20. Jangan rubah takdirku

169 12 0
                                    

Yeri gak pernah berpikir kalo bunda bakal sadar sama tingkah laku abang nya, dia sekarang bingung mau jujur atau nggak sama bunda. dari tadi dia coba hubungin Jaemin tapi jawaban yang dia dapet nomer sedang tidak aktif. rasanya ia ingin menangis saja di depan bunda, sudah berapa kali Yeri kasih tau abang nya itu buat gak usah diterusin hubungan nya sama Jeno, Jaemin sendiri yang bilang kalo dia gak akan ngelewatin batas. tapi ternyata malah sebaliknya.

Sedari tadi bunda terus-terusan minta jawaban, dia gak tau mau bikin alesan yang kayak gimana lagi. yang jadi biang masalah nya gak bisa dihubungin. Yeri ngerasa berdosa banget ke bunda karena udah ikutan nyembunyiin hal sebesar ini dari bunda.

Yeri pura-pura tenang nonton tv sambil makan jeruk biar bunda gak curiga, ia berharap bunda bosen terus masuk ke dalam kamar nya tapi bunda masih asik duduk disebelah dia sesekali nengok kearahnya. bikin jantung nya makin gak aman. kalo dia duluan yang ke kamar pasti bunda ngira Yeri ngehindar dari pertanyaan bunda.

Ponselnya menyala memberikan notifikasi ada yang menelfon nya, ia buru-buru mengangkat karena itu dari Jaemin.

"Halo...."

"Sstt Jen diem dulu," Yeri menggerutkan dahi nya, ia buru-buru mengecilkan volume ponselnya takut bunda dengar.

"Abang udah sampe? "

".....Udahh"

Bunda menengok kesamping, ia melihat nama anak sulung nya tertera. "Bunda mau ngomong sama abang kamu." belum sempat Yeri jawab bunda sudah menarik ponselnya, Yeri memukul dahinya ia sudah pasrah.

"JENO BENTAR DULU!"

Jaemin bodoh, sudah tau mau menelpon dia kenapa membiarkan Jeno mengganggu. habis sudah riwayat nya.

"Maaf hehe.." suara Jeno

Bunda menatap Yeri penuh selidik. "abang lagi sama siapa?!" suara bunda terdengar berbeda, Yeri menatap takut-takut bunda.

"..."

"Jaemin jawab bunda kamu lagi sama siapa? "

"Nanti abang telfon lagi ya bunda."

tutututut

Bunda menatap ponsel Yeri yang telfon nya dimatikan begitu saja, tatapan mata nya berubah sedih. bunda terduduk lemas ia sangat paham tanda-tanda yang anak nya berikan, hanya saja bunda selalu menyangkal firasat buruk nya selama ini.

Yeri memeluk bunda, ini kedua kali nya Yeri melihat bunda begitu sedih, hati nya ikut merasa sakit melihat bunda seperti ini. menyalahkan Jaemin pun tidak akan merubah keadaan.

Air mata bunda jatuh, ia memeluk balik Yeri.

"Maaf nda aku gak pernah cerita."

Bunda terisak. hati nya seperti teriris mendengar Yeri meminta maaf atas kesalahan kakaknya.

"Kita coba telfon abang lagi ya bun?"

Bunda menggeleng. "besok kita ke depok."

Tubuh Yeri menegang, ia melepas pelukan bunda menatap mata bunda yang memancarkan kesedihan tercampur kecewa.

"Bunda yakin?"

"Iya, bunda mau denger langsung dari mulut abang kamu."

Yeri menghela nafas berat, ia tidak bisa menahan bunda jika sudah begini. keinginan nya adalah mutlak tidak ada yang bisa membantah. Yeri pusing besok akan menjadi hari seperti apa? penuh air mata atau amarah.

Ia memahami perasaan bunda yang kecewa karena anak lelaki nya melanggar batas, rasa sakit nya mungkin lebih mendalam dari pada rasa sakit yang ayah nya berikan dulu.

Different | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang