13

82 6 0
                                    

"Halo sayang~"

Dion melototkan matanya saat mendengar ada yang memanggil Mia dengan sebutan sayang.

"Si anjing Fino ngapain lu telpon gue." dengan cepat mia mengumpati fino dengan sirat mengatakan kepada Dion bahwa yang menelponnya adalah Fino.

"Wess santai dong, gue pulang nih jemput gue hehe pleaseeeee, ya?"

"ngapa- " Dion dengan cepat merebut ponseln Mia.

"Mia lagi sama gue, minta yang lain buat jemput."

"Eh, Bang Dio-" Tut. Dion mematikan panggilan secara sepihak. Ia memasukkan ponsel milik Mia ke dalam saku hoodie yang ia kenakan.

"Udah sekarang ga ada yang ganggu lagi, lanjut yuk?"

"Dionnnnnn."

--------------

Kampus

"CICI!!"

Cici mengerutkan kening saat melihat dari kejauhan ada yang sedang berlari ke arahnya.

"Eh, kenapa lu  lari, Gi? berasa kek di kejar setan aja." Regi teman sekelasnya,  yang beru di kenalnya saat masuk universitas bisa di bilang Regi itu teman pertama Cici saat masuk universitas.

"Yeh, keburu ga kekejar lu keburu udah pulang," jelasnya masih dengan napas tersenggal.

Cici menepuk nepuk pundak Regi yang masih berusaha mengatur napasnya, "Sabar sabar, tarik napas dalem dalem .... tahan napas... tunggu satu jam  baru keluarin."

Regi mendengus mendengarnya, "Gue bisa mati anjir." Cici tertawa pelan.

"Ada apa nih?" tanya Cici pada akhirnya.

" Gue tadi mau bilang,  buat tugas kelompoknya Pak Joko gue sama lu ya?"

"Cuma bilang  gitu?" tanya Cici  di bales anggukan Regi.

"Ck, lu bisa bilang lewat chat kali!"ucap Cici tak habis pikir.

"Hehe, ga kepikiran gue." Regi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, dan berlanjut mengobrol hal random yang membuat mereka secara ga langsung menjadi sorotan mahasiswa mahasiswi lain yang sedang lewat.

Tiba-tiba Cici teringat satu hal yang penting.

mampus gue-batin cici berucap sambil menepuk dahinya.

"Eh, iya sorry Gi gue balik dulu ya udah dijemput," tanpa menunggu jawaban, Cici berlari menuju parkiran sambil merutuki diri sendiri.

Saat membuka pintu mobil dan Bom!

Ia melihat wajah seseorang yang em sedikit bt.

Cici meringis, "Udah lama,mas?"

"Lumayan, dari ngeliat dua orang yang asik ngobrol di gerbang parkiran."jawab Gevan sedikit datar, oke Cici tau berarti itu lama. tidak ada percakapan setelahnya, mobil melaju  kerumah Cici, karena ada acara makan malam keluarga diumahnya, dan Gevan di undang oleh mamahnya Cici untuk mampir.

****

"KA CICIIII!!," suara teriakan bocah laki-laki  menyabut kedatangan Cici dan Gevan. Reno, anak dari tantenya Cici a.k.a Winda  adik dari mamahnya Cici.

"Reno! ka Cicinya baru dateng itu, jangan nakal," ucap Winda memperingati anaknya.

"Gapapa ko tan, iya kan  reno?" Cici menggedong Reno yang beru berusia lima tahun itu.

"Ka Cici , Reno punya mainan baruu~"

"Oiya?" balas Cici sambil membawa Reno kedalam rumah meninggalkan Winda bersama Gevan.

"Eh ini  Gevan ya?"

Gevan menyalami tangan Winda, "Gevan,tante," ucapnya tersenyum tipis.

Winda yang melihat itu, "Ya allah gantengnya, ayo ayo masuk nak Gevan yang lain ada di ruang tamu," ucapnya yang terpesona? melihat gevan yang tadi tesenyum. mereka memasuki rumah menuju ruang tamu untuk bergabung dengan yang lain.

samar- samar Gevan dapat mendengar suara Cici yang sepertinya sedang protes?

"Curang! dulu cici mau punya pacar ga dibolehin!"

" Ya karena kamu cewe!" sahut papahnya cici.

"karena lu cewe!" ucap Joni adiknya dengan nada mengejek kerena kesal Cici memukul bantal sofa ke arah joni.

"Eh mantu mamah udah dateng. Udah lama, Van?" tanya Devita.

"Belom lama ko mah" Gevan menyalami tangan kedua orang  tua Cici dan ikut bergabung di ruang tamu.

Setelah acara  makan malam selesai, Gevan pamit pulang lebih awal karena masih ada pekerjaan yang belum selesai.

"Beneran ga mau nginep nak Gevan?" tanya devita.

"Iya, nginep aja semalem, udah malem banget nak gevan," imbuh papahnya Cici.

"Maaf mah, pah, lain kali aja Gevan nginepnya, masih ada pekerjaan yang harus gevan selesain malem ini." ucapnya sedikit ga enak.

Setelah Gevan berpamitan Cici mengantar Gevan sampai  di depan mobil.

"Hati- hati mas pulanganya," ucap Cici hati hati pasalnya setelah percakapan sore tadi di mobil ia belum berbicara sama sekali  dengan Gevan, takut kalo Gevan masih marah dengannya.

Gevan menghembuskan napas sedikit kasar, Gevan mendekat ke arah Cici.

cup.

Gevan mencium kening Cici yang membuatnya mematung beberapa saat.

"Mas itu posesif, mas ga mau apa yang jadi milik mas deket sama cowok lain, tolong jauhin laki laki lain selain mas dan keluaga kamu ya?" ucap Gevan dengan nada lembut dan tatapan tegas menatap tepat dinetra hitam bening milik Cici.

"hm?" dengan refleks Cici mengangguk mengiyakan.Gevan yang melihat itu tersenyum menaap Cici, tangganya mengusak rambut cici pelan.

"Mas pulang dulu, selamat malam" ucapnya masih dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahnya sampai mobil meninggalkan pekarangan rumah cici.

Dan Cici? jangan di tanya dia masih termenung memikirkan apa yang terjadi,bukan memikirkan apa yang dikatakn Gevan tadi melainkan membayangkan senyuman Gevan yang kelewat manis tadi. Cici baru melihatnya sekarang senyuman manis dengan lesung pipi di pipi kanan pria itu. rasanya ingin sekali ia menjerit. dan tanpa sadar ia juga ikut tersenyum saat membayangkannya.

-------*******--------

HALOOO BALIK LAGI HALU BERSAMA  CICIGEVAN CP!

See you di next chp!

PAK DOSEN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang