"Gara-gara kamu!"
"Saya yang nerima atas apa yang sudah kamu perbuat."
Satu tamparan mulus mengenai pipi Tiffany.
Gadis itu mengelus pipinya. Sakit. Namun ini tak seberapa dengan apa yang ia rasa.
Rivo dan Rifa memang sudah lama bercerai. Tiffany hidup hanya dengan sang Ayah --Rivo. Begitu juga dengan Rifa, Mamanya kini tinggal dengan keluarga barunya, meskipun kedudukannya masih sebagai orangtua Tiffany.
"Mama heran, jiwa kamu itu pscyopat atau gimana." ujar Rifa tak kalah heran.
Bagaimana tidak. Gadis itu membully lebih dari diambang batas apalagi sampai menyakiti secara fisik maupun mental. Apalagi untuk kedua kalinya di orang yang sama. Paling parah karena rencana itu disusun rapi di dalam otaknya.
"Ma.. Maaf.. --"
"Gak berlaku!" bentak Rifa kasar. "Gara-gara kamu saya kehilangan pekerjaan saya!"
Tiffany masih berdiam di tempat, ia menyerka air matanya.
Lagi-lagi karena kesalahan yang diperbuatnya. Memang. Tak lain ialah karena tidak bisa mengendalikan emosi.
"Often i say, apa yang lo sesali gak akan merubah keadaan. Right?" ujar seorang lelaki yang kini telah berada di dekatnya.
Taman belakang sekolah.
Kini mereka berdua berada disana. Usai keluar dari ruang bimbingan konseling dan mendapat tamparan. Gadis itu menuju tempat belakang sekolah setelah kepergian orangtuanya. Tempat itu menjadi tempat ternyaman bagi Tiffany.
Spontan Tiffany memeluk lelaki itu. --Bukan tak lain, Daffa. "Maafin gue. Maafin gue, Daff. Sekali lagi maafin gue."
Tak lama Daffa mendorong gadis itu agar tidak memeluknya lagi. "Itu kata maaf bukan buat gue."
"Tapi maaf karena gue sering ngecewain lo."
Daffa hanya berdehem. Dia dengan Tiffany memang tak serescpect itu. Tetapi Daffa lah yang selalu menolongnya dalam masa kesulitan setelah kepergian saudaranya.
Lalu Tiffany memberikan seutas kertas. "Itu jawaban dari beberapa pertanyaan."
Haii, My Sister :)
Semoga lo dalam keadaan baik-baik saja baca surat ini. Maafin gue yang terlebih dahulu ninggalin lo hehehe.Maafin juga,
lo selalu ngalah demi gue.
Maafin juga
karena gue terlalu lemah.
Maaf juga, karena gue gak bisa ngucapin maaf secara langsung.
Gue emang pengecut.
Hanya kata maaf
yang bisa gue ucapkan.Lo Tifanny dan gue Ifa.
Hampir sama kan?wkw.
Gue seneng kok
punya saudara kayak lo. :)
Maafin juga gk bisa
ngucapin langsung.Semoga lo tetap bahagia ya,
meskipun tanpa kehadiran gue.Tapi kenapa ya,
kita suka orang yang sama?
Takdir sekejam itu ya.
Jagain dia ya, Tif.
Kalo suatu suatu saat nanti,
takdir mempersatukan lo sama dia, jaga dia baik-baik ya,
kita gak pernah tau
apa yang semesta rencain.u sis.
ifa :)Daffa kini membaca surat yang Tiffany beri. "Seharusnya lo berdua lebih awal tau, gue gak milih kalian berdua, dan enga pilih salah satu dari kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Heartbreak
Ficção Adolescente[ COMPLETED ] Re-unpublish - Pindah lapak - Belum revisi - Cerita pertama author, kalau ada kesalahan teknis harap maklumi😂 ] *** This story starts from... Chrisyale Alexa. Gadis ini mengubah penampilan menjadi gadis nerd untuk menutup identitas...