Kalau biasanya hal pertama yang Raina lihat setelah bangun tidur adalah boneka beruang warna putih yang teronggok di sampingnya, tetapi pagi ini sangat istimewa, dimana Raina bisa melihat bareface Arsa yang sedang tertidur pulas tepat di hadapannya.Dalam diam Raina hanya bisa tersenyum malu saat menatap lebih lekat wajah kekasihnya itu. Garis-garis halus tercetak di pipinya karena tertekan bantal. Tetapi hal itu tidak mengurangi kadar ketampanan Arsa. Ditelisik lebih lekat lagi, Raina baru menyadari kalau ternyata Arsa mempunyai tahi lalat sebanyak tiga di pipinya. Tangan Raina menangkup wajah kecil Arsa, berlanjut mengelus rambut lelaki itu dengan pelan supaya pergerakan tidak membangunkan Arsa.
Raina pernah membayangkan hal ini sesekali, tidur di ranjang dengan Arsa. Bersembunyi dari dinginnya malam dan menyambut hangatnya sinar matahari dari balik selimut yang sama. Rasanya sangat mendebarkan juga menyenangkan, meski tidak ada hal lebih yang dilakukan selain tidur bersama.
Raina ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk menyusuri tiap inchi wajah Arsa yang tidak ada cela. Wajah sempurna untuk seorang manusia. Entah kebaikan apa yang Arsa pernah lakukan dikehidupan sebelumnya sampai-sampai Tuhan memberinya banyak bonus seperti ini.
Tangan Arsa masih memeluk pinggang Raina, meski tidak erat namun Raina sungguh senang karena ternyata Arsa tidak bohong dan ingkar janji kepadanya. Lelaki itu beneran memeluknya sepanjang malam. Ah, Raina jadi merasa kesal karena semalam memutuskan untuk tidur duluan dan tidak memanfaatkan moment langka ini untuk begadang bersama Arsa. Sekadar ngobrol-ngobrol gak penting yang pasti bisa menghabiskan malam panjang bersama Arsa. Bodoh sekali Raina karena baru menyadarinya sekarang.
Kalaupun mau melakukannya, Raina tidak menjamin Arsa mau nginep lagi malam nanti bersamanya.
Tapi sudahlah nasi sudah basi, tidak lagi jadi bubur. Rasanya Raina ingin sekali memberi ciuman pagi pada bibir mungil Arsa yang cuma berjarak beberapa Senti dari miliknya.
Yang dibutuhkan Raina saat ini adalah keberanian. Tapi ternyata keberanian Raina kalah cepat dengan pergerakan Arsa. Lelaki itu menggeliat pelan untuk menarik selimut sehingga menutupi seluruh badannya. Raina hanya terdiam karena kaget, dikiranya Arsa bangun dan menyadari apa yang akan dia lakukan.
"Tanganku mati rasa," gumamnya sangat pelan dan tidak jelas. Raina butuh waktu beberapa detik untuk memahami apa yang dikatakan Arsa barusan.
Raina hanya tertawa tanpa bersuara karena merasa Arsa terlihat sangat menggemaskan di matanya. Kalau selimutnya ditarik sampai ke leher Arsa, maka tidak untuk Raina. Selimut berwarna putih itu berhasil menutupinya sampai ke puncak kepalanya.
Sepertinya kalau Arsa tau, dia akan tertawa saat melihat betapa gemasnya pacarnya itu yang menyembul dari balik selimut dan hanya kelihatan kepalanya saja. Persis seperti puppy.
Batal sudah perencanaan acara morning kiss yang diimpikan Raina. Kini dirinya hanya memandangi wajah Arsa, lagi. Raina tidak akan bosan melakukannya meskipun setiap hari, kalau bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Boyfriend
Teen FictionKAMU Satu yang paling ngeselin, Satu yang sukses buat aku jatuh cinta semakin dalam, Juga satu misteri yang sulit di pecahkan jawabannya. #Adult detect🔞 Note: Jangan hanya baca bagian awal cerita, karena bagian awal merupakan penghantar dari inti c...