5. Rasa takut

197 14 2
                                    

Ini hari kesekian Jeno masih terus gencar memberi perhatian pada Jaemin dalam memenuhi janji bahwa akan menunjukkan jika ia benar-benar serius, Jaemin sebenarnya sudah tidak peduli karena jawaban nya akan selalu sama 'hanya teman' ia sampai bingung harus menjelaskan nya dengan cara apalagi, sepertinya memang Jeno tak pernah mendengar apa yang Jaemin ucapkan.

Jaemin dengan dunia nya dan Jeno yang masih setia menatap Jaemin, tatapan Jeno yang teduh menatap Jaemin penuh rasa sayang. Tersirat bahwa ia ingin lebih dari sekedar teman tapi ia tidak bisa lancang memaksa begitu saja karena ia ingin ketulusan.

Perpustakaan sangat sepi, hanya Jeno yang datang untuk melihat Jaemin tanpa berniat baca buku menurutnya Jaemin lebih menarik dari semua buku yang ada di sini. Atensi Jaemin begitu kuat sampai rasanya ia takut menerima kenyataan bahwa mereka hanya teman lebih tepatnya cinta sepihak.

Jeno tidak tau apa isi hati Jaemin, ia tak pernah mau bertanya perasaan pemuda dihadapan nya sekarang, hati nya seperti ditarik ulur. Banyak harapan yang diberikan tapi setelah itu dijatuhkan kembali.

Hati nya cukup kuat, ia sadar Jaemin sangat taat pada agama sedangkan ia jangankan ibadah berdoa saja ia sudah tidak pernah. Walaupun begitu Jaemin tak pernah mengusik tentang agama.

Tangan nya bergerak untuk menggenggam tangan Jaemin yang tidak memegang buku ditarik dan ia membawa tangan itu pada genggaman hangat. Jaemin mengalihkan tatapan nya pada Jeno lalu mengerutkan dahi.

"Jen lepasin." Pinta Jaemin,

"Jangan pergi ya." Jeno makin menggeratkan genggaman nya.

"Udah deh gua lagi asik baca nih, gak ada yang mau pergi juga lagian lo kenapa ?" Jaemin meletakkan buku diatas meja lalu menghadap Jeno.

"Gua sayang sama lu gua nyaman sama lu plis jangan pernah ada niatan buat pergi apalagi menghilang."

"Lo ada masalah apa? Tumbenan begini."

"Gua cuma gak mau lo jadi orang yang kesekian kali nya ninggalin gua."

"Gua disini, gak akan kemana-mana." Ucap Jaemin, walaupun ia sendiri tidak tau bisa menepati atau tidak.

Jeno tersenyum lalu mengecup lengan Jaemin lama, ia segera merapihkan barang bawaan Jaemin kedalam tas lalu berdiri dan menarik lengan Jaemin, seketika mereka jadi pusat perhatian akibat tautan kedua tangan yang saling menggenggam.

Yang dibicarakan hanya diam tak perduli sekitar, Jeno sudah biasa jadi perbicangan banyak orang karena memang image nya di kampus adalah seorang playboy, ia sering gonta ganti pasangan entah itu perempuan atau laki-laki tapi baru kali ini ia secara langsung melihatkan bahwa rumor ia bisex itu benar.

Jaemin hanya diam mengikuti langkah Jeno, ia sebenarnya sedikit lelah tak mengerti harus bagaimana, Jeno terlalu baik. Keluarga dan orang terdekatnya melarang keras untuk ia dekat dengan Jeno, tapi ia tidak bisa menjauh ia merasa Jeno butuh teman.

Jeno hilang arah, Ia melihat itu dari mata Jeno ia putus asa, walaupun sebenarnya jeno itu anak yang baik memang terlihat nya seperti dingin tapi ia lembut bahkan bisa jadi penurut, ia melihat jeno itu menyukai hal-hal sederhana yang diliat biasa aja oleh orang lain.

Sejauh ini ia tidak pernah mendengar jeno bicara tentang keluarga nya, bukan kepo tapi janggal apa ia kabur dari rumah atau bagaimana. Jeno mempunyai wangi tubuh seperti parfum white musk, siapa yang tidak akan menyukai nya jika tampang nya seperti model. Sorot mata yang tajam, bulu mata yang panjang indah, hidung yang mancung,  garis rahang tegas, kulitnya yang putih bersih, postur tubuh yang pas, berotot dan jangan lupakan outfitnya.

Astaga


Waras jaemin dia laki-laki.


Waras jaemin dia laki-laki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Different | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang