4

427 48 29
                                    

Terdengar suara gedoran keras dari luar pintu kamar Cici.

"Kak, disuruh bangun sama mamah noh. Katanya lu ada kelas pagi!" Sudah ketebak bukan ulah siapa, Joni a.k.a Alex Jovandi, adik satu-satunya Cici.

Mata Cici yang tadinya tertutup saat mendengar itu langsung terbuka, yang tadinya terlarut dalam mimpi paginya kini ia harus bangun untuk kuliah. Tentu saja bangun tidur karena terkejut tidaklah menyenangkan, sekarang Cici merasakan telinga yang berdengung dan kepalanya yang terasa pening.

Menghiraukan, Cici melihat jam di nakas, jam tujuh pagi tersisa waktu satu jam untuk ia terlambat ke kelas.
Bergeas ia ke kamar mandi dan bersiap.

Butuh waktu tiga puluh menit untuk dirinya bersiap dan kini Cici sedang menuruni tangga menuju meja makan.
Di sana hanya ada mamahnya, karena adik dan papahnya sudah berangkat sejak tadi.

"Mah, Cici langsung berangkat ya, Assalamualaikum," ucap Cici meraih tangan mamahnya dan mencomot roti di meja dan langsung keluar.

"Wa'alaikumsalam." Melihat kelakuan anak sulungnya itu Devita hanya bisa menggelengkan kepalanya, kapan sikap anaknya itu bisa berubah, mungkin saat ia menikah baru bisa berubah.

Menikah? Tiba-tiba Devita memikirkan ide tersebut dan tersenyum. Mungkin tak apa jika ia menjodohkan anaknya itu sekarang dengan anak temannya.

__________


Kantin kampus

"Gimana, mi? Boleh kaga?" tanya Cici kepada Mia, sekarang mereka lagi kantin kampus setelah kelas selesai.

"Katanya tante gw boleh ko, kebetulan tante lagi butuh asisten katanya, lu bisa dateng nanti kerumah sakit buat nentuin jadwal kuliah lu."

"Syukur deh, nanti temenin gw ye?"

"Yoi, santuy," jawab Mia lalu memasukkan bakso ke mulutnya.

"Bwetwe chi."

"Telen dulu anjr," ucap Cici melihat mulut temennya yang penuh tp ingin berbicara itu.

"Ekhm ... btw kemarin gimana ceritanya lu bisa dianter pak Gevan?" tanya Mia kepo dan Cici menceritakan Kejadian kemaren yang Roni memaksanya ikut Gevan.

"Ouhh." Mia mengangguk anggukkan kepalannya tanda paham.

"Jangan-jangan Pak Gevan suka lagi sama lu," lanjutnya.

"Uhuk... uhuk." Cici yang sedang meminum es tehnya tersedak mendengar perkataan Mia.

"Uhuk ... sembarangan, gw aja baru kenal. Suka dari mana coba?"

"Yaaaa mana gw tau."

____________________________

Rumah sakit

"Mi, tante lu beneran ngijinin?"

"Iyee, santuy, katanya dia juga lagi sibuk ko jadi butuh asisten."

Mereka berjalan di koridor rumah sakit dengan santai sambil melihat papan nama di atas pintu yang mereka lewati, agar mereka tidak kebablasan dengan ruangan tante Mia karena menurut mereka setiap ruangan dirumah sakit itu sama kecuali ruang mayat.

Mia yang sudah terbiasa keluar masuk ruangan tantenya iyu ia langsung membuka tanpa mengetuk pintu, tanpa tau kalau di dalam ada client.

Mereka tertegun saat masuk ruangan, disana ada tantenya Mia dan seorang laki-laki dan juga ada wanita paruh baya mungkin dia ibunya laki-laki tersebut yang jika ditebak baru umur tujuh belas sampai delapan belas tahun itu.

Satu kata dibenak mereka saat melihat laki-laki tersebut.

Ganteng!!!

Mungkin jika mereka tidak ada di rumah sakit mereka akan menjerit girang.

Tapi, herannya kenapa laki-laki itu terus menunduk? Dan tangannya sibuk memilin-milin kaus bagian bawah. Terlihat manis jika dilihat.

Tanpa disadari Cici melamun sambil melihat laki-laki tersebut sampai suara deheman membuyarkan lamunannya.

"Baiklah, terima kasih mba Rina, kalau begitu saya pergi dulu," pamit wanita paruh baya itu dan keluar ruangan dengan menggandenga tangan anak laki-laki itu, menyisakan Rina a.k.a tantenya Mia, Cici dan Mia di ruangan.

"Ekhm tumben kalian ke sini?" tanya Rina.

"Tan... itu pasien baru?"Bukannya menjawab Mia malah bertanya balik.

"Bukan, tante udah satu bulan yang lalu. Kalian?" jawab Rina sekaligus bertanya.

"Aku nemenin Cici," jawab Mia  berjalan ke sofa dan duduk.

"Hai tann," sapa Cici canggung karena udah lama tidak bertemu dengan Rina.

"Eh? Ini Cici? Tante sampe pangling loh sayang," ucap Rina dan memeluk Cici.

"Gimana sekolah kamu? Katanya Mia kamu mau jadi asistennya tante? Bener?"

"Iya tan, Cici gabut di rumah hehe."

"Wah, gini nih anak yang punya masa depan cerah, engga pacaran mulu," ucap Rina sedikit bercanda.

"Tante kira masa depan aku suram apa?" celetuk Mia sebal.

"Eh tan, client tante yang tadi namanya siapa?" tanya Mia.

"Hm?"

"Ganteng," ucap Mia tersenyum membayangkan wajah laki-laki tadi.

"EKHEM."

Eh? Wajah Mia masam seketika mendengar deheman seseorang.

______________________

Haiii haii update lagiiiii
Jangan lupa vote n komennnnn
Follow" an ig yuk
@santi.r1
Nanti disana author bakal buat short story Alvina Rionand couple, Gevan Cici couple andd Dion Mia couple
Folback? Dm aja~~

PAK DOSEN!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang