Karna kondisi Juna yang tidak memungkinkan, Juna memutuskan untuk tidak masuk hari ini. Butuh perdebatan antara keduanya untuk bisa mencapai keputusan itu. Keduanya saling berbicara dengan penekanan yang kuat.
"Gue aja yang ga masuk lo jangan, lo masih baru. " ucap Juna sambil menatap Mekay dengan wajah yang serius.
Mekay menggeleng. "Engga, terus lo gimana? Masa gue ninggalin--" Juna menaruh jari telunjuk di bibir Mekay hingga dia terdiam seketika.
"Udah diem nurut ama gue. Gue gapapa Mek, nanti gue suruh Akmal atau ga Jendi buat jemput lo. "
Mekay mungkin sudah lupa caranya bernafas, dia masih terdiam dengan tatapan masih menghadap wajah tampan Juna. "Ganteng banget, " ucap Mekay begitu saja.
Juna langsung menurunkan jarinya lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. "Bentar, gue telpon mereka dulu. "
Mekay tersenyum semeringah. "Nyeh, salting masnya. " Mekay menyenggol-nyenggol pundak Juna.
"Diem! " Juna melihat kearah Mekay dan berusaha sekuat tenaga menahan senyumnya. Itu malah membuat Mekay yang melihatnya gemas.
"Ga usah gitu, lo demen kan digituin?" tanya Mekay.
"Astagfirullah Juna, lo ngapain? Ama cewek lagi!" ucap Akmal dari sebrang telpon.
Juna langsung melihat ke arah ponselnya dan baru menyadari bahwa telponnya sudah diangkat.
"Banyak ngomong deh, kesini buru jemput Mekay. Gue ada problem jadi ga masuk dulu sekarang, " ujar Juna.
"Problem apa? Kan bener lo ngapa--"
"Diem, by one kita! Buru kesini!"
"Siap komandan!"
Telpon pun terputus. Lalu Juna menaruh kembali ponselnya di saku celananya. Dan melihat ke arah Mekay yang entah sejak kapan memandangnya.
"Terus mobil gue gimana? Kalo gue sekolah, " ucap Mekay.
"Tenang aja, ntar gue lelang. " ucap Juna sambil tersenyum miring.
"Lo mau gue tambahin ukiran di wajah ganteng lo? " ucap Mekay dengan menaikkan satu alisnya.
"Jangan dong, nanti Dhera ga suka ama gue. "
Mekay menatap datar Juna. "Ngapa lo liatin gue gitu?"
"Bisa-bisanya ye, gue yang daritadi bantu lo pas nyawa lo tinggal seperempat. Terus gue yang ngobatin luka-luka lo, gue yang nemenin lo. Dan lo masih aja Dhera Dhera Dhera, yang bener aja Jun. "
Juna hanya bisa menampilkan gigi rapihnya. Mekay hanya memalingkan wajahnya ke arah lain, menunjukkan bahwa dia sedang marah.
Juna menarik pelan wajah Mekay agar menghadap ke arah nya. "Yaelah gitu doang lo ngambek, ntar pas pulang sekolah gue ajak ke toko album. "
Mekay langsung tersenyum. "Beli album ya?"
"Iye, tapi satu versi aja. Gue gampar ampe full versi. "
Mekay memberi hormat kepada Juna. "Siap komandan!"
Juna tertawa kecil melihat tingkah Mekay yang cepat luluh hanya ditawarkan itu. Semudah itu ternyata membahagiakan seorang gadis sepertinya.
Tak lama, Jendi datang dengan motor putihnya. Mekay langsung turun dari mobil dan naik ke motor Jendi lalu siap berangkat sekolah.
"Hati-hati bawa motornya, dia masih ada utang ama gue. " ucap Juna dari dalam mobil.
"Meh, udah buru Jen jalan. " Mekay menepuk pundak Jendi.
"Siap tuan putri! Putih, go!"
Jendi menancapkan gas menuju sekolah. Sampai sana, Mekay terlihat mual. Dia turun motor dengan gontai. Akmal langsung menghampirinya dan menepuk pelan pundak Mekay.
"Heh! Jen, jodoh gue lo apain? " tanya Akmal dengan wajah khawatir.
"Jen, gue tau lo cinta banget ama Tuhan lo tapi ya jangan cepet-cepet pengen ketemunya. " ucap Mekay yang masih menundukkan kepalanya karna mual.
"Ya maap, kan gue takut telat Mek. "
.
Ketiganya tengah berjalan menujun kantin. Disana, Akmal langsung memesan makanan, Jendi dan Mekay sibuk bersenda gurau di meja mereka. Tapi Mekay tak sengaja mendengar perkataan seorang murid di sana.
"Lo tau gasi? Kak Suga bikin Youtube anjir! Sumpah dia ngevlog gitu, lucu banget jodoh gue. "
Mekay mengerutkan keningnya. Lalu menoleh ke arah perkumpulan para gadis itu, dia pindah duduk dan memilih ikut mendengarkan cerita mereka.
"Terus terus gimana? Banyak ga yang liat?" tanya Mekay tiba-tiba.
Semua murid di meja itu pun menoleh ke arah Mekay. "Anak baru ya?" tanya salah satu dari mereka.
"Iye, udah buru jawab pertanyaan gue. "
"Banyak dong, muka ganteng gitu masa ga ada yang mau liet. "
Mekay mengangguk paham lalu kembali duduk di tempat sebelumnya.
"Darimana lo?" tanya Akmal.
"Abis ikut ghibah. "
"Lo pada ga ada niatan bikin youtube juga?" tanya Mekay tiba-tiba.
Membuat Akmal yang sedang menyantap seblak tersedak, begitupun Jendi yang sedang meminum es teh nya.
"Ga usah kaget gitu, gue cuman nanya. " Mekay melipatkan tangannya di dada. Lalu sedikit menyeruput es miliknya.
"Ya tapi pertanyaan lo ga wajar Mek, " ujar Akmal.
"Wajar lah, emang salah kalo lo pada bikin youtube? Muka lo pada juga mendukung ko, emang lo pada gamau diteriak-teriakin ama cewek? Kalo diteriakin maling pasti pernah kan. " jelas Mekay.
"Bukan gitu Mek, tapi---"
"Udah ye, gini kisah percintaan lo pada kelam banget kesian gue liatnya---"
"Bentar, ko lo tau?" potong Akmal.
"Semalem gue ngeghibah bareng Juna soalnya. "
"Udah lah, ga usah ntar gue terkenal kaya Afgan gimana? Repot. " ucap Jendi lalu menyeruput es tehnya.
Mekay mengangguk lalu terkejut melihat ada seorang lelaki duduk di sampingnya. Suga.
"ASTAGHFIRULLAH!"
Suga tertawa kecil melihatnya. "Biasa aja dong, ampe kaget gitu. Tapi tetep cantik ya, " ucapnya sambil tersenyum miring.
"Nyeh, buaya. " Mekay memutarkan bola matanya.
"Siapa buaya?"
"Bapa lo!"
"Tapi gue yatim. "
"SERIUS?!"
- Bersambung -
KAMU SEDANG MEMBACA
Genk JAJ || Norenmin [LAGI DIREVISI!]
فكاهة{FOLLOW DULU SEBELUM BACA WORK INI!} *** Juna, Akmal, dan Jendi, atau biasa dikenal dengan GENK JAJ. Mereka memiliki kisah asmara yang kelam, yang membuat mereka memiliki tekad untuk merubah diri menjadi lelaki sejati yang sulit ditakluk kan. Hingga...