🐣01 Pindah Dimensi

7.1K 645 35
                                    

Drap Drap Drap…

Terdengar banyak langkah kaki berlarian.

“Di sebelah sana”

“Ayo cepat kejar”

“Bocah itu masuk ke supermarket”

Tidak lama terlihat beberapa Pasukan Militer yang sedang mengejar seorang perempuan ralat seorang anak perempuan berusia 15 tahun yang sedang berlari ke arah supermarket kota shanghai di china.

“Uhkk sial*n ini semua gara gara bapak bapak gak tau di untung itu, gue kira klien ternyata mata mata” ujar Azka anak kecil yang sedang berlarian di kejar para pasukan militer.

Jovanka Azkiya atau sering di panggil Azka pembunuh Bayaran termuda abad 21, ah jangan remehkan umurnya yang masih muda, Azka sering di sewa beberapa Mafia, Gengster atau bahkan para pejabat negara yang ingin melenyapkan musuh.

Bukan tanpa alasan Azka bisa jadi seterkenal itu di kalangan dunia gelap karna misinya yang selalu sukses, kerjanya yang cepat dan bersih tanpa meninggalkan jejak selain bunga mawar hitam tanpa sidik jari yang merupakan lambang Queen Black Rose julukan Azka dari masyarakat, Hebat bukan.

Lebih suka bekerja secara individu dari pada membentuk kelompok.

‘kalo kayak gini terus bisa bisa gue ketangkep akhh sial sial sial’ Batin Azka sambil terus berlari memasuki stand pernak pernik.

Tanpa berfikir dua kali Azka langsung menuju ke arah nenek nenek penjual aksesoris yang nampak sepi pelanggan.

“Kalian cari di sebelah sana, biar saya cari di sebelah sini” terdengar suara tegas dari Pria paruh baya.

Azka makin panik saat mendengar suara pria paruh baya tadi sambil berfikir cara untuk kabur Azka mengambil topi, jaket kebesaran di dalam tas punggungnya lalu memakainya.

“Cucu mau beli apa?” tanya Nenek penjual aksesoris membuat fikiran Azka buyar.

Tanpa membalas perkataan Nenek tadi Azka langsung mengambil salah satu gelang yang di jual Nenek tadi secara asal.

Tap...Tap...Tap...

Terdengar bunyi langkah kaki beberapa orang mendekat.

“Ah Nek tolong pakai kan gelang ini di tangan saya” ujar Azka mengubah suara nya menjadi sedikit centil sambil menjulurkan tangan kirinya yang putih mulus.

“Tentu” balas Nenek penjual sambil sedikit tersenyum.

“Kita cari di tempat lain!!!” ujar pria paruh baya yang tadi mendekat ke arah Azka.

Setelah pria baruh baya dan juga para rekannya sudah meninggalkan stand pernak Pernik akhirnya Azka bisa bernafas lega.

“Terimakasih” ujar Azka tanpa bertanya harganya langsung saja memberi Nenek Nenek tadi beberapa lembar uang ratusan yuan lalu pergi meninggal kan toko Nenek tadi.

“Ah Cu tunggu, gelangnya jangan sampai terkena darah milikmu!!” teriak Nenek tadi tapi sudah tidak di dengar Azka.

Tak terasa sudah berjam jam Azka melarikan diri tanpa memperdulikan sekelilingnya, sunggguh rasanya tuhan sedang menjahilinya saat ini Azka tersesat di hutan dan sialnya para pasukan militer itu masih memburunya.

Dor..

Dorr…

Dor..

Azka terus berlari sambil menghindari tembakan dari pasukan militer.

Dor…. Akhhh

Pada akhirnya timah panas itu mengenai perut Azka, reflek tangan kiri Azka memegangi perutnya yang terkena tembakan, darah merembes keluar mengaliri tangan Azka sampai ke gelang yang tadi di belinya di supermarket.

Terlempar Ke Zaman KunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang