedikit menjauhkan ponselnya saat mendengar suara teriakan Mekay.

"Maaf Mek, gue daritadi ga buka HP. "

"Udah nyampe Jun?"

"Hm, udah. Lo tidur sono, ini udah malem. Gila kali lo, " omel Juna.

"Ko cuek gini si Jun? Lo udah ada degem ya disono? "

Juna memijat pelipisnya. "Ya ampun Mek, gue baru nyampe. Ngeliat orang-orang disini aja belom, gue ga bakal suka sama cewek sini. Ga cakep, cakepan cewe Indonesia. "

"Kaya gue ya?"

"Engga si, pede banget lo. "

"Lo kenapasi gamau ngaku? Takut banget di depak dari negara sendiri apa kalo lo bilang gue cantik. " omel Mekay dari sana.

"Lo cantik Mek, sangat cantik. Jaga baik-baik, siapa tau nanti anak gue juga cantik kaya lo. "

Tiba-tiba, tak ada jawaban dari sana. Terdengar hening, sangat hening.

"Mek?"

"AHHH! SIALAN LO JUNAA!!"

Teriakan Mekay berhasil membuat Juna agak menjauh dari ponselnya. Dan diam-diam dia matikan telponnya.

"Semoga rasa gue ga berubah sama lo Mek. "

- bersambung -

Genk JAJ || Norenmin [LAGI DIREVISI!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang