Takdir Seekor Kupu-kupu

467 44 15
                                    

Suatu sore di istana Changdeok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu sore di istana Changdeok.
Hari ini bertepatan dengan musim semi di mana bunga-bunga di taman istana mulai bermekaran. Kupu-kupu dan burung-burung pun ikut bergembira. Terbang ke sana dan kemari.

Tak terkecuali dengan Soyong, sang ratu di istana tersebut. Musim semi adalah musim favoritnya. Karena pada musim itu, 20 tahun yang lalu, ia terlahir ke dunia ini. Hidup dengan bahagia lalu akhirnya bertemu dengan kekasih hatinya, Wonbeom, yang menikahinya setahun yang lalu. Ya, pernikahan mereka memang baru seumur jagung.

Di kediamannya, Daejojeon, Soyong sedang duduk bersantai menikmati secangkir teh yang disajikan oleh Choi Sanggung. Matanya menerawang sekeliling istana, hingga akhirnya, perhatiannya tertuju pada seekor kupu-kupu berwarna kuning yang sedang asyik menghisap nektar sekuntum bunga.

"Wah, cantiknya," Gumamnya penuh kekaguman.

Tiba-tiba Soyong beranjak dari tempat duduknya. Dengan mata yang masih tertuju pada hewan tersebut, ia berjalan mendekatinya.

"Aish. Kenapa kau terbang begitu melihatku?" Omel Soyong ketika mendapati kupu-kupu tersebut terbang menjauh.

Bukan Kim Soyong namanya jika menyerah begitu saja. Ia lantas terus mengikutinya. Mengikuti seekor kupu-kupu kuning yang terbang begini mengingatkan Soyong akan sebuah adegan dari drama favoritnya.

"Ah, rupanya kau adalah kupu-kupu takdir, ya?" Celoteh Soyong pada kupu-kupu tersebut. Lalu ia memejamkan matanya dan bergumam, "Oke, mari kita bayangkan jika aku adalah Heo Yeonwoo seperti di drama itu."

Sang ratu pun mulai melangkahkan kakinya, "Mari kita lihat takdir baik apa yang akan kutemui hari ini." Yakin Soyong pada dirinya sendiri.

Ia terus berjalan mengikuti arah terbang si kupu-kupu dengan kepala menengadah ke atas, tidak memperhatikan jalan di depannya.

BYURRRRRR

"Oh tidak,"
"MAMA!!!" Sebuah teriakan yang tidak asing mulai terdengar hingga seluruh istana.

Choi Sanggung, sang pemilik suara segara berlari. Rupanya Choi Sanggung baru saja kembali dari dapur istana. Hmmm.

Rupanya Soyong tercebur ke dalam sebuah kolam renang istana Daejojeon. Para dayang dan pengawal berbondong-bondong menghampiri ratu mereka.

"ARGHH, apa-apaan ini?" Omel Soyong mendapati dirinya yang basah kuyup. Ah tapi bukan itu yang penting sekarang, "Lihat semua orang ini. Akan kutaruh di mana mukaku?" batinnya melihat kerumunan yang mengelilinginya dengan wajah yang menahan malu.

"Hueee, Choi Sanggung." Rengek Soyong pada dayangnya itu. Namun tetap dengan lembut dan anggun.

"Cepat! Segera keluarkan Mama dari sini!"
Panik Choi Sanggung, meminta siapapun untuk menolong ratunya itu. "Mama, tunggulah sebentar, saya akan membawakan Anda handuk." Choi Sanggung segera berlari ke menuju Daejojeon.
Dalam batinnya ia berteriak, "Hong Yeon-ah! Cepatlah pulang, tidakkah kau melihat apa yang terjadi padaku tanpamu. Huhuhu."

Tak jauh dari kerumunan itu, rupanya sang raja sedang dalam perjalanan menuju kediaman ratunya. Bersama dengan Sangseon yang mengikutinya. Raut mukanya terlihat sangat berseri, rupanya ia tidak sabar lagi untuk bertemu istri yang sangat ia rindukan. Padahal mereka baru tadi pagi mereka berpisah karena Wonbeom harus menghadiri sebuah konferensi.

Mendengar para dayang berteriak memanggil-manggil ratunya, Wonbeom pun segera bergegas, hampir berlari. Hal itu tentu sangat mengejutkan Sangseon.

"Jeo--Jeon..."
Belum sempat ia melarang sang raja untuk berlari, ia terpaksa ikut lari juga. "Ah, masa bodoh dengan usia."

Sesampainya di sumber suara, betapa terkejutnya saat ia melihat istrinya itu basah kuyup di dalam sebuah kolam renang.

"Jungjeon!" Panik Wonbeom segera menuju kolam.

"Jusang Jeonha" Para dayang dan pengawal terkejut dengan kedatangan sang raja lalu segera memberi hormat. Para pengawal yang akan menolong Soyong pun segera mundur, merasa tidak berhak untuk menyentuhnya.

Seketika Soyong pun menganga kaget. Mati kutu tidak tahu harus berbuat apa. "Aish. Kenapa dia harus datang kemari sih?" Batin Soyong. Rasa malunya jadi bertambah berlipat-lipat. Ingin sekali Soyong menyumblimkan diri saat ini juga.

Tanpa basa-basi, Wonbeom masuk ke dalam kolam renang dan segera menggendong Soyong keluar dari sana. Soyong segera memalingkan wajahnya, lebih tepatnya bersembunyi karena malu. Mereka berdua pun sama-sama basah kuyup. Lagi-lagi Sangseon dibuat panik dengan tingkah rajanya yang sering nekat itu. Namun ia hanya bisa mengelus dada.

Para dayang yang melihat pemandangan tersebut tersipu-sipu malu. Beberapa dari mereka memuji betapa manisnya perlakuan sang raja kepada ratu mereka. Ada yang meremas lengan baju orang di sebelahnya, ada juga yang memukul-mukul lengan kawan mereka.

"Choi Sanggung, segera siapkan minuman hangat untuk Jungjeon." Perintah Wonbeom pada Choi Sanggung

"Ye, Jeonha."

"Hei, Jungjeon. Apa yang baru saja kau lakukan saat aku tidak ada? Apa ini hobi barumu, berenang dengan gaun? Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu? Tidak tahukah kau bagaimana paniknya aku?" Omel Wonbeom pada istrinya itu dengan penuh rasa khawatir. Karena sebelumnya, istrinya itu juga pernah tenggelam di kolam renang yang sama.

"Ya sudah, yang penting kau sudah aman." Bisik Wonbeom pada istrinya. Karena melihat Soyong hanya diam saja, Wonbeom mengira Soyong masih syok. Ia pun segera berjalan menuju Daejojeon.

Soyong yang masih menyembunyikan wajahnya di pundak suaminya itu, masih diam seribu bahasa. Namun, rona merahan pada pipinya tetap tidak bisa disembunyikan.

------------
Haiii, Cheorin Nation! Salam kenal yaa semua, aku Seonnie, penulis pemula di dunia per-Wattpad-an😁

Akhirnya work ini terpublish juga setelah sekian purnama merindukan Mama dan Jeonha. Semoga kalian suka yaa!🤗

Karena berlatar kerajaan di jaman modern, Ratu Soyong akan lebih sering berpakaian modern ya. Hanbok seperti biasa juga pakai, tapi hanya di saat-saat tertentu saja.

Berhubung ini work pertamaku, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan di chapter-chapter selanjutnya. Kritik dan saran dari kalian akan sangat membantu dalam penulisan work ini.🙏

The Royal Household (A Royal Living of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang