9. Rapat

158 14 5
                                    

Suara riuh seketika menjadi hening ketika Haechan datang, Jeno menatap lurus pada Jaemin yang keliatan kaget. ia berdiri menghampiri Haechan sebenarnya sengaja ingin melihat bagaimana ekspresi Jaemin, Jeno semakin dekat mata nya masih menatap lurus pada Jaemin yang lebih memilih keluar dari warung.

Raja mengalihkan atensi nya dari Haechan pada Jaemin, ternyata orang ini yang memporak-porandakan hati Jeno, ia tersenyum kecil, untuk ukuran seorang laki-laki cukup manis. Pantas saja Jeno terpesona.

Gerak tubuh Jaemin dan Jeno menjadi perhatian, sepertinya ada sesuatu. Aura nya berbeda patut dipertanyakan.

"Bro udahan kali diliatin mulu." Goda Leo dengan nada mengejek,

"Hmm.." Jeno kembali duduk ditempat semula lalu menghisap rokok nya yang tadi sempat tertunda,

Semua memandang Jeno kecuali Raja yang masih asik mengunyah kacang, Jeno yang merasa diperhatikan mengeryitkan dahi.

"Kalian kenapa ?"

"Lo yang kenapa ? Ada apa lo sama temen si Candra." Tanya Hendery kepo,

"Hmm bau bau nya ada yang lagi main rahasia-rahasiaan." Marko menengok pada Raja dan Jeno,

"Cerita sini cerita aa siap kok denger keluh kesah Nono." Ucap Leo yang otomatis diberi tatapan jijik oleh teman-teman lainnya,

"Geli bajingan." Jeno sarkas.

"Jadi gini—" lanjutnya menengok Raja lalu dibalas anggukan.

"Anjim tinggal cerita doang susah amat."

"Relax Jen, sans kita gak bakal hujat kok." Deka menepuk bahu Jeno,

"Okee gua jujur ya ke kalian semua, gua lagi ada masalah sama Jaemin."

"Jaemin teh saha ?"

"Cowo yang bareng Candra, masalah nya udah dari seminggu yang lalu sampe sekarang gua belum nemuin dia lagi." Bahu Jeno turun, wajah nya langsung muram mengingat kejadian itu.

"Masalah nya soal apa ? Kali aja kita bisa bantu."

"Soal hati."

"Jen lo gak ngerebut cewe dia kan ?" Jefri menyelidik, ia merasa bukan itu alasan nya

"Astagfirullah cewe teh masih banyak kenapa kudu rebut cewe orang."

"Bukan gitu." Jeno mengusap wajah nya kasar,

Mereka semakin dibuat penasaran oleh Jeno, inti masalahnya apa.

"Ayo coba sok cerita yang bener kasep."

"Diem gak lo Hen gua enek anjim."

"Jaemin nolak gua." Jawab Jeno cepat,

Raja menepuk jidatnya sendiri, yang lain bingung karena Jeno bicara sangat cepat.

Jeno menghela nafas lalu menatap satu persatu mata teman-teman nya, sampai akhirnya ia mau bercerita.

"Jadi gua nembak Jaemin terus ditolak, puas."

Different | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang