{ 6 }

44 33 0
                                    

Di lapangan basket sekolah, sudah ramai para murid yang ingin menonton pertandingan antar kelas yang dimana salah satu tim tersebut terdapat Suga dan kawan-kawan. Karna rasa penasaran Jendi, Akmal, dan Juna ikut menonton pertandingan itu.

Jendi sudah siap dengan popcron ditangannya, Akmal membawa minum miliknya dan Jendi, sedangkan Juna membawa minum miliknya. Mereka bertiga duduk, dimana Jendi berada ditengah untuk memudahkan Juna dan Akmal mengambil popcornnya.

15 menit berlalu, pertandingan belum kunjung dimulai. Ketiganya mulai terlihat jenuh dan kepanasan.

Juna terus mengibaskan baju seragamnya. "Lagi pada ngapain si? Lama amat."

"Lagi di make over kali, " ucap Jendi sambil memasukkan satu popcorn ke dalam mulutnya.

"Make over gigi lo, emang lo kata mereka mau tanding balet. " Akmal mengipaskan tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Berharap ada cewek yang ngasih tisu ke gue, tapi kayanya ga mungkin deh. " Jendi menghelas nafas pasrah.

"Iya si, ga bakal mungkin. Secarakan muka lo pas-pas an, " ucap Juna.

Jendi melihat ke arah Juna. "Ngaca bego!" Jendi melemparkan beberapa popcorn kepada Juna.

"Heh! Jangan dibuang-buangin, ni jagung belinya patungan, " marah Akmal ketika melihat Jendi melemparkan popcorn ke Juna.

"Jagung-jagung, popcorn bodoh!" ujar Juna.

"Ya biar ajasi, ga suka amat lo. Sini ayo ribut, " ujar Akmal.

"Atur tempat aja bro, " ucap Juna.

Akmal menyenggol lengan Jendi sampai popcorn itu jatuh dari pegangan Jendi. Semuanya jatuh tanpa tersisa. Akmal hanya membuka lebar mulutnya dan Jendi menatap datar ke arah Akmal.

"Lo liat? Tandingnya belum mulai aja kita udah rugi, gimana udah mulai?"

Akmal memalingkan wajahnya dan mengabaikan perkataan Jendi. Jendi hanya tersenyum pasrah.

"AHHHH!!KAK SUGAAA!!!"

Seorang gadis di sebelah Juna teriak begitu kencangnya hingga membuat ketiganya terkejut. Juna yang berada di dekatnya sampai mengelus dadanya.

"Astagfirullah, biasa aja neng buset dah. "

Tak lama terdengar suara teriakan dari gadis yang lainnya, hingga memenuhi ruangan. Semuanya menyoraki tim Suga yang baru saja datang ke lapangan. Suga tidak memperdulikan teriakan itu. Jeki tampak melambaikan tangan kepada para penonton, dan Tetet sibuk menebarkan pesonanya.

Semua murid perempuan terlihat terpesona dengan ketiganya layaknya seorang fans kepada idolnya. Sepertinya hanya Jendi, Akmal, dan Juna yang tidak berdiri dari duduknya. Mereka bertiga hanya memasang wajah bingungnya.

"Gue yang ngeri pita suara mereka copot, " ujar Akmal.

"Keknya gue yang ngeliat mereka bertiga biasa aja dah, ga ada wah nya amat. " Jendi melipatkan tangan di dada.

Juna menatap ke arah Jendi. "Ya kalo ada wah nya di mata lo, lo ga normal bego!"

Jendi sedikir berpikir dengan perkataan Juna. "Eh iya, bener juga. "

Tidak lama, datang tim lawan ke area lapangan terlihat tidak ada sambutan dari para penonton. Semuanya terlihat hening seketika, tanpa suara.

"Dih anjir, parah banget mereka ga disambut, " ujar Juna.

"Apa perlu kita yang nyambut?" tanya Akmal.

"Ide lo bagus juga, " ucap Jendi sambil tersenyum miring.

Dengan percaya dirinya mereka bertiga bangun dari bangku penonton. Lalu mereka berteriak layaknya murid perempuan yang barusan meneriaki Suga dan seisi ruangan menoleh ke arah mereka bertiga.

"AHHHH!! KAK REJAAA SEMANGAT!!!" teriak Juna.

"KAK ALI!! LOP YUU!" teriak Jendi ga kalah kencang.

Akmal memukul punggung Jendi pelan. "JEN! Yang bener aja lo!"

"Udah apa gapapa, kali-kali. "

Akmal tampak berpikir sebentar lalu, "SEMANGAT KAKAK GANTENG!!" teriak Akmal hingga membuat Juna dan Jendi menoleh ke arahnya.

Jendi terlihat senang lalu menepuk pundak akmal. "Bagus Mal, pertahankan. "

"Ogah!" ucap Akmal.

"Udah kena virus Jendi kayanya lo Mal. "

Setelah selesai, mereka bertiga kembali duduk dengan muka menahan malu tapi tidak dengan Jendi yang tampak tersenyum manis.

"Punya temen ga ada yang bener, " ucap Jendi sambil tersenyum.

Tanding pun di mulai, terlihat ricuh dan bising. Karna semua para penonton berteriak-teriak. Juna dan Akmal yang duduk di samping murid perempuan terdorong-dorong.

"Perasaan gue ga enak ni, " ucap Juna lalu menoleh ke arah gadis yang berada di sampingnya dan tak butuh waktu lama, gadis itu mendorongnya dari tempat duduknya hingga dia terjatuh ke bawah.

"Buset, serem juga, " ujar Jendi saat melihat Juna terjatuh.

"Tempat ini dah ga aman bro, bener deh. " Akmal memasang wajah ketakutannya.

Mereka bertiga memilih keluar dari ruangan tersebut dengan cara menerobos kerumunan penonton. Setelah keluar, mereka menghirup udara yang berada di luar ruangan. Juna merebahkan tubuhnya ke lantai.

"Sumpah, gue ampe ngos-ngos an padahal ga ngapa-ngapain daritadi, " ucap Juna.

Akmal menyandarkan punggungnya di dinding dengan nafas yang terhengal-hengal. "Gatau lagi deh gue, serem banget cewek sekarang. "

Jendi melihat sosok Aisyah sedang berjalan ke arahnya dengan temannya sambil tertawa kecil. Dia menutup mulutnya ketika tertawa. Dengan hijab yang menutupi kepalanya membuatnya terlihat sangat cantik. Jendi sampai sedikit membuka mulutnya.

Saat Aisyah berjalan melewati Jendi, dia sedikit tersenyum kepada Jendi. Jendi semakin membuka mulutnya. Akmal yang melihatnya langsung mengangkat rahang bawah Jendi agar tertutup.

"Biasa aja dong, ampe mangap gitu. " Akmal melihat Aisyah dari belakang. "emang dia siapanya lo Jen?"

"Mantannya, " ujar Juna yang baru saja bangun dari rebahannya.

"Iya? Terus kenapa bisa putus?" tanya Akmal.

"Banyak nanya lo deh, berasa artis gue. " Jendi memasang muka sombongnya.

"Najis!"

"Gegara waktu itu Jendi gamau beliin dia seblak, " ucap Juna sambil menahan tawanya. Lalu dia memukul pelan lengan Jendi. "lagian lo ada-ada aja dah, heran gue."

"Ya lo mikir aja Jun, kemaren dia dah makan terus kemarennya juga udah, nah sekarang dia minta lagi. Buset dah, apa ga meledak tuh perut? " jelas Jendi.

"Ya bahagiain dikit elah perhitungan amat lo, " ujar Akmal.

"Udah apa ga usah dibahas dah jadi mantan juga. Abis ini dia jadi Ibu dari anak-anak gue, " ujar Jendi.

"Kirain anak gue, " ucap Akmal.

Jendi menepuk pundak Akmal. "Ntar sore dipertigaan gue tunggu lo. "

"Mau ngapain?"

"Maen karet. "

- bersambung -

Genk JAJ || Norenmin [LAGI DIREVISI!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang