Chapter 2

9.8K 574 2
                                    

"Janji ya prill. Sampe kapanpun kita akan selalu jadi sahabat selamanya."

"Iyaa gue janji gue akan selalu jadi sahabat lo sampe kapanpun"

Ali memberikan jari kelingkingnya padaku untuk kutautkan pada jari kelingkingku juga.

Kita sama sama berjanji kalo kita akan menjadi sahabat selamanya.

Aku tersenyum mengingat itu semua. Disini di bawah pohon yang rindang dengan pemandangan danau di depan kami ini adalah tempat favorite kami. Tempat ini sangat sejuk dan nyaman. Ali merebahkan tubuhnya di pahaku sedangkan aku duduk membaca buku novel cinta.

"Huhhh nyaman banget ya disini. Gue harap gue selalu bisa kesini sama lo." Ucap ali.

"Iyaa sama" jawabku masih fokus dengan bacaanku.

"Kalo lo udah nikah nanti lo bakal mau gak kesini lagi sama gue ?" Tanya ali lagi.

"Ya iyalah mau. Tenang aja gue bakal kenalin lo sama suami gue kelak. Dan dia bakalan tau kalo lo adalah sahabat sejati gue." Ucapku masih membaca buku.

"Prill baca apaan sih ?"

"Novel li." Ucapku santai.

Ali mengambil novel yang ku baca dan menatapku.

"Issshhh apaan sih. Balikin gak ?"

"Ngga wlee....:p"

"Aaahhh sini ah. Gue bentar lagi kelar itu. Balikin gak ?"

"No. Perhatian lo malah kebuku. Gue disini. lo perhatiin gue dikit napah ? Udah bukunya gue taro dulu ya. Kita ngobrol." Ucap ali memasukan bukuku ke dalam tasnya. Dan kembali merebahkan kepalanya di pangkuanku.

Tanganku refleks mengusap rambutnya.

"Jadi lo mau ngobrol apa sama gue.?" Tanyaku.

"Ya apa kek. Prill" ucapnya.

Aku memandangnya. Alipun balas memandangku. Kali ini tanganku mengusap pipinya.

"Lo ganteng. Hahahaha" ucapku.

"Kenapa lo naksir sama gue ? No. Lo gak boleh suka sama gue."

"Hahaha yakaliii... pede banget lo." Ucapku.

Ali terdiam. Dia melihat kearah lain. Aku kembali mengusap rambutnya.

"Prill.."

"Hmmm"

"Ghina cantik gak ?"

"Cantik. Kenapa lo suka sama dia ?"

"Gatau. Tapi gue selalu kepikiran aja sama dia."

Aku sedikit memekik. Jujur selama ini aku tak melihat ali seperti menyukai ghina. Dan entah mengapa ada rasa tak rela di hatiku saat ali bilang dia selalu memikirkan ghina.

Aku menggelengkan kepalaku menyadarkan lamunanku sendiri.

"Lo suka sama dia ?" Tanyaku

"Gatau juga sih. Gue gak ngerti. Tapi sekarang rasanya aneh. Gue selalu deg-deg an kalo dekat dia. Gue semacam punya rasa pengen ngejagain dia lebih." Ucap Ali yang membuatmu serasa ingin menangis. Entahlah mungkin karena kita lama bersahabat. Ali selalu bersamaku. Dan entah kenapa dia seolah akan ngejauh dari gue.

"Prill.." kali ini ali memandangku. Aku menatapnya. "Kenapa ?"

"Lo setuju gak kalo gue sama ghina jadian ?"

Aku terdiam. Entah apa yang harus ku katakan. Aku mulai takut.

"Prill kenapa sih koq diem."

"Eh.. ha.. yaa... ya... see. Tuju setuju aja. Ghina kan cantik. Manis. Pasti cocok sama lo yang ganteng." Ucapku

I LOVE YOU MY BEST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang