Sebelum baca alangkah baiknya untuk teken tombol bintang dibawah ya guys!
So, tanpa berlama-lama lagi
Happy reading...
Dua hari sudah berlalu, Diza menjalani hari-harinya seperti biasa. Ia terlihat biasa saja tanpa ada beban sedikit pun diwajahnya. Meski wajah cantik itu selalu menampilkan kedataran saja.
Perlu kalian tahu juga semenjak hari itu, Diza belum juga menceritakan perihal kejadian tempo lalu pada Laura. Entah belum siap atau tak sanggup.
Bayang-bayang masa lalu selalu menghantui nya. Membuat sosok ceria dalam diri Diza semakin hilang bersembunyi ditempat entah berantah.
"Diza."
"Iya, Laura?"
"Mari bermain lagi. Sudah lama kita tak bermain bersama lagi."
Senyum itu terlihat sekali memaksanya, "Mari, tapi aku harus menyelesaikan beberapa urusanku dulu ya? Jika sudah selesai, mari kita bermain sepuasnya." Jelas lembut Diza.
"Kapan urusanmu akan selesai?"
"Sebentar lagi." Semoga.
"Berjanjilah. Berjanjilah kamu akan tertawa lepas disana, tidak ada lagi air mata saat kita bermain. Bisa?" Ujar Laura seraya mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji." Jawab Diza menyambut jari itu dengan jari kelingkingnya.
Setelah mengikat janji pada Laura, Diza pergi ke sekolah seperti biasa. Kali ini ia tidak ditemani oleh Laura, Diza yang meminta tak mau ditemani. Ia ingin sendiri saja. Meski awalnya Laura menolak namun pada akhirnya Laura menyetujuinya.
Pelajaran pun dimulai.
Bu Eti—selaku guru IPA memberikan tugas kelompok dimana kelompok itu berisikan 5 orang didalamnya. Seluruh murid dikelas langsung heboh mencari anggota kelompoknya masing-masing.
"Ibu yang pilih ya."
"Yah, Ibu kok dipilihin si Bu?!" Sahut Bila yang langsung disambut beberapa suara murid disana. Ada yang pro dengan tindakan Bu Eti ada pula yang kontra.
"Udah ibu pilihin aja biar adil." Ujar Bu Eti tanpa mau dibantah, hal hasil murid dikelas itu pun hanya bisa menerima keputusan Bu Eti.
Setelahnya teduduklah Diza bersama kelompoknya, yang berisikan Niki, Bila, Haikal, serta Dylan.
Dylan ditunjuk sebagai ketua kelompok, tak lupa juga Dylan membagikan tugas masing-masing anggota disana.
"Ck, males banget gue sekelompok sama dia." Gerutu Bila yang masih bisa didengar oleh Diza.
"Projek ini harus selesai dalam waktu dua hari. Pulang sekolah kita lanjut lagi, gimana?" Ujar Dylan membuka suara.
"Gue si setuju aja. Selain bisa cepet kelar gue jug—"
"Bacot. Yang lain?" Potong Dylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka Yang Tak Terlihat
HorrorFollow dulu baru baca bisa ya? Jika berkenan silahkan tambah ke library :) --- Banyak sekali yang tidak bisa dijelaskan di dunia ini, percayakah kamu? Bahwa didunia yang kita tempati ini ada dunia lain yang tidak bisa hanya di lihat oleh mata telan...