15. Savage!

19 5 0
                                    

Hazel coklat pekat itu sedikit demi sedikit membuka payu. Paparan cahaya membuat gadis itu sediki menutupnya dengan kedua tangannya.

Gemirsik disekitarnya terlebih lagi membuatnya membuka mata lebar-lebar dan dilihatnya ialah seseorang berhodie cream-putih itu sedang mengutak-atik laptop kesayangannya. "Woi! Ngapain lo, babi?! Tutup itu laptop atau keluar!" Teriak Alexa tak lupa memergoki sambil melempar bantal tepat mengenai Alfian, sang penyusup.

Lelaki itu mendesisis mencegah lemaparan bantal maupun benda apapun dengan kedua tangannya hingga ia berbalik badan menatap adiknya tak kalah terkejut. "Cuma kirim file, doang, Leaa!" ujar Alfian sedikit mundur. "Pelit amat si, sama Abang sendiri. Gak percaya?"

Alexa mengelengkan kepala segera bangkit dari tempat tidur,"Karna lo itu penyebar virus corona." balasnya sebelum menghampiri Alfian dan memperhatikan apa yang dilakukan kakaknya itu dengan laptopnya.

Usai berada di Microsoft word lalu mengirim file, lelaki itu menutup laptop milik Alexa hingga tak lama alarm di atas meja berbunyi.

Alexa mematikan alarmnya sebelum melihat jarum jam di pagi hari. Lagi-lagi suara cempreng gadis itu semakin heboh.

"INI MASIH PAGI!"

lGadis itu sedikit melotot sekilas menyerigai dengan mengaruk kepalanya yang tak gatal. "Ini masih terlalu pagi." ujarnya merendah dengan cengiran khas.

Sengaja Alfian menjitak Alexa sehingga tidak tidur di bawah alam sadar. Alfian tak lupa melepari handuk dan mendorongnya untuk bergegas mandi dan bersiap-siap.

"LEA! AlFIAN! BURUAN MANDI! TURUN! KITA SARAPAN DULU!"

Ah. Alexa sangat susah untuk bangun pagi. Ini adalah keajiban dirinya. Suara teriakan dari Andriana membuatnya segera bergerak. Rumah ini setiap pagi selalu saja terdengar seperti cekikan setan yang menghantui para penghuni. Jika tidak ada keributan di pagi hari mungkin tidak dikatan sebagai Leoal's family.

Beberapa menit kemudian, Alexa baru saja keluar dari kamar mandi masih mengenakan piyama beruang dengan handuk kecil. Tak lupa mengeringkan helai rambutnya dengan hair dryer.

05.45. Well. Ini masih terlalu pagi untuk bersiap sekolah mengubah penampilannya sendiri ala nerd. Pagi ini ia memilih memakai kaos santai dengan setelan seadanya tak lupa menyisir rambutnya terlebih dahulu lalu menaiki tangga menuju ruang makan.

Rutinitas setiap pagi ialah mereka selalu sarapan bersama sebelum melakukan kegiatan masing-masing seperti kuliah, sekolah, mahasiswa maupun bekerja.

"Good morning my sweatheart."

Alexa tersenyum mengucapkan selamat pagi ke mereka semua lalu segera duduk di antara kedua kakaknya.

"Tumben kamu uda bangun jam segini? Tadi malem mimpi apa?" Arlan berpaling dari tumpukan buku kembali menatap adik bungsunya.

Alexa sedikit berfikir lalu berkata, "Jodoh aku mau ngelamar. Honeymoon di Prancis." ujarnya asal dibuat berbinar.

"Dikurangi halu halu." sahut Alfian cepat.

Lelaki itu sudah rapi dengan seragam sekolah. Begitu pula dengan Arlan dengan memakai jaket almamater. Rasanya ia sendiri terlalu mencolok diantara mereka.

"Kamu sendiri apa kabar? Udah punya belum? Masa fokusnya ke tumpukan buku mulu."

Alfian maupun Alexa tidak mau kalah untuk menyoraki Arlan bahkan Bi Mirna-asisten rumah tangga dan Andriana pun tertawa menggoda.

Arlan menutup mukanya karena malu sedangkan Andrea baru saja berada di tengah mereka pun ikut tertawa lalu berkata, "Kamu juga butuh seneng-seneng. Hidup ga selalu fokus ditujuan, Kak. Banyak hal yang bisa dinikmati di masa muda kalian juga saat ini." tutur Andrea tersenyum memperhatikan ketiga anaknya.

[✔] Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang