9. Marah

8.8K 526 16
                                    

Pada malam hari, Gavin tengah berbaring nyaman di atas kasur bersama kedua orang tuanya. Sebelum tidur, dia menceritakan kegiatan bermainnya tadi pada Galen. Termasuk insiden dia dan Elfron yang bertengkar, meskipun ceritanya di lebih-lebihkan.

"Tangannya nggak apa-apa kan, Yang?"

"Yang." Gavin membeo lirih.

"Untungnya nggak. Kamu kan tahu Apin suka lebay," jawab Bella mengungkap fakta dan Galen terkekeh.

"Apa itu ebay?" Gavin mengerutkan dahi. "Namana seti bwead."

"Idih, makanan mulu yang ingat. Lebay itu Apin. Kalau cerita suka ditambah-tambahin."

"Mana ada seti bitu," elak Gavin, si balita gembul yang hobinya ngibul. "... Daddy ijam hepong."

"Bilang apa?"

"Pwiss..."

Galen mencibir namun tetap memberikan ponselnya pada Gavin lalu dia lebih merapat lagi ke sebelah Bella. "Sayang, besok itukan libur, kita jalan-jalan yuk?"

Selagi Gavin bermain sama ponselnya, Galen mencuri waktu untuk berduaan sama Bella. Memang Gavin itu sangat nggak suka kalau kedua orang tuanya berdekatan.

"Ada apa nih tiba-tiba ngajak keluar?"

"Ya mau saja, tapi—" Galen melirik bentar ke Gavin, masih aman dalam arti nggak ada tanda-tanda bocah itu akan memisahkan kemesraan mereka. "—only you and me."

"Nanti Apin sama siapa?"

"Titip Popo dan Nemo lah. Please! Mau ya, Yang?"

"Gimana ya?"

"Please, Sayang!"

Galen memohon dengan mata seperti anak anjing.

"Hng—iya deh."

"Yes!"

Sontak Galen bersorak gembira lalu mencium Bella.

"What is dis, Daddy?"

Ketika Gavin menengok ke arah orang tuanya, sedetik kemudian dia melotot tajam melihat sesuatu. "Daddy! Nyo kiss-kiss my Mom!"

Hal itu bikin Galen terlonjak kaget karena Gavin berteriak tepat di telinga kanannya. Bella terkekeh dan Gavin sudah duduk di antara mereka.

"Daddy, nyo kiss-kiss. Nini kan Mommyna Apin, Mommyna Daddy mana? Oba deh pagil Nemo bal Daddy ada Mommy."

"Tahu apa kamu bocil," gerutu Galen dan diabaikan Gavin.

Setelah itu jemari Gavin kembali sibuk menjelajahi foto-foto di galeri ponsel milik Galen. Dan memperlihatkan sebuah foto hasil usg sama ayahnya.

"Apa ini, Daddy? Wanana bwek semana."

"Tanya Mommy Apin sendirilah."

Rupanya Galen masih terlihat kesal.

"Ey, janan mayah. Apin kan uma bacada toh."

Galen meremat sprei karena gemas dengan cara bicaranya anaknya. Dia merunduk untuk lebih jelas melihat foto itu.

"Oh, ini! This is Apin, waktu Apin baru muncul kepermukaan."

"Apin?"

Seperti biasa jika tengah Gavin di landa kebingungan maka kepalanya dimiringkan. Sampai dahinya mengerut dengan sangat jelas bak orang dewasa.

"Iya, itu kamu, Mbul."

Mendengar kata "mbul" lagi, Gavin jadi memberengut nggak suka.

"Daddy, dah Apin biyang talau Apin ini endak cuka dipagilna bitu. Ckck... embul itu endak klen, yang klen itu namana Apin ja."

Si Mbul ApinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang