"Jadi lo bertiga udah gamau ngonten lagi?"
Jendi, Akmal, dan Juna terdiam mendengar pertanyaan dari Mekay. Mereka tidak bisa menjawabnya, seperti sulit menemukan satu jawabannya. Mekay menghela nafas kasar.
"Bukan laki lo, baru digituin aja udah nyerah. Katanya mau jadi idaman para ciwi-ciwi, mereka demennya yang maco bukan lembek kaya lo bertiga. " Mekay melipatkan kedua tangannya di dada.
"Bukan gitu Mek, tapi lo liat sendiri tadi di sekolah gimana. Bukan Juna doang yang dikatain begitu, gue ama Akmal udah kena juga. "
Juna berusaha memalingkan wajahnya ke segala arah dan Akmal sibuk dengan pikirannya.
"Jen, Mal, Jun. Hidup ga harus berada diatas untuk selamanya, ada kalanya hidup itu ada dibawah. Semesta lagi menguji kalian bertiga, sejauh mana kalian bertahan. Jatuh sekali itu wajar, biar ada pelajaran. Dan lo bertiga nya bisa ambil hikmahnya, jangan kaya bocah gini deh plis. "
"Kalo lo bertiga begini, Si Suga malah kesenengan. Ck, miris. " Mekay memutarkan kedua bola matanya.
"Terus lo mau kita ngapain?" tanya Akmal.
"Ngonten lagi. "
"Tapi kita udah ga ada bahan ngonten Mek. " ujar Juna.
Mekay berpikir sebentar lalu, "Kenapa lo bertiga ga nyoba nyanyi?"
"Hah?!"
"Gila lo!"
"Gue baru makan seblak Mek!"
Mekay menaikkan kedua alisnya. "Ngapasi? Lebay lo. Dicoba aja belom, udah ngeluh. "
Jendi, Akmal dan Juna saling melirik lalu memberi sinyal. Juna menghela nafas panjang.
"Ayo dah kita coba dulu. " ujar Juna. Akmal yang mendengarnya langsung terkejut.
"Yang bener aja lo Jun, gue baru makan seblak. Nanti suara gue kaya bajaj kan repot. "
.
Karna suara Akmal yang tidak memungkinkan alhasil dia memilih memainkan piano. Tidak ada yang tau kalau Akmal memiliki bakat memainkan alat musik tersebut. Jendi, Juna, dan Mekay dibuat terkejut ketika melihat Akmal sangat pandai memainkannya.
"Wah gila, ko lo diem-diem aja si Mal? " ujar Jendi. Akmal terkekeh mendengarnya.
"Terkadang bakat itu harus dipendam Jen. " balas Akmal.
"Bakat kaya gini kalo dipendem sayang banget. " Juna menggelengkan kepalanya.
Mekay merangkul Akmal. "Kalo kaya gini, gue makin demen sama lo Mal. " Akmal langsung menoleh ke arah Mekay, begitupun Juna dan Jendi.
"Katanya demennya sama gue, " ujar Juna dan berusaha melihat ke arah lain.
"Engga ah males, lo ga peka-peka. Mending ama Akmal. " Mekay memanyunkan mulutnya.
Jendi menepuk-nepuk pundak Juna. "Kasian, makannya kalo udah ada yang di depan mata, jangan sok nyari yang lain. "
"Udah ah ayo mulai, keburu suara gue udah gamood lagi ni. " ujar Juna berusaha mengalihkan topik. Mekay yang melihat tingkah Juna tersenyum tipis.
Mereka mulai menyiapkan segalanya. Dari properti nya hingga kamera yang akan merekam mereka. Jendi dan Juna duduk bersebelahan yang keduanya berjarak 1 meter. Sedangkan Akmal berada di samping Juna dengan piano yang akan di mainkannya. Mereka memakai latar taman belakang yang berada di rumah Akmal, oleh karna itu mereka memilih rumah Akmal sebagai tempat yang cocok untuk membuat video.
Jendi mengangkat tangannya. "Kita mau nyanyi apaan emangnya?"
.
Instrumen dari piano mulai terdengar merdu. Intro yang dibuat Akmal sangat enak didengar ditelinga. Mekay yang mendengarnya sampai tak sadar jika mulutnya sedikit terbuka. Jendi dan Juna juga sangat menikmatinya. Mereka berdua menanti bagiannya masing-masing. Jendi menarik nafas sebentar, lalu mulai mengangkat mic yang ia pegang.
Di ujung cerita ini
Di ujung kegelisahanmu
Kupandang tajam bola matamu
Cantik, dengarkanlah aku
Aku tak setampan Don Juan
Tak ada yang lebih dari cintaku
Tapi saat ini 'ku tak ragu
'Ku sungguh memintamu
Juna menarik nafasnya dan mulai mengangkat mic yang ia pegang. Matanya yang awalnya terpejam kini sedang melihat ke arah Mekay.
Jadilah pasangan hidupku
Jadilah Ibu dari anak-anakku
Membuka mata dan tertidur di sampingku
Mekay berusaha menahan senyumnya namun ia gagal. Damn, dia bingung harus apa sekarang.
Aku tak main-main, seperti lelaki yang lain
Satu yang kutahu
'Ku ingin melamarmu
Akmal mulai mengakhiri permainan pianonya dan dia akhiri senyuman manisnya. Ketiganya saling menghela nafas lega. Dan Mekay langsung menepuk tangan sekencang mungkin sambil menampakkan wajah yang terharu.
"Berasa gue yang dinyanyiin. " Mekay menghampiri ketiganya.
"Jendi, dan lo Juna. Bisa-bisanya punya suara bagus ga ngasih tau, " ujar Mekay sembari memukul pelan lengan keduanya.
"Ini si fix, bakal rame. Kalo ga rame, gue bakar gedung YouTube awas aja!"
Juna yang mendengar perkataan Mekay tertawa kecil, begitupun Akmal dan Jendi.
"Lain kali, gue pengen denger suara Akmal. " ujar Jendi lalu menyenggol lengan Akmal.
"Nanti lo ternga-nga denger suara gue. Makannya gue gamau ngasih tau lo. "
.
Malamnya Jendi, Juna, dan Mekay pamit pulang dari rumah Akmal. Jendi mengendarai motor putihnya, Juna Dan Mekay menggunakan mobil pink milik Mekay. Hampir 20 menit tak ada suara dari dalam mobil. Hanya suara lalu lalang dari kendaraan luar. Hingga pada akhirnya Juna membuka suara terlebih dahulu.
"Lo beneran suka sama Akmal?" tanya Juna.
"Kalo iya, kenapa?" dan Mekay langsung menoleh ke arah Juna sambil menutup mulutnya dengan satu tangannya. "Lo suka sama gue Jun? Sumpah?!"
"Engga kocak, ngapain gue suka sama lo gabut amat. "
"Yeu ngapasi, suka sama gue ga bakal bikin ekonomi negara Indonesia berkurang kali. " Mekay menatap Juna sinis.
"Ga ada hubungannya bodoh. "
Mekay sempat berpikir lalu, "Lo ko tadi pas nyanyi liatin gue? Lagi latihan buat ngelamar gue nanti ya?" Mekay tersenyum miring ke arah Juna.
"Bener-bener gila ya lo Mek. "
- Bersambung -
***
Kira-kira gambarannya kaya gitu mereka berdua nyanyi. pls aku juga baper dengernya melting banget😭
pokoknya Jendi punya ku, gamau tau😗
Anw, jangan lupa votenya ya !See you next chap semuanya !
KAMU SEDANG MEMBACA
Genk JAJ || Norenmin [LAGI DIREVISI!]
Humor{FOLLOW DULU SEBELUM BACA WORK INI!} *** Juna, Akmal, dan Jendi, atau biasa dikenal dengan GENK JAJ. Mereka memiliki kisah asmara yang kelam, yang membuat mereka memiliki tekad untuk merubah diri menjadi lelaki sejati yang sulit ditakluk kan. Hingga...