Keesokan paginya, Pangeran Yeongpyeong dan Du-il sudah berada di kediaman pribadi Wonbeom. Mereka bertiga duduk melingkari sebuah meja, sedang berdiskusi tentang pertemuan Wonbeom dan Soyong tadi malam.
"Soyong memang membicarakan pencalonan ratu." Ucap Wonbeom membuka pembicaraan.
"Tapi bukannya mengatakan bahwa ia setuju, ia malah mengatakan akan kembali ke Australia dan mengakhiri hubungan denganku. Sebuah rencana besar yang tidak mungkin dibuat tanpa alasan yang besar pula." Wonbeom mulai menceritakan apa yang terjadi padanya tadi malam.
"Mungkinkah Kim Jwa-geun telah mengancamnya? Nona Soyong adalah gadis yang, hmm bagaimana ya, dia bukanlah tipikal gadis yang tegaan. Apalagi jika itu menyangkut Anda, Jeonha. Pasti ada sesuatu yang mendorongnya melakukan hal seperti itu. Jika aku jadi dia, aku tidak akan mau jika disuruh meninggalkan kekasihku dengan alasan yang tidak jelas." Du-il mengutarakan pendapatnya berdasarkan pengalamannya mengenal Soyong selama bertahun-tahun. "Nona Soyong bahkan tidak mau mengatakan apapun yang dapat menyudutkan siapapun." Imbuhnya.
"Jika benar Kim Jwa-geun telah mengancamnya lalu ia memilih untuk mundur bahkan sebelum pencalonan itu diumumkan, maka kita telah salah paham padanya." Ucap Wonbeom dengan penyesalan terpancar di wajahnya.
"Tapi, Jeonha. Pencalonan itu rupanya telah sampai ke telinga Daewangdaebi Mama. Bagaimana kita bisa mencegahnya sekarang? Daewangdaebi Mama juga tentu saja menyetujui rencana itu." Kini giliran Pangeran Yeongpyeong yang mengutarakan pendapatnya.
"Hmm, Halma Mama tidak mengetahui maksud Jwa-geun di balik pencalonan itu, sehingga beliau langsung menyetujuinya. Aku yakin itu." Wonbeom berusaha untuk setenang mungkin dengan tidak menuduh siapapun saat ini. Namun, dalam hatinya, sebuah ombak besar bergemuruh. Ia ingin sekali segera mengungkap segala perbuatan kotor Kim Jwa-geun yang selama ini ditutupi dengan rapi olehnya dan menyeretnya ke pengasingan, tapi Wonbeom belum bisa berbuat apa-apa, kekuasaan tertinggi masih dipegang oleh Ibu Suri Agung yang juga masih kakaknya sendiri. "Hanya ada satu cara untuk menghentikannya." Ucapnya dalam hati dengan tangan tangan yang mengepal kuat-kuat. Ia berencana mengusulkan permintaan pengunduran diri Ibu Suri Agung sebagai walinya. Hanya itulah satu-satunya cara bagi Wonbeom untuk melindungi Soyong dari pamannya itu.
"Aku akan pergi ke Tongmyeongjeon." Tiba-tiba Wonbeom beranjak dari kursinya, meninggalkan tanda tanya untuk dua orang di hadapannya.
"Jeonha, apa yang akan Anda lakukan?"
"Jeonha!"
Panggil Pangeran Yeongpyeong dan Du-il, berusaha menghentikan sang raja, tetapi tidak digubris olehnya.
.
.
.
Setibanya di pintu halaman depan Tongmyeongjeon, kebetulan sekali, Wonbeom berpapasan dengan orang yang paling ia benci, Kim Jwa-geun. Rupanya ia baru saja menemui Ibu Suri Agung."Jeonha." Sapa pria itu pada Wonbeom dengan menunduk memberi hormat yang hanya dibalas senyum terpaksa dari sang lawan bicara.
"Ngomong-ngomong, ada perlu apakah Anda datang kemari?" Tanya Kim Jwa-geun dengan tidak tahu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Household (A Royal Living of Love)
Fanfiction[ON GOING] but [SLOW UPDATE] Alternative universe dari drama kesayangan kita semua, Mr. Queen! Sebuah cerita tentang kehidupan rumah tangga pasangan raja dan ratu gesrek nan random, Wonbeom dan Soyong, di zaman modern. Terinspirasi dari kerinduan a...