23. Ketahuan Nggak Ya

4.5K 515 48
                                    

300 vote tercapai?
tentu saja update lagi.

apin mo taya dong.
akak semana tahu cita apin dawi mana cih?

***

Usai membeli es krim berkedok belanja sayur, mereka nggak langsung pulang ke rumah. Mobil Galen sengaja melipir ke taman sebentar agar Gavin bisa leluasa memakan es krimnya.

"Biasa saja dong makannya," Galen mengelap dagu Gavin yang terdapat lelehan es krim rasa cokelat yang berceceran.

"Hehe." Gavin nyengir lebar. "... ekimna enyak kali. Apin kan dadi cuka."

"Daddy boleh minta nggak?" tanya Galen iseng.

Bukannya menjawab, Gavin balik bertanya. "Mangna Daddy cuka ekim juda?"

"Suka lah, memang yang suka es krim itu cuma Apin saja."

"Talau bitu..." Gavin mencolek es krim itu dengan telunjuk kecilnya lalu menyodorkan di depan mata Galen. "... ni bat Daddy deh."

Tiba-tiba tenggorokan Galen merasa tercekat. Sementara Gavin masih menunggu ayahnya untuk melahap es krim yang ada ditelunjuk kecilnya.

"Daddy endak mo kah?" Gavin memastikan. "... Apin dah bawik yoh mo tasih ekimna bat Daddy."

"Ya kali cuma se-uprit," Galen protes.

"Mangna mo bapa?"

"Banyak lah," jawab Galen sewot.

Sontak Galen mendapat delikan sinis dari sang anak gembul. "Ey, bewi dili lah."

"Lah es krim itukan belinya dari uang Daddy semua loh," sahut Galen mulai merasa jengkel.

Gavin mendecak. "Ckck... Daddy ni napa pewit kali cama nanakna dili sih? Ish... endak betuy lah seti bitu."

"Nggak betul-nggak betul," gerutu Galen masih sewot. "... kamu yang nggak betul. Dasar gembul pelit."

"Ey, Apin endak embul and endak pewit," Gavin memberengut kesal. "Yang pewit itu Daddy butan Apin. Mangna ada bitu colang Daddy yang pitungan cama nanak meka dili?"

Galen kontan terdiam. Maka Gavin makin semangat lagi nyerecos. "Tuh kan Daddy endak bica wawab, balti betuy kali talau Daddy nini pewit."

Kalau sudah begitu, Galen angkat tangan untuk terus mendebat dengan Gavin. Dia sudah nggak sanggup dengan tingkah ajaib anaknya yang semakin hari semakin membuat napasnya mendadak sesak.

"Daddy dah," seru Gavin menyadarkan lamunan ayahnya.

Lima es krim sudah dilahap habis tanpa ada sisa-sisa. Hanya menyisakan beberapa bekas noda cokelat yang menempel pada sekitaran baju Gavin.

"Mau langsung pulang?"

"He-eh, puyang—"

Galen menyela. "—iya, Nak. Bilangnya iya."

"Iya, puyang ja kana Apin dah lidu mo temu Mommy."

Semenjak Gavin jarang menyusu, balita itu jadi sering merasa rindu pada Bella. Entah itu karena rindu pada kegiatan nenennya atau betulan rindu pada ibunya?

"Oke. Mari kita pulang!"

"Mayi kita puyang!"

Ayah dan anak itu berjalan menuju mobil yang terparkir di dekat taman. Galen menggendong Gavin, sesekali anaknya berseru jika melihat sesuatu.

"Daddy," panggil Gavin pelan.

Galen yang baru memasangkan safety belt menoleh ke belakang. Disebelahnya Gavin sudah duduk nyaman di car seat.

Si Mbul ApinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang