12

10.6K 840 123
                                    

Ten sedari tadi duduk disamping Taeyong yang kini masih belum tersadar dari pingsannya, tangannya mengelus tangan kurus tersebut pelan. pandangannya terus tertuju pada pergelangan tangan Taeyong yang memar.

"eungh -"

Ten segera melihat ke arah wajah Taeyong, mata Taeyong beberapa kali mengerjap untuk menetralisir penglihatannya. "Beristirahat lah dulu" tutur Ten sambil menahan badan Taeyong untuk berusaha terbangun dari tidurnya.

Taeyong bergerak pelan, rasa nyeri masih terasa di seluruh tubuhnya. Ia beberapa kali meringis kesakitan merasakan perih di bagian punggungnya.

"Ten, kenapa aku disini?" tanya nya pelan sambil berusaha menyamankan posisi tidurnya.

"kau pingsan tae, aku rasa tubuh mu tidak terbiasa dengan ini" balas Ten sambil tersenyum kecil, tangannya masih terus setia mengusap punggung tangan Taeyong. "terbiasa dengan apa?"

"kau tidak ingat apa yang terjadi semalam?"

Taeyong mengerutkan keningnya, berusaha mengingat kejadian apa yang menimpanya semalam. Pipinya memerah setumpuk air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya.

"kau disiksa oleh bos besar taeyong?" tanya Ten lembut. Taeyong mengangguk cepat, ia terisak pelan mengingat dengan apa yang Jaehyun lakukan padanya.

"kenapa Ten tau, aku disiksa Tuan Jaehyun?"

Ten sedikit menunduk "tadi malam aku mengganti pakaianmu dan banyak bekas cambukan di badanmu. Maafkan aku . ." gumam Ten.

Taeyong tersenyum kecil, ia mengusap balik tangan ten "nda apa ten, umm.. apakah Tuan Jaehyun memang selalu kasar?"

Ten mengangguk menyetujui "tetapi kadang kala dia suka bertindak sesuai mood nya, aku sendiri tidak berani memanggilnya duluan sebelum dia memanggilku"

Taeyong mengangguk kecil, ia mulai berusaha duduk sambil sedikit menahan rasa nyeri di badannya "Dimana Tuan Jaehyun? Aku ingin melaksanakan pekerjaan ku sebagai perminta maaf ku semalam. ."

"Tuan Jaehyun sedang pergi bekerja, mungkin dia kembali nanti malam atau besok pagi dan apa yang ingin kau lakukan?"

"dimana aku bisa mendapatkan pakaian seperti mu ten?"

-

"Taeyong sudah lah kau pergi saja beristirhat ini semua tugas ku" larang Ten sedari tadi untuk menghalangi Taeyong yang mengambil alih pekerjannya

"tidak tidak ten, biar aku saja. Aku tidak mau tuan Jaehyun marah kepadaku lagi" kekeh laki laki keras kepala ini yang masih setia membersihkan sela sela televisi menggunakan kemoceng.

Ten frustasi. sudah dari siang Taeyong terus memaksa menggunakan baju maid miliknya dan terus memaksa untuk membersihkan rumah. apa yang harus ia lakukan sekarang? bersantai? Ga dulu

Laki laki mungil yang menggunakan dress maid ini terus fokus membersihkan rumah sambil sedikit memapah punggungnya yang masih terasa sakit. Menahan rasa sakitnya sebentar mungkin bisa membuat atasannya tersebut bahagia.

Bel rumah berbunyi

Ten gelagapan, itu pasti bos nya. Melihat Taeyong yang masih asik dengan pekerjaanya membuat Taeyong tidak sadar akan kedatangan Jaehyun.

"Taeyong segeralah ganti pakaianmu dan masuk kekamar. Bos akan melihatmu" Desak Ten sambil sedikit menggeram kesal.

"no no, taeyong akan terus membersihkan ini sampai semua benar - benar bersih Ten ! "

Jaehyun berdiri tak jauh dari Ten dan Taeyong berada. Ten mematung sambil terus mengutuki dirinya yang tidak bisa melarang Taeyong.

Jaehyun terdiam, berdiri dengan memasukan dua tangan nya ke saku. Terus menatap Taeyong lekat, menatap bagaimana Taeyong dengan telaten membersihkan debu debu di sela meja tersebut sambil menopang punggungnya dan sedikit susah jalan.

"huh akhir nya selesai juga , Ten sekarang kamu sudah bisa bersantai --" ucapannya terpotong saat membalikan badan ia menemukan Jaehyun yang tak jauh dari hadapannya.

Taeyong berusaha bersikap santai "Selamat malam tuan Jaehyun, taeyong sud-- "

"Siapa yang menyuruhmu melakukan itu?" potong Jaehyun sarkas sambil berjalan mendekati Taeyong.

"e - eum tidak ada tuan . . " gumam pelan Taeyong sambil memainkan ujung dress mini miliknya.

Jaehyun menatap Ten yang kini menunduk dengan cemas "Kau yang menyuruhnya Ten? Kenapa dia menggunakan pakainmu?"

mendengar kesarkasan Jaehyun terhadap ten, Taeyong langsung menatap Jaehyun "bukan, taeyong yang memaksa tuan . . "

"Taeyong masuk kamarmu, Ten kepulanganmu saya tunda 2 minggu kedepan" perintahnya sambil menatap dua orang berpakaian dress maid tersebut bergantian.

" tuan -- "

"masuk taeyong" sarkas Jaehyun.

Taeyong pergi memasuki kamarnya dengan raut wajah cemas dan sedih. Karna ulah nya Ten juga mendapatkan masalah.

Ia duduk di pinggir kasur, menganyun ngayunkan kakinya. "um apa itu" ujarnya saat kakinya tak sengaja menyenggol box berbungkus kertas kado tersebut.

Di angkatnya box tersebut lalu dibuka tutupnya. Matanya mulai berair saat mengetahui isinya adalah pecahan besar dari botol minum yang dilemparkan Jaehyun semalam.

"botol mimi yongie . . " lirihnya pelan. pecahan pecahan besar tersebut rencana akan ditempelnya kembali besoknya. Ia menutup lagi box tersebut lalu meletakannya kebawah.

Ceklek

Jaehyun memasuki ruangan kamar Taeyong,berdiri tak jauh dari Taeyong duduk di kasurnya. Matanya langsung tertuju pada pergelangan tangan,paha, dada dan pundak taeyong.

"apa aku menyiksanya terlalu kasar?" batinnya saat melihat banyak bekas memar dan bekas cambukan di badannya yang cukup terekspos.

"tuan, ada apa?" tanya Taeyong pelan.

"sudah membaik?"

Taeyong tersenyum kecil sambil mengangguk lucu dengan poninya yang bergerak

"kenapa menggunakan pakaian ten dan mengerjakan tugasnya?"

"eum?" Taeyong memiringkan kepalanya sambil mengerjapkan matanya "Bukannya itu juga tugas Taeyong?"

ah shit kenapa ingin sekali menyiksanya jika dia seperti ini

"Tugasmu hanya menuruti perintah saya, patuh dan nurut kepada atasanmu" jelas Jaehyun diakhiri dengan deheman rendah karena terus menahan hasratnya melihat Taeyong.

Taeyong mengangguk mengerti, tangannya sibuk memainkan telinga boneka kelinciny nya si "Princess Lulu"

"Taeyong, bagaimana jika tugasmu hanya menerima kekerasan dariku?"

-

next? 10vote,10komen.

Sugar Baby x [JAEYONG] NC21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang