12 | Sebuah Permintaan

637 113 5
                                    

Mohon maaf sebelumnya, aku mau sungkem dulu sama kalian yang udah mau nunggu. Dan mau ngucapin terima kasih juga karena masih setia nungguin kelanjutan ceritanya.

Semoga tetep enjoy ya baca ceritanya!

Aku saranin baca chapter sebelumnya supaya nggak lupa alurnya, karena aku udah lama nggak update.

Terakhir, aku minta tolong dikoreksi ya bahasa sunda disini, jika ada salah penulisan mohon dimaafkan. Karena jujur aku bukan orang sunda 😄🙏

***

Setelah Laura mengatakan hal itu ia hendak pergi, namun belum sempat pergi sudah ku tahan. Aku tak mau repot menjelaskan pada pemuda bermulut sarkas ini. Kenapa ia bisa bersama ku lagi.

"Laura, kembalikan dia ketempat dimana dia berada tadi." Ucapku dan hanya dibalas dengan wajah dinginnya.

Sementara ditempat lain warga dihebohkan oleh penemuan mayat lagi. Kali ini mayatnya ada diperkebunan warga, mayat tersebut ditemukan dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Dengan keadaan yang sudah setengah membusuk serta wajahnya yang dirusak membuat tampilan mayat itu semakin mengerikan.

Police line pun terpasang pada tempat ditemukannya mayat tersebut. Andre-salah satu detektif yang menangani kasus tersebut pun mulai melakukan olah TKP. Meski mayat tersebut sulit di indentifikasi namun Andre langsung mengetahui jika ini mayat seorang wanita.

"Mayat ini ditemukan oleh warga yang hendak mengambil buah-buahan, pak." Jelas Reno selaku bawahan sekaligus sahabatnya.

Andre tak menjawab ia hanya memperhatikan kondisi mayat ini, terdapat luka di sekujur tubuhnya dan luka yang paling parah terdapat pada lehernya.

"Berapa lama hasil forensiknya keluar?" Jawabnya seraya melepas sarung tangan karetnya.

"Dua minggu, tapi bisa lebih lama lagi. Dilihat dari keadaan mayatnya, butuh waktu lama-

"Jadi pastinya berapa?" Potong Andre.

"Itu saya juga belum tahu, pak."

Tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi Andre melangkah menjauhi TKP diikuti oleh Reno. "Kenapa pak? Apa kasus ini pembunuhnya sama?"

Sesampainya mereka pada rumah sakit yang menyimpan para korban barulah Andre menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Reno tadi.

"Dilihat dari luka-luka ditubuh para korbannya kemungkinan besar pelakunya sama. Tanpa menunggu hasil forensik juga saya bisa tahu ini perbuatan orang yang sama."

Mendengar jawaban dari Andre, Reno hanya bisa mengangguk paham. Ia kagum dengan kecerdasan yang dimiliki oleh sahabatnya ini. Tak heran memang dia dijuluki sebagai detektif iblis. Karena semua para pelakunya tertangkap, tanpa terkecuali.

Sebab itulah Andre lah yang ditunjuk untuk menangani kasus-kasus ini.

"Sejauh ini sudah ada empat korban yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Terdapat beberapa luka di sekujur tubuhnya dan yang paling mencolok adalah luka dilehernya." Jelas Andre lagi seraya menunjuk leher salah satu mayat wanita disana.

"Serial killer?"

Andre mengangguk, "Pelakunya cukup ahli, gaada satupun bukti yang tertinggal pada mayat para korbannya. Sidik jari ataupun DNA nya."

Mereka Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang