°°Happy Reading! Semoga suka! °°
+++-------+++
"Lu ngapain tiba-tiba balik? "
"Suka-suka gue lah! "
"Si anjir, " Mia menonyor kepala Fino pelan melihat temannya yang sok gitu.
"Sakit mii! " keluhannya.
"Lebai! " kepalanya kembali di toyor dari belakang oleh Roni tangan kanannya sibuk membawa nampan minuman untuk teman-temannya.
"Anjir suka banget si lu bedua noyor kepala gue!" Ucap Fino mengusak-usak kepalanya.
Fino, Mia, Roni sekarang lagi pada ngumpul di katanya Roni tentu saja untuk makanan gratis.
Brak!
Cici yang baru datang melemparkan tasnya di meja dan merbahkan kepalanya di meja.
"Ngapa lu?"
"Capek, lari."
"Siapa suruh lari?" Cici mengendikkan hanunya, ia menoleh ke arah Fino.
"Kenapa lu balik? "
Fino masang wajah datar. "Heran gue, ada orang ganteng yang mutusin pulang bukannya seneng malah di tanya -tanya. "
"Gue kan cuma ruinduu sama kalean:) "
"Ganteng? " ucap Cici
"Hoekk!! " serempak mereka bertiga membuat gerakan ingin muntah.
"Iri aja dah lu pada, " sahutnya semakin bt.
"Gateng? Gambleh tur jliteng kali! " ucap Roni.
"Gue yang putih glowing kinclong clong clong clong gini di bilang jliteng pantat panci kali! "
"Emang kan! " ucap Mia dan mulailah perdebatan diantara bertiga dengan dua lawan satu, Roni dan Mia sedang kompak membuli Fino yang tiba tiba pulang. Cici? Setia aja dia menonton mereka dengan stik kentang di depannya.
"Oiya! Akhir bulan kalian dateng ya ke rumah gue, di suruh mamah, lu belum mau balik kan, no. " ucapnya dan beralih bertanya sama Fino.
Fino menggelengkan kepalanya, "Belom gue di sini dua bulan. "
"Emang ada apaan? " tanya Roni.
"Kepo!" Ucap Mia.
"Yeh, emang lu kaga? " Roni memincingkan sebelah matanya menatap Mia.
"Kepo sih, " jawabnya sambil meringis.
"Udah dateng aja, tanggal 28 jam em kalo bisa dari sore, ngebabu dulu di rumah gue, "
"Anjir."
---------------------
Cici turun dari mobil Fino. Setelah kumpul-kumpul tadi Fino mengantarnya pulang ke apartemen sekalian mau tau alamat apartemen nya Cici.
"Ohh di sini. "
"Iya, thanks yah, ati-ati lu di jalan! "
"Santai." Fino mengklakson mobilnya sebelum pergi meninggalkan apartemen Cici.
Namun sesaat setelah fino pergi, dateng satu mobil hitam memasuki garasi. Gevan.
Cici segera masuk apartemen dan menunggu Gevan di tangga, niat ingin bareng ke atas.
"Kamu udah pulang? " ucapnya menghampiri Cici.
"Udah dari tadi, cuma tadi ngumpul dulu sama temen. " Gevan menganggukan kepalanya merespon jawaban Cici.
"Cici duluan ya, mas. " Cici yang ingin membuka pintu apartemennya tidak jadi saat di interupsi oleh Gevan.
"Nanti makan malem bareng. " ucapnya di balas anggukan oleh Cici, dan ia pun masuk ke dalam apartemen.
***
"Mahh." Suara cempreng terdengar dari lantai atas rumah Devita. Si bungsu a. K.a Alex berteriak memanggilnya ibunya yang entah sedang apa.
"Apa sih jon?! Berisik mamah lagi pake masker! "
"Mah mah mah, " Alex a. K.a Joni berlari menghampiri ibunya yang sedang duduk di ruang keluarga sedang menonton TV dengan masker berwarna kuning menutupi wajahnya.
"Emang bener Cici mau kawin?" Alex duduk di lantai sejajar dengan kedua kaki ibunya.
"Sembarangan!" Devita menampar pelan mulut putra bungsunya itu.
"Nikah! Bukan kawin!"
"Sama aja kali mah, abis nikah juga nanti kawin!" Devita menggelengkan kepalanya heran, nyidam apa dulu dia sampai punya anak yang suka ngomong vulgar begitu.
"Emang iya mah?"
"Kenapa sih?" Devita heran tumben sekali anaknya ini kepo-kepo tentang si sulung, biasanya juga kaya tom Jerry.
"Kan si Cici masih kecil mah, " jawabnya.
"Ya emang kenapa?" Alex terdiam memikirkan yang ada dipikirannya saat ini apakah ingin di katakan atau tidak dan apaa ibunya akan setuju?
"Malah bengong anak dugong! " Devita menggeplak jidat si bungsu, gemas menunggu jawaban yang malah di tinggal bengong sama si Alex.
"Mah, joni juga mau kawin mah. "
Tbc.
---------------
See you di next chp!