4. Sorry for My Mistake

118 13 6
                                    

Raina POV

"Soal yang tadi, aku minta maaf, Na

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Soal yang tadi, aku minta maaf, Na."

"Aku sayang kamu, makanya aku mau ngelakuin itu sama kamu, Sa."

Agak ambigu nggak sih kalimat gue, padahal bukan itu yang gue maksud.

Masih tergambar dengan jelas di ingatan gue, raut muka Arsa semalam sewaktu dia minta maaf karena udah  mencium gue. Mukanya beneran kelihatan ketakutan seakan-akan dia telah melakukan kesalahan yang teramat besar pada gue. Padahal kalau dipikir-pikir nggak sepenuhnya salah dia, karena gue yang pertama  memulainya dan dia hanya melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dengan membalas ciuman gue. Kita sama-sama menikmatinya, bukan?

Ini bukan pertama kalinya Arsa minta maaf pada gue setelah dia mencium gue atau lebih tepatnya setelah kita berciuman. Mungkin ini yang ketiga kalinya karena selama dua tahun kita pacaran, kita udah dua kali ciuman.

Yang pertama, waktu itu Arsa main ke rumah gue dengan alasan mau belajar bareng. Padahal kita jelas beda fakultas, dan entah kerasukan setan apa tiba-tiba Arsa mencium gue, sangat singkat. Mungkin hanya berdurasi 3 detik dan setelahnya Arsa malah berlari ke toilet dan gue hanya diam mematung di tempat duduk gue, dengan muka merah, dan air mata yang hampir keluar dari mata gue karena takut. Hey, that is my first kiss and he has stolen it.

Nah kalau ngomongin ciuman kedua kita, kayaknya untuk kali ini Arsa lebih niat daripada yang pertama. Kejadiannya sewaktu gue main ke rumahnya. Udah jadi kegiatan rutin gue kalau weekend atau libur ngampus gue akan ke rumah Arsa sekadar nemenin dia main game atau kita main monopoli. Sesampainya gue di rumah Arsa ternyata teman-temannya futsal berkumpul disana. Tapi setelah kedatangan gue, satu per satu temannya berpamitan pulang menyisakan dua cowok yang masih asyik rebahan di karpet.

Singkat cerita, salah satu teman Arsa ini 'sksd' ke gue. Segala nanya ID Line gue, nanya-nanya masalah kampus gitu-gitu. Arsa yang melihat itu langsung mengusir temannya dengan alasan dia mau keluar sama gue. Dan setelahnya, gue malah di marahi Arsa, katanya gini, "Kamu kok sok kenal banget sama temanku, awas ya jangan genit-genit. Aku nggak suka."

Gue hanya mengangguk mengiyakan perkataan Arsa, dalam hati gue senang banget karena Arsa diam-diam cemburu melihat gue di dekati temannya. Tapi sampai berjam-jam Arsa mendiamkan gue, sampai ketika gue pamitan pulang, badan gue ditarik ke dalam pelukannya, dia bilang minta maaf dan berakhirlah dia mencium gue dengan sangat hati-hati, menumpahkan rasa kesalnya pada ciuman yang dia berikan ke gue.

Gue kembali tersenyum mengingat kejadian-kejadian itu. Dan ciumannya semalam adalah yang paling berkesan buat gue karena bisa gue rasain kalau di melakukannya dengan setulus hati. Bahkan saat ini gue masih bisa merasakan bekas bibir Arsa di bibir gue. Merasakan bagaimana tangannya menahan tengkuk gue, merasakan hidung mancungnya menyentuh permukaan kulit leher gue yang membuat bulu kuduk gue meremang.

Mysterious BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang