26. ARGUE

4.6K 483 100
                                    

Hari masih sama.

Entah sudah berapa lama ia berada dimakam sang kakak, memandangi wajah tampan itu lewat bingkai foto yang dikelilingi oleh karangan bunga.

Marah dan kecewa.

Marah karena tidak bisa menjadi adik yang baik dan selalu memancing keributan, kecewa karena tidak sempat memeluk sang kakak untuk terakhir kalinya. Bahkan ia pun tak sempat mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya.

Sekelebat perasaan rindu bersarang dihatinya, perasaannya gundah tatkala bayangan sang kakak selalu muncul dibenaknya. Hyunjin tak mampu lagi membayangkan bagaimana ia melanjutkan hari-hari berikutnya tanpa kehadiran Taehyung disisinya, ia teramat menyayangi Taehyung.

Ia juga tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Lisa saat kehilangan Taehyung, pasti wanita itu sangat hancur. Hyunjin tahu Lisa lah yang paling kehilangan atas kematian Taehyung, Lisa sangat mencintai Taehyung dan itulah faktanya. Dan ia rasa seperti mental Lisa sedikit terganggu saat ini, Hyunjin masih ingat dengan jelas kejadian tadi pagi dimana Lisa sangat marah sewaktu Haruto mengatakan bahwa Taehyung sudah meninggal.

Wanita itu sepertinya belum dapat menerima kenyataan, Lisa sepertinya hidup dalam imajinasinya dimana ia masih menganggap bahwa Taehyung masih hidup.

Hyunjin pun tak dapat membayangkan bagaimana masa depan Haruto nantinya jika Lisa terus terpuruk seperti ini, anak itu bahkan masih terlalu kecil. Bagaimana mungkin ia akan tumbuh tanpa sosok Ayah disampingnya, jikapun Lisa harus menikahi dengan Eunwoo maka Hyunjin akan sangat mendukung keputusan itu demi keponakannya dan demi Lisa sendiri tentu saja.

Hyunjin menatap langit yang terlihat gelap, sepertinya akan turun hujan.

Oh, Hyunjin membenci ini, ia benci mengapa disaat kematian Taehyung hujan sering sekali turun membasahi bumi. Seolah alam ikut bersedih.

Hyunjin membenci kenyataan dimana ia hidup seperti orang lemah, ia benci terlihat lemah. Tapi apa boleh buat, ia memang lemah saat ini. Ia membutuhkan Taehyung, ia ingin Taehyung kembali.

Manik rubah itu tak sengaja menangkap presensi seseorang yang sedang berjalan mendekatinya, bersama dengan buket bunga mawar putih ditangannya. Hyunjin sangat mengenal siapa orang itu.

Tanpa mengalihkan pandangannya, hingga seseorang itu sudah berada didekatnya. Berjongkok seperti apa yang dilakukan Hyunjin saat ini, lalu meletakkan buket mawar itu didepan bingkai foto Taehyung.

"K-kau sudah lama disini?" tanyanya sedikit ragu yang membuat Hyunjin mengangguk sekilas.

Hening selama beberapa saat karena tak ada yang mau memulai pembicaraan lebih dulu sampai akhirnya Hyunjin memilih mengawali pembicaraan.

"Kau merindukannya?" manik sang wanita pun menatap Hyunjin dengan sendu.

"Sangat" jawabnya jujur.

Hyunjin pun menyadari bahwa wanita itu merindukan Taehyung meski ia tak memberitahu sekalipun, tatapannya jelas sekali.

Pria Kim itupun menghela napas panjang sembari membawa surainya kebelakang "Noona, apa kau masih mencintai Tae Hyung?" pertanyaan yang lolos dari bibir Hyunjin mampu membuat Jennie bungkam selama beberapa saat.

Hyunjin pun tak asal bertanya, ia memiliki alasan mengapa menanyakan hal itu pada Jennie.

Jennie menunduk tanpa menatap wajah Hyunjin "Entahlah..." jawab Jennie seadanya, ia sendiri pun bingung akan perasaannya.

Ia bergeming selama beberapa saat memikirkan pertanyaan Hyunjin, Jennie ingin mendapatkan jawaban dari hatinya. Tapi lagi-lagi hati dan otaknya berdebat.

 DOS OPCIONES | COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang