21. Pilihan

157 12 1
                                    

Pagi tadi Jeno pulang ke rumah nya karena ada urusan mendadak, Mungkin Jeno menyadari jika Jaemin butuh waktu sendiri untuk memikirkan apa yang akan ia ucapkan nanti saat bunda datang.

Jaemin berharap Jeno ada di samping nya ketika bunda sampai disini, pengecut sekali bukan jika Jeno berusaha melarikan diri disaat Jaemin tersudutkan.

Semoga saja pikiran buruknya hanya sekedar kekhawatiran yang tak berarti apa-apa, sehari sebelum kembali ke sini Jaemin sudah banyak mempunyai rencana yang akan ia bangun.

Semuanya terhenti karena kenyataan nya lebih sulit dari pada yang di bayangkan, Tuhan tidak mempermudah segala urusan nya dalam menjalani hubungan nya dengan Jeno, ia sadar mungkin ini salah satu teguran tapi Jaemin tidak bisa lepas begitu saja.

Keputusan nya bersama Jeno tidak bisa di bilang baik dalam segala aspek manapun, tidak bisa di benarkan, meskipun jika Jaemin seorang perempuan tetap tidak bisa bersama karena mereka berbeda keimanan.

Kecuali salah satu dari kedua nya ada yang mau mengalah.

Jaemin menyandarkan tubuh pada bantalan kasur, jemari nya mengusap foto keluarga yang sengaja ia bawa, di dalam foto bunda tersenyum manis tanpa beban dan sebentar lagi Jaemin akan melihat senyuman itu hilang akibat kelakuan nya.

Melihat bunda menangis membuat separuh dari diri nya hancur, Jaemin benci fakta yang membuat bunda menjatuhkan air mata adalah dirinya sendiri.

Tatapan mata nya berubah kosong.

Jika masalah ini menjadi panjang di dalam perjalanan hidup nya, Jaemin hanya memohon jangan pernah pisahkan antara dirinya dengan Jeno.

Ceklek!


Pintu kamar nya dibuka menampakkan Jeno dengan raut wajah yang sama kusut nya, Jaemin tak ingin bertanya.

"Udah makan?"

Jaemin menggelengkan kepala, ia lupa jika perut nya belum diisi.

Jeno menghela nafas, ia berjalan mengambil Jaket lalu memberikan pada Jaemin untuk dipakai.

"Mau kemana?"

"Keluar cari makan, mogok makan gak bakal nyelesaiin masalah."

Jaemin dengan malas memakai jaket nya mengikuti Jeno dari belakang yang masuk ke dalam mobil, ia bingung kenapa hanya dirinya yang takut dan khawatir, Jaemin tidak sedikit pun melihat kekhawatiran dari sorot mata Jeno.

Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di otak Jaemin, tanpa ia sadari Jeno menggengam salah satu tangan nya memberi tau jika Jaemin tidak sendirian.

Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di otak Jaemin, tanpa ia sadari Jeno menggengam salah satu tangan nya memberi tau jika Jaemin tidak sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Different | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang