3. Bolpoin

16.6K 643 2
                                    

Ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting

Suara pintu elevator terbuka. Gavin yang sudah nggak sabaran segera berlari mencari ruang kerja ayahnya. Kebetulan sekali, Galen baru saja tiba dari makan siangnya di kafe seberang kantor.

"Sayang!" Galen terkejut lalu mencium bibir Bella kilat. "... kenapa nggak kabarin aku dulu kalau mau ke kantor?"

"Biar surprise dong."

"Daddy!"

Gavin memekik senang tatkala melihat tubuh belakang Galen ternyata berada nggak jauh dari tempatnya berdiri.

Galen berbalik. "Mbulnya Daddy!" lalu dia berjongkok seraya merentangkan kedua tangannya.

Sontak saja Gavin berlari cepat menuju pelukan hangat sang ayah. Kedua lengannya melingkari leher Galen. Dia memeluk ayahnya cukup erat, seakan nggak boleh pergi-pergi lagi meninggalkannya.

"Janan pagil Apin, Ebuy lah, Daddy. Apin kan endak cuka kali."

Gavin memprotes sembari manyun.

Menyebut nama "mbul" saja susah apalagi nama aslinya sendiri. Memang ajaib sekali anaknya daddy Galen dan mommy Bella itu. "Terus Daddy musti panggilnya apa?"

"Apin ja, bal klen. Apin nini kan so hesem."

Maksud Gavin itu handsome.

"Tapi Daddy sukanya panggil you, Mbul. Gimana dong?"

"Tapi juda Apin yang endak cuka di pagilna seti bitu," ketusnya. "... cudah deh kita mang butan fwend!"

Gavin memberengut kesal seraya melepas rangkulan di leher Galen

"Friend itu teman maksudnya?" tanya Galen memastikan dan Gavin mengangguk masih kesal. "Are you mad at me?"

"Endak mad, uma Apin don't like ja talau ada olang-olang pagil Apin itu ebuy-ebuy bitu. Bikos itu endak klen kali. Chu know, klen? Klen itu so cool-cool kali."

"Oh, jadi keren itu cool kali ya."

Galen berusaha paham.

Gavin mengangguk cepat. "Yes, betuy kali. Nanak-nanak setiku itu cool-cool kali and so hesem too."

"Baiklah, Daddy mengerti sekarang. Jadi, mulai sekarang Daddy musti panggil you, Apin. Gitu kan ya?"

"Okos, Daddy. Inat yoh pagilna uma Apin ja."

Si Mbul ApinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang