{ 8 }

43 33 0
                                    

Hai kalian semua ! Aku bangga banget buat kalian yang udah baca ampe sini. Semoga kalian ga pernah bosen baca cerita ga jelas ini hahahaha.

enjoy ya ! Happy reading !

***

Jendi dan Akmal memapah Juna menuju rumahnya. Mungkin karna nyawa Juna belum sepenuhnya berkumpul akibat kejadian di halte tadi. Kedua mata Juna terlihat sayu, sedangkan Jendi dan Akmal terlibat lelah memapahnya.

"Rumah lo dimana si? Daritadi jalan keknya ga nyampe-nyampe, " ujar Jendi dengan nada kesal. "jangan-jangan lo ngerjain kita berdua ya? Ngaku lo!"

"Berisik deh kaya cewek, ikut kata gue aja apa. " Juna menatap sinis ke arah Jendi.

Juna melihat ke arah depan lalu menghentikan langkahnya. Jendi dan Akmal pun ikut memberhentikan langkahnya.

"Mobil sapa dah? Warna pink lagi, " ucap Juna ketika melihat sebuah mobil pink terparkir di halaman rumahnya. Juna melepaskan tangannya dari pundak kedua temannya. Lalu berjalan perlahan menuju rumahnya. Jendi dan Akmal membuntutinya dari belakang.

Tiba-tiba saja Juna tersandung dan langsung menatap tajam ke arah Jendi.

"Ngapa lo liat-liat?" tanya Jendi yang kebingungan.

"Ga usah narik tali sepatu gue Jen!" kesal Juna.

Jendi langsung melihat ke arah bawah dan benar kakinya menginjak tali sepatu Juna. Sambil memperlihatkan tersenyum manis, Jendi mengangkat kakinya ke sisi lain agar Juna dapat berjalan dengan aman.

"Nyengir lo, "

"Senyum doang Jun ya Allah, sensian amat pms ni gue yakin. "

"Juna?"

Suara seorang gadis itu sontak mereka bertiga langsung menoleh ke arah sumber suara. Terdapat seorang gadis berambut pink memakai kaos putih lengan pendek dipadukan celana levis pendek, dan jangan lupakan wajah cantiknya dicampur bola matanya yang coklat.

"Buset deh, bidadari darimana itu?" ucap asal Jendi.

"Untuk kali ini, buat gue ya Jen. " sahut Akmal tampa sedikit pun mengalihkan pandangannya dari gadis itu.

"Mekay? Sejak kapan rambut lo kaya ondel-ondel?"

"ANJING!" teriak Mekay.

"Heh, biasa aja cantik. Sabar, kadang Juna emang gitu omongannya suka bener. " Jendi mengakhiri dengan senyumannya.

Akmal melihat ke arah Jeno dan Mekay secara bergantian. "Lo bedua ada janjian manggung apa gimana? Ampe rambut lo bedua dah kaya rasa pop ice. "

.

Jendi duduk di samping Mekay, dan sisanya duduk di depan mereka berdua. Taulah siapa, siapa lagi kalau bukan Juna ama Akmal. Mereka hanya bisa menghelas nafas pelan melihat pasangan di depannya. Jendi terlihat akrab dengan Mekay, mungkin karna keduanya memiliki sifat yang tidak jauh beda.

"Gini amat jadi jomblo, " ucap Akmal.

Juna menoleh ke arah Akmal. "Ett sorry, gue ada Dhera. "

Genk JAJ || Norenmin [LAGI DIREVISI!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang