Sesampainya di kafe, Cici dan Mia menuju Bar kafe untuk nongkrong di sana, alasannya untuk bertemu sang sahabat sekaligus pemilik cafe, Roni, juga di situlah tempat yang paling lancar untuk numpang wifi.
"RONII." teriak Mia.
Anjir, untung sepi, batin Cici mengumpati sang sahabat.
Mia Swastika teman sekaligus sahabatnya sejak kelas 1 Smp, Sma, sampai kuliah. Mereka selalu bersekolah di tempat yang sama Sejak Smp hingga saat ini dan di kelas yang sama banhkan sebangku, kecuali sekarang mereka berbeda jurusan tapi masih sering bertemu dan nongkrong di kantin kampus.
"Apaan," sahut seseorang dari belakang mereka.
"Anjir, monyet," latah Mia kaget karena Roni yang tiba-tiba di belakang mereka.
"Dih, latahnya ga etis banget mba,"ejek Roni.
"Kurang ajar emang lu," umpat Mia.
"Ribot, robot teross, masih gw tonton," sindir Cici yang jengah melihat tingkah kedua sahabatnya yang saat bertemu selalu ribut.
"Mia tuh!" salah Roni.
Roni Ferdian, teman Cici dan Mia saat Sma, mereka bertemu karena satu kelas dan tempat duduknya yang depan belakang jadi mereka berteman akrab sampai sekarang, sebenarnya masih ada satu lagi teman sebangku Roni yang juga sahabat mereka. Fino sbastian, sayang saat ia lulus ia di kirim orang tuanya ke luar negri untuk melanjutkan kuliah, Fino pernah bilang kalo ia akan sering-sering pulang kalo liburan, beda lagi critanya kalo Fino kepincut sama bule di sana, kalo katanya Mia.
"Ko gw!" elak Mia tidak terima di salahin.
"Heleh, lu di sini mau numpang wifi kan?" tebakan Roni yang tepat sasaran.
Sambil menunggu Roni dan Mia selesai adu mulu Cici mengeluarkan laptopnya dari dalam tas dan menyambungkan nya ke jaringan wifi. Pertama ia harus mendowload aplikasi terlebih dahulu, saat selesai ia baru membuka sebuah aplikasi untuk menonton film.
"Mau film apa?"Pertanyaan Cici berhasil mengintrupsi dua orang yang lagi lagi masih adu mulut.
"Horor!" keduanya menjawab serempak, mereka mungkin selalu bertengkar namun dalam waktu tertentu mereka bisa kompak, mungkin itu yang menyebabkan mereka bisa akrab.
Sambil memilih film Cici berkata, "Eh lu kaga kasih kita minum apa?"
Roni memutar matanya malas, dan memanggil salah satu pegawainya untuk membuatkan minum.
"Dua air putih."
"Kampret! Kaga ikhlas banget lu." Mia memukul lengan Roni membuat si empu kesakitan.
"Sadis banget lu, gw bercanda elah," ucap Roni.
"Gw coklat anget ye, pake gelas yang gede," ucap Cici karena ia tau cangkir di sini kecil-kecil.
"Gw juga!"
"Bangkrut gw lama-lama kalo pelanggan gw kayak lu-lu pada," gerutu Roni.
"Tenang Ronn, Mia yang traktir," ucap Cici menenangkan.
"Wih tumben, sekalian, gw juga buatin sama ya," ucap Roni kepada pegawainya.
"Kan lu yang punya cafe bambang! Ngapain minta traktir!"
"Kaga papa sekali-sekali."Mendengar itu Mia mendengus kesal sedangkan Roni dan Cici terkekeh dan bertos ria.
____________
Saat mereka sedang asik menonton tiba-tiba Roni berbisik.
"Sstt sstt, arah jarum sebelas pacar lu ngeliatin noh,Mi,"
"Hah?!"
Cici yang penasaran menoleh dan benar saja pacarnya Mia, Dion, sedang melihat ke arah mereka.
Mia yang ingin memastikan juga ikut menoleh dan dwarr!
Tatapan mereka bertemu, Mia cepat-cepat mengalihkan pandangannya.
"Anjir, kok iya? Mana gw tadi kaga ijin!"
"Mampus lu," ucap Cici dan Roni serempak yang membuat Mia tambah cemberut.
"Yang di sampingnya temennya ya?" tanya Cici ia melihat pria kemeja biru di sampingnya yang juga melihat ke mereka, entahlah tapi Cici merasa pria itu sedang menatapnya.
"Oh itu, iya temennya sekaligus dosen gw, kampret ga tuh, dosen killer lagi! Namanya pak Gevan Ferdiansyah," jelas Mia.
"Eh bantuin gw napa!" lanjutnya kesal karena kedua temannya yang acuh tak acuh.
"Santuy, sini gw tamengin, lu duduk di sini,"ucap Cici.
"Lu emang sahabat gw,ci ga kaya si curut!"
Roni yang merasa tersindir tidak terima, "Ko gw??" Roni memang dari tadi asik menonton tidak menghiraukan dua orang di depannya.
Mereka pun berpindah duduk, namun tetap saja tidak bisa menghalangi Dion untuk menatap Mia.
Mia pun pasrah jika nanti ia di marahi._____
Hari menjelang sore dan mereka masih asik menonton tinggal sepuluh menit filmnya berakhir.
Dan
Tamat.
Ceritanya pun tamat dengan sadis, seperti si pemeran utamanya meninggal dengan tragis dan jiwanya dimakan oleh penunggu rumah berhantu.
"Tuh Ronn, lu besok matinya kek gitu kalo lu masih pelit ama kita,"ucap Mia ngawur namun di benarkan oleh Cici.
"Amit-amitt,"ucap Roni mengetuk kepalanya beberapa kali dan setelahnya mengetuk meja beberapa kali.
"Udah selesai? Udah sore pulang." Mereka bertiga kaget karena tiba-tiba Dion sudah berada di belakang Mia udah kek jailangkung.
"Eh, ekhm, oke, gw duluan ya guys," ucap Mia dan keluar di ikuti Dion di belakangnya. Roni dan Cici menatap Mia kasihan, ia pasti akan di marahi oleh pacarnya.
Saat Cici mau memutar film selanjutnya, sebuah suara mengintrupsinya.
"Kamu ga pulang?"
"Hah, eh," ucap Cici kaget.
Entah sejak kapan pak dosennya Mia di samping Cici.
"Kamu ga pulang?" tanyanya sekali lagi.
"Eh, em .. belum pak, saya masih nemenin temen saya yang jomblo pak, sekalian nanti pulang sama dia pak," ucap Cici beralasan ngawur dan memukul lengan Roni, agar membantunya.
"Hah?" Roni yang tidak tau harus ngapain menatap Cici.
"Udah sore, pulang bareng saya aja, saya antar. Anak gadis engga boleh diantar laki-laki pulang malem,"ucap Gevan.
Emng lu, bukan cowo!-batin Cici sama Roni.
"Em, engga usah pak, ngerepotin bapak nanti, saya sama temen saya aja," ucap Cici berusaha menolak.
"Tidak repot." Udah, gatau lagi Cici gimana nolaknya. Roni yang melihat itu pun ikut membantu.
"Yaudah Ci sono lu pulang ama dia," bisik Roni. Cici mendelik melihat itu, apa-apaan Roni itu!
"Yaudh pak, saya titip temen saya ya pak, di anter sampe rumah dengan selamat,"lanjutnya lalu mendorong Cici untuk cepat pergi.
Cici mengumpati Roni dalam hati, bukannya membantu ia malah mendorongnya ke kandang singa!
_______
Haiii gimana??? Suka ga? Sama cerita baru aku? Kalo suka aku bakal lanjutin,
Tolong tulin di komen ya lanjut atau engga, okeee
Aku tunggu komentar kaliann❣