3. Kemeja flanel

293 22 4
                                    

Setelah perdebatan kecil tadi Jaemin merasa ada sedikit yang mengganjal di hati nya, ia bingung harus bersikap, suara Jeno ketika bilang 'boleh gak jadi pacar lo' terngiang-ngiang di kepala nya. Tapi ia percaya bahwa keputusan nya sudah benar, selesai mandi dan wudhu Jaemin keluar rumah untuk pergi ke masjid melaksanakan shalat ashar berjamaah.

Pikiran nya kemana-mana jantung nya berdetak lebih cepat dari pada biasanya, tidak usah di tanya karena siapa jawaban nya udah jelas Jeno. Jaemin meletakkan tangan nya di atas dada mengusap pelan berharap degupan itu ilang.

"Jaemin.." panggil seseorang,

Jaemin sadar dari lamunan nya

"Mau kemana? Masjid nya di sini." Ucap nya lalu tersenyum,

"Mau ke masjid lah mas aji, udah rapih nih mau shalat."

"Kalo mau menghadap Allah harus khusyu, pikiran nya jangan dibagi nanti pahala nya juga jadi kebagi-bagi."

"Iya mas lagi ada pikiran aja, insyaallah khusyu." Jaemin jalan masuk ke dalam masjid,

"Nah gitu dong."

Orang mulai berdatangan untuk melaksanakan shalat ashar berjamaah, Jaemin mulai siap - siap melantunkan adzan pakai mic yang ada di dalam masjid, jangan kaget karena memang Jaemin biasa melakukan adzan jika ada kesempatan shalat berjamaah di masjid dekat rumah nya.

'Allahu Akbar, Allahu Akbar' 2x

'Asyhadu Allaa ilahaa illallah' 2x

'Asyahadu Anna Muhammadar Rasullullah' 2x

Suara adzan yang merdu di tambah dengan lagam yang indah.

'Hayya' allash shallahh' 2x

'Hayya' alal falaah' 2x

Tanpa Jaemin sadari ada seseorang yang diam - diam memperhatikan nya dari luar masjid, Jeno tersenyum manis menatap Jaemin dari kejauhan.

'Ash-shalaatu khoiruum Minan-nauum'

'Ash-shalaatu khoiruum Minan-nauum'

'Allahu Akbar, Allahu Akbar'

'Laaa Illahaa Illallahh'

Adzan sudah selesai Jaemin mundur untuk merapikan saff shalat, pak Hj pun masuk dan menjadi imam. Jeno hanya diam duduk diatas motor ninja, sorot mata nya hanya tertuju pada Jaemin yang memakai baju koko putih, sarung dan peci hitam. Sangat cocok di tubuh nya membuat Jeno terpesona dengan putih bersih nya kulit Jaemin, hati Jeno semakin berbunga, degupan jantung nya makin kencang, ungkapan suka yang ia ucapkan tadi di kampus tak pernah ia sesali.

Jeno terus duduk menunggu sampai Jaemin selesai shalat berjamaah, dan ia pergi begitu aja dengan motor ninja nya. Jaemin yang merasa di perhatikan menengok keluar masjid dan mencari siapa orang itu yang terlihat hanya motor ninja yang sedang melaju lambat dan di kendarai seseorang memakai jaket army, Jaemin kenal orang itu —Jeno. Bukan nya tadi Jeno sudah pulang untuk apa ia balik lagi, Jaemin menggelengkan kepala nya.

"Assalamualaikum pak hj saya pamit pulang duluan." Jaemin pamit lalu salim kepada pak Hj,

"Oh iya nak Jaemin, hati - hati." Jawabnya sembari tersenyum ramah,

———

Jaemin siap pergi menuju kampus rasanya ia ingin balik lagi tidur di kasur lalu bermimpi, tapi hidup tidak semudah itu masih banyak hal yang harus dilakukan. Di kesampingkan nya pikiran tentang Jeno, masa bodoh dengan ucapan nya toh hanya sekedar rasa suka yang belum jelas bisa jadi hanya sekedar ingin bermain, lebih baik memikirkan tugas nya yang menumpuk daripada memikirkan Jeno.

Different | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang