"Ma. Pa. Maafin Alfian gak bisa jagain adek."
Alexa tidak suka jika sang kakak mengatakan itu. So. Kedua kakaknya sudah banyak melindungi dan menjaganya penuh dengan kasih sayang dari adik dan kakak. Alexa rasa itu sudah lebih dari cukup. "Apaan sih, Bang. Gue tau, Lo itu udah jagain gue meski dari jauh."
Andriana merengkuh kasih sayang kedua anaknya itu. "Kamu gak salah, kan kamu udah jagain adek sebisamu."
Mereka semua tanpak kelelahan dan masih mengenakan batik. Sedaritadi Alfian hanya menghubunginya dengan telpon rumah, memberi kabar bahwa adik bungsunya itu tiba-tiba menghilang dan mendapat insiden.
Andriana jauh lebih panik, mengkuatirkan satu-satunya putrinya itu. Karena fisik Alexa memang tak sekuat itu. Gadis itu juga pernah koma dalam kurun waktu dua bulan.
Lalu Andrea segera mengecek CCTV sekolah. Setelah diketahui siapa pelakunya, Andrea dan Arlan mengecek dokumen file data keempat siswi yang diyakini sebagai pelaku. Andrea dan Arlan tentunya lebih mudah mendapat akses tersebut.
"Tiffany --lagi?"
Andrea pikir saat itu ialah kesalahan remaja, namun saat ini kesempatan kedua yang digunakan sunguh disalahgunakan.
Kini Andrea menghubungkan sambungan teleponnya dengan Roni --Kepala sekolah Lenald High yaitu Ayah Fio.
"Pangilan orangtua dari Tiffany, Rita, Rossa dan Ratna besok diharap ke sekolah." ujarnya di sambungan telepon.
Disana Roni mencari dokumen file keempat anak itu lalu menghubungi orangtua dari keempat anak tersebut.
Lagi lagi Alexa ingin beragumen. Gadis yang bersandar di sofa itu pun kini reflek mengangkat tubuhnya. "Pa. Gak berlebihan??"
Mereka pun beralih menatap Alexa. Bukannya ini jauh lebih baik? Apa yang mereka lakukan akan ada konsekuensi.
"Gak. Itu masih kurang malah." balas Arlan sinis. Lelaki itu didekat Andrea, keduanya masih berhadapan dengan laptop.
"Te. Om. Maafin kita ya." kini Fio mulai bersuara.
Andrea memang sudah terlebih dahulu mengerti, hilangnya anak sulungnya itu.
"Om masih sibuk, sayang." ujar Andriana tersenyum. "Makasih juga ya, yang udah bantu."
"Jangan sungkan-sungkan, Tan."
"Ohya. Besok malam kita adain pesta BBQ." ujar Andriana seolah memberikan undangan, "Ditungu kehadirannya."
"Makasih undangannya, Tante." balas Fio terlebih dahulu. "Fio pasti dateng."
Andriana mengancungkan jempol lalu mengikuti langkah Bi Daa, seusai Bi Daa memberikan hidangan untuk para tamu. Kini mereka berdua menuju ke dapur kembali melanjutkan resep buatan roti dan dibantu oleh Bi Daa.
"Gak dateng, kalian semua bukan teman gue!" ancam Alexa juga kepada para lelaki itu.
***
Menjelang tengah malam, teman Alfian pun juga sudah pulang. Begitu juga dengan Fio.
Semestinya, Fio yang rumahnya tepat didepan rumah Alexa bisa-bisa pulang seenaknya. Mau tengah malam pun tak akan menjadi masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Heartbreak
Teen Fiction[ COMPLETED ] Re-unpublish - Pindah lapak - Belum revisi - Cerita pertama author, kalau ada kesalahan teknis harap maklumi😂 ] *** This story starts from... Chrisyale Alexa. Gadis ini mengubah penampilan menjadi gadis nerd untuk menutup identitas...