Votenya jangan lupa ya !
***
Dikantin, Akmal sudah mengantri bersama murid perempuan di depan sebuah warung. Sepertinya dia lelaki sendiri disitu, tapi dia tidak peduli karna mengisi perutnya adalah yang paling utama.
Sedangkan Jendi dan Juna sedang bersenda gurau di salah satu meja makan. Mereka tertawa lepas membahas hal yang random.
"Eh, gue tau ni. Bisa ga pas gue nikah nanti ga usah pake wali? " tanya Jendi. Juna memukul lengan Jendi. "Dih bego, terus lo mau pake apaan?"
"Noah. " Jendi tertawa lepas hingga memukul meja. Dan Juna terdiam.
"Hah?" Juna masih berpikir keras hingga pada akhirnya saat Jendi sudah tidak tertawa, dia baru tertawa.
"Ohh hahahaha. " Jendi yang melihatnya hanya terdiam sambil menghela nafas pelan.
"Gue ada tebak-tebakan ni, " ujar Juna.
"Apa tuh?"
"Bebek apa yang kakinya dua?" Juna melipatkan kedua tangannya di dada. Jendi mulai berpikir.
"Bebek yang kakinya dua, emang ada?" tanya Jendi.
"Ga ada Jen ga ada, " kesal Juna.
"Terus ngapa nanya gue anjir, "
Juna menepuk pundak Jendi. "Cari tau, kalo udah tau jawabannya kasih tau gue. " Dan Jendi hanya mengangguk nurut.
Tak lama, Akmal datang dengan tangan kanannya yang membawa semangkok seblak dan tangan kirinya membawa segelas es teh manis. Dengan santai dia duduk di depan Juna dan Jendi.
"Bisa-bisanya gue temenan sama orang yang suka seblak. "
"Lho? Emang kita temenan?" ujar Akmal sambil menatap Juna dan Jendi.
"Terus selama ini kamu menganggap aku apa?" ucap Jendi dramatis sambil memegang dadanya.
Juna memukul punggung Jendi pelan. " Drama hidup lo. "
Jendi memanyunkan bibirnya. "Daritadi gue ditabok mulu sama Juna. "
"Lah emang iya? Kagak ah, " bela Juna.
"Bodo!" Jendi memutar malas bola matanya. Lalu dia melihat Akmal yang sedang memakan seblaknya. "lo suka seblak gitu Mal?"
"Iyalah daripada suka sama lo, " ujar Akmal sambil menyantap makanannya.
"Iya juga si. " Jendi mengangguk, kedua mata Jendi langsung menangkap seorang gadis yang baru masuk ke dalam kantin. Gadis yang berambut coklat pekat dengan baju dan rok yang sangat ketat ditambah bibirnya yang terlihat merah.
Jendi menyenggol tangan Juna. "Jun, ada Dhera noh. " Juna langsung menatap ke arah pintu masuk kantin. Akmal pun ikut melihat ke arah yang sama.
"Dia siapa?" tanya Akmal.
"Calon Ibu dari anak gue, " jawab Juna.
"Kalo emaknya begitu anaknya gimana?" Akmal menggelengkan kepalanya.
"Ya anaknya mirip gue lah, kan gue Bapaknya."
"Halu lo keras juga bro, " ujar Jendi sambil mengelus pelan pundak Juna.
Juna menepis tangan Jendi. "Jangan gitu dong, doain kek biar kenyataan, " ucap Juna.
"Iyaa, Amin Ya Allah kabulkan haluan teman ku ini, kasian dia sudah ditolak berapa kali. Kasih lah dia pencerahan, biar milih yang bener. " Jendi mengintip ke arah Juna dan melihat Juna sedang menatap elang dirinya.
"Dia jalan kesini, " ujar Akmal membuat Juna dan Jendi menoleh ke arah gadis itu. Dan benar saja, gadis itu menghampiri mereka.
Adhera menggeprak meja mereka bertiga dengan keras hingga membuat seisi kantin terkejut termasuk yang berada di meja itu.
"INNALILLAHI!" teriak Jendi.
"Buset, biasa aja neng. Untung seblak gue ga tumpah, " ujar Akmal sambil mengelus dadanya.
"Mau apa? Hah? Ga usah marah-marah gitu ah, nanti cantiknya ilang. " Juna tersenyum ke arah Adhera. Jendi dan Akmal yang mendengarnya menatap jijik ke arah Juna.
"Minggir dong kak, gue laper. " Adhera melipatkan tangannya di dada. Gadis yang rambutnya dikuncir kuda berada di belakang Adhera melihat Akmal dengan tatapan sinis.
"Lo laki suka seblak? Waras? "
"Maaf ni cantik, seharusnya spesies kaya gue ini harus dilestarikan. Kan kalo cewek gue makan seblak, gue ikut makan. "
"Punya cewek lo?"
"Punya, lo kan cewek gue?" Akmal menatap gadis itu sambil mengangkat satu alisnya. Gadis itu seketika terdiam. Adhera yang melihat temannya dibuat terdiam oleh Akmal langsung menyenggol lengannya.
"Aurel, " panggilnya. Aurel langsung tersadar dan bersikap seperti tidak ada yang terjadi.
"Jadi nama lo Aurel? Cantik juga namanya, kenalin gue Akmal. " Akmal tersenyum. Sedangkan, Aurel berusaha mengabaikannya.
Jendi yang melihat kedua temannya hanya bisa mengelus dada. "Bisa-bisanya gue jomblo sendiri disini. "
"Jadi lo bertiga kapan pergi? " tanya Adhera.
Juna menggeser tubuhnya untuk memberi tempat. "Ni, duduk disini. "
"Lo pikir gue mau gitu duduk disamping lo? Yang bener aja kak, ya ampun. " Adhera tersenyum miring.
Juna dan Akmal menahan tawanya. Dan Jendi hanya tersenyum pasrah.
"Ada kak Suga woy! "
Semuanya pun langsung menoleh ke arah pintu masuk kantin. Terdapat, tiga lelaki berada disana.
Akmal mendekati Jendi. "Mereka siapa?"
"Aduh gue ampe lupa, lo anak baru, kesian banget si. Sini gue kenalin. Itu tuh, cowok yang rambutnya merah banget udah kaya kebakar namanya kak Tetet. Terus cowok yang bajunya kebuka, namanya kak Asu--"
"Hah? Serius namanya Asu?" tanya Akmal.
"Ck, ya engga. Itu gue plesetin aja, namanya Suga. " Akmal mengangguk paham.
"Terus yang ono noh, yang cowok---" belum selesai Akmal berbicara, orang yang ditunjuk noleh ke arahnya.
"Ngapa lo nunjuk-nunjuk gue? " dia pun menghampiri ke arah Akmal.
Akmal dan Jendi langsung membulatkan matanya. "Mampus, lo si pake nunjuk-nunjuk. "
Juna yang melihat mereka berdua hanya bisa mengucapkan istigfar dan berdoa agar mereka diselamatkan nyawanya.
"Jen, gue deg-deg an. Apa ini yang dinamakan cinta?" tanya Akmal. Jendi langsung menatap ke arah Akmal. "gue juga Mal."
-Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Genk JAJ || Norenmin [LAGI DIREVISI!]
Humor{FOLLOW DULU SEBELUM BACA WORK INI!} *** Juna, Akmal, dan Jendi, atau biasa dikenal dengan GENK JAJ. Mereka memiliki kisah asmara yang kelam, yang membuat mereka memiliki tekad untuk merubah diri menjadi lelaki sejati yang sulit ditakluk kan. Hingga...