19. Pulang

142 11 3
                                    

Tubuh nya sangat sakit karena ia tertidur sambil duduk di dalam bus selama perjalanan dari bandung menuju depok.

Jaemin merebahkan tubuh nya ke kasur, akhirnya sampai juga setelah berjam-jam diperjalanan, ia belum mengabari Jeno jika sudah sampai.

Ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, meronggoh saku jaket nya untuk mengisi baterai ponsel nya yang habis lalu masuk ke kamar mandi.

Yeri tidak ikut bersama nya karena masih mempunyai jatah libur semesteran, tapi ia bilang akan menyusul.

Rumah kembali sepi, sewaktu di bandung suasana nya begitu ramai, hangat kekeluargaan nya terasa, baru saja satu hari pergi ia sudah rindu dengan bandung.

Selesai mandi ia membuka ponsel nya lalu menelfon Jeno, memberitahu bahwa ia sudah kembali.

Ia rindu Jeno, hampir dua minggu mereka tidak bertemu dan berkabar karena Jaemin jarang membuka ponsel selama di bandung.

Ia sering sekali mendapat panggilan tak terjawab dari Jeno, Jaemin tau pasti Jeno rindu juga dengan nya, tapi apa boleh buat disana juga susah sinyal dan ada bunda.

"Halo.."

"udah pulang? Sekarang dimana?"Ucap Jeno antusias dari sebrang sana, Jaemin menjauhkan ponsel dari kuping nya.

Ia tersenyum. "Udah di rumah, mau ke sini?"

"Ok.."

Ia menyimpan ponsel nya di meja samping kasur, Jaemin berjalan membuka koper nya, ia mau merapihkan baju dan beberapa barang yang ia bawa dari bandung.

Tak lupa ia membeli oleh-oleh untuk diberikan pada Haechan, Yuqi, dan sudah pasti Jeno.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk gak dikunci!" Teriak Jaemin dari kamar,

Jeno masuk ke dalam berjalan menuju kamar Jaemin dan langsung memeluk Jaemin yang sedang duduk di kasur.

Ia mengendus aroma tubuh Jaemin yang sangat ia rindukan, Jaemin hanya bisa tersenyum memeluk balik Jeno.

Ia juga sama rindu nya, wajar bukan sepasang kekasih saling merindukan.

"Sendirian?" Tanya Jeno, Ia menganggukan kepala.

Keduanya masih berpelukan, Jeno mencium sudut bibir nya, jemari Jeno menelusuri setiap jengkal wajah rupawan Jaemin mata—hidung—bibir—ia mengusap nya dengan lembut.

Jaemin memejamkan mata nya dengan bibir yang tersenyum, Ia mengecup rahang Jeno.

Kedua nya saling melepas rindu, Jeno melonggarkan pelukan nya, saat ia hendak mengusap pipi Jaemin tangan nya ditahan.

Jaemin menarik tangan nya, ia meraba beberapa bekas goresan. "Jen bilang kalo ini luka gak disengaja." Jeno menarik nya kembali dalam pelukan hangat.

Hati nya teriris mengetahui ada luka sayatan di tangan Jeno, sebagai orang yang mengerti Jaemin merasa ia bodoh, kenapa ia baru tau sekarang.

"Gua pernah self harm, maaf gua gak pernah cerita."

"Sejak kapan?"

"Gua baru sadar itu smp, apa yang lo harapin dari anak tunggal yang selalu di urus sama pengasuh, ketika dia butuh sosok orang tua yang selalu ada buat dia ternyata mereka lebih memilih buat ngurusin perusahaan, tanpa peduli gua gimana di rumah."

Jaemin mengeratkan pelukan nya, ia mengusap rambut Jeno. Jaemin sekarang paham kenapa Jeno sangat manja, karena ia tidak mendapatkan itu dari orang tua nya maka ia meminta pada Jaemin.

Different | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang