11. Benci untuk mencintai

175 12 3
                                    


Lagu nya boleh di setel nanti setelah selesai baca.

(><)

Jeno sedang sibuk-sibuk nya menyusun proker untuk dana acara malam terakhir, sudah empat hari waktu tidur nya berantakan karena menyelesaikan tugas-tugas dan proker.

Ia memandang dirinya sendiri di cermin, kantung mata nya terlihat sangat jelas, Mengerikan. Jeno mengambil jaket lalu berangkat menuju kampus.

Begitu sampai di kampus ia berjalan menuju kelas Haechan, semua proker sudah selesai akan dia berikan pada Haechan selaku wakil nya, laporan-laporan nya tidak bisa dibiarkan jadi ia menyerahkan sisa nya pada Haechan.

Jeno berjalan dengan tenang memasuki wilayah fakultas psikologi, tentu saja menjadi perhatian para mahasiswa yang ada disitu, ia sudah biasa.

Langkah nya terhenti, ia lupa bertanya Haechan berapa dimana. Dengan segera ia menelfon Haechan.

"Lo dimana ?"

"Lab praktikum lantai 2."

"Oke."

Jeno melangkahkan kaki nya menuju ruangan yang disebut Haechan, kepala nya berdenyut sakit karena kurang tidur. Sesekali ia memijit pelipis dahi nya berharap sakitnya berkurang.

Ia mengambil kacamata dari dalam tas lalu memaikainya, akibat dari begadang pandangan nya jadi kurang fokus. Jeno memang mempunyai mata minus dan silinder tapi ia hanya memakai kacamata di waktu tertentu saja.

Jeno yang memakai kacamata adalah kelemahan para kaum hawa, hidung nya terlihat sangat mancung. Ia tidak peduli dengan tatapan mahasiswi yang memandang memuja padanya.

Sesekali ia mendengar suara bisikan.

Tapi ada satu bisikan yang menyita pikiran nya.

"Itu yang sebulan lalu nembak Jaemin kan ?" Ucapan seorang perempuan yang berjalan melewati Jeno tadi,

Astaga

Ia lupa jika Haechan satu fakultas dengan Jaemin, Jeno berhenti lalu ia mengirim pesan pada Haechan.

Jeno : Can nanti ambil fd ke kelas gua aja,
Gua gak bisa ke kelas lo.

Haechan : Oke

Read

Jeno berbalik arah menuju kelasnya, ia berjalan sambil bermain ponsel tanpa melihat ke depan karena ada info tentang tugas dari grup kelasnya.



Bugh!


"Sorry gua gak sengaja." Ucap Jeno yang tak sengaja menabrak seseorang yang jalan didepan nya. Ia reflek berjongkok mengambil buku milik orang yang ditabrak nya.

"Ini bu—"

orang itu Jaemin,

mata mereka beradu pandang, debaran itu datang lagi.

hati nya bicara untuk mendekap Jaemin dalam pelukan hangat, namun otak nya menolak.

"Makasih, gua duluan." Jaemin mengambil buku nya dari tangan Jeno lalu berjalan cepat menaiki tangga meninggalkan nya.

Jeno masih terdiam, sudah tiga minggu berlalu ia baru bertemu lagi dengan Jaemin, sosok nya masih sama seperti pertama kali bertemu hanya saja Jaemin terlihat lebih kurus sekarang seperti kelelahan.

Different | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang