4. Akak Kenzie

12.3K 552 0
                                    

***

Besok adalah hari ulang tahun Gavin yang ketiga. Para saudara dari pihak ayahnya datang berkunjung ke rumah. Mereka Milo, Aurora, Kenzie dan Claire yang masih bayi berumur lima bulan. Nggak lupa juga ada Juan, Ezra, Rita dan Kara.

"Akak!" pekik Gavin girang.

Milo dan Aurora setengah berlari menuju Gavin, hanya Kenzie saja yang berjalan santai. Kini Gavin memeluk para sepupunya dengan tawa riang lalu mengajak mereka untuk bermain bersama.

Sedangkan para orang dewasa yang melihat tingkah anak-anak mereka hanya terkekeh seraya menyunggingkan senyum.

"Milo, awas kejepit loh Apin-nya," peringat Rita halus, selaku ibu dari Milo dan Aurora.

"Udah nggak apa-apw, Rita. Lagian Apin senang kakak-kakak sepupunya datang ke sini, biar ada teman main."

Bella balas dengan senyum maklum. Dan Kara, ibu dari Kenzie dan Claire tertawa kecil saat melihat anak-anak kembali berteriak kesenangan.

"Yaudah, ngobrolnya di dalam saja," ajak Bella ramah.

Di sisi lain Galen bersama Juan dan Ezra sudah berlalu ke halaman belakang rumah. Memulai pembicaraan yang membosankan menurut Bella. Tentu nggak jauh-jauh dari pembahasan tentang bisnis dan uang.

Jadi kakeknya si Apin itu memiliki kakak kandung dan mendapat anak Juan dan Ezra. Usia mereka dengan Galen hanya terpaut dua tahun saja. Dan Juan yang tertua dari para saudara serta sepupunya.

Dan kini, Gavin sudah mengeluarkan seluruh mainannya dari boks. Aurora sebagai perempuan satu-satunya lebih memilih nggak ikut bermain.

"Yoh, Akak Owa mo mana?" tanya Gavin mengerjap bingung saat Aurora hendak berjalan pergi.

Selain cerewet, Gavin juga selalu asal ceplos jika memanggil nama orang. Meski itu bukan salahnya juga karena memang lidahnya susah mengucap nama atau kosakata yang terlalu ribet.

"Ola mau kelual aja, nggak jadi ikut main," jawab Aurora lancar.

"Yoh, kok bitu? Cini ja, Akak Owa. Main-main with kita."

"No! Ola nggak suka mainan cowok," tolak Aurora sedikit nggak santai.

Setelah itu Aurora benar-benar pergi dari ruang bermain. Bikin Gavin terus-terusan berteriak memangil-manggil nama kakak sepupunya.

"Akak Owa!"

Bibir Gavin melengkung ke bawah seperti siap menangis. Dia merasa amat sedih. Apakah mainan miliknya kurang banyak? Sampai Akak Owanya nggak mau ikut bermain?

"Don't be sad, Apin. Ola cuma nggak suka mainan anak boy saja. She's girl and we're boys," ujar Milo menenangkan dengan bijak.

"Ola juga nggak suka mainnya with boys," sahut Kenzie tanpa menatap pada Gavin dan Milo.

"Um... betul kata Kenzie. Ola girl dan kita boys," timpal Milo mengangguk setuju karena Aurora adalah adiknya.

"Butan kana mainan Apin ditit kah?"

"Bukan kok, tenang aja."

Gavin menghirup napas dalam-dalam setelah itu dihembuskan kembali dengan kedua bahu sempitnya merosot ke bawah. Bak orang merasa lega.

"Ote deh. Tencu kali ya, Akak Keji and Akak Mio dah mo main-main with Apin."

Kan, sudah di bilang kalau Gavin itu suka asal saja saat memanggil nama orang.

"No ploblem, Apin," balas Milo.

Berbeda dengan Kenzie yang dipanggil dengan sebutan Keji, Kenzie sangat nggak terima. Namanya sudah bagus-bagus tapi adik sepupunya dengan sembarangannya memanggilnya begitu.

Si Mbul ApinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang