Chapter 5

8K 532 8
                                    

Ali POV

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju perpustakan. Tapi langkahku terhenti saat kulihat sahabatku prilly dan sultan sedang ngobrol berdua di bangku taman sekolah. Gejolak Amarah seperti biasa meluap luap saat melihat mereka. Aku juga tak mengerti kenapa denganku. Lebih tepatnya aku tidak ingin mengerti dengan ini semua. Aku dan prilly adalah sahabat dan hanya akan sahabat.

Kulihat mereka semakin mesra saja aku mulai muak dengan sultan yang memegang tangan prilly. Ku putuskan untuk mengahampiri mereka.

"Hei sekolah ini pegang pegangan tangan." Sindirku yang membuat mereka melepaskan genggamannya.

Aku duduk di tengah tengah mereka "geser dong tan" seruku pada sultan. Dia pun bergeser dengan wajah bete hahaha.

"Prill pulang bareng gue yaa." Ucapku pada prilly

"Gak bisa. Gue uda janji nih sama sultan"

"Yah besok aja dong sama sultan. Gue pengen ke danau sama lo prill."

"Ya udah prill gpp besok aja." Ucap sultan.

"Tapi tan.."

"Gpp tuh dia bilang juga gpp ya udah sih" potongku.

"Ihh lo rese. Ya udah ah. Yuk al kita ke kelas."

Prilly beranjak dan mengandeng tangan sultan menuju kelas.

______________________

"Beneran Gpp kalo gue sama Ali hari ini ?" Tanyaku pada sultan.

Dia tersenyum "gpp lah lo tenang aja." Jawabnya.

"Thanks ya lo selalu ngertiin gue."

"Sama sama" senyumnya lagi.

"Ya uda gue duluan yaa." Lanjutnya

Aku menganggukan kepalaku melihat punggung sultan yang menjauh. Rasanya kali ini aku tak mau berjauhan dengannya. Sultan adalah orang yang selalu ada untukku. Memberiku rasa nyaman di sela sela kegalauan hatiku. Mungkin aku memang labil. Tapi pada kenyataannya tak hanya aku kan yang merasakan hal seperti ini ?

Aku tak mungkin bersama Ali karena komitmen yang sudah kami pegang selama 9 tahun ini. Dan jelas orang yang Ali cintaipun bukan aku. Menurutku tidak ada salahnya jika aku membuka hati untuk orang lain. Membuka lembar baru dan kenyamanan yang baru.

"Dooorrrr !!!" Lagi lagi ali mengagetkanku serta membuyarkan lamunanku barusan.

"Isshh bisa gak sih ga ngagetin"

"Nyapa dulu kek !" Ucap ali yang sudah tau tentang kebiasaan ucapanku saat ali mengagetkanku. "Lagian ngelamun mulu. Jangan ngelamun mulu sekolahan uda sepi nanti kesambet lo !" Godanya.

"Apaan sih. Ayok ah." Ajakku.

Kita berduapun berjalan ke arah parkiran motor. Di jalan ku lihat citra yang menatapku sinis "hai li. Lo gak bareng ghina ?" Tanyanya pada Ali.

"Ngga nih gue bareng prilly." Ucap ali santai.

"Gimana sih lo li. Cewe sendiri gak di perhatiin." Ucapnya sambil berlalu.

Ali seperti tak mendengar ucapan citra karena dia terlihat biasa saja.

"Heh. Lo gak denger barusan dia ngomong apa ?"

"Denger koq." Ucapnya santai.

"Terus reaksi lo biasa aja ?"

"Ya biasa ajalah. Dia kan cuma nanyain ghina doang." Ucapnya.

Ah sudahlah. Aku sedang malas berdebat dengan dia.

____________________

Sesuai rencana kami Ali mengajakku ke danau. Seperti biasa aku duduk di tempat ku biasa duduk. Sedangkan ali, dia berada di tepi danau dan merentangkan tangannya.

I LOVE YOU MY BEST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang