26. Speeschles

13 0 0
                                    

"Seen, aku minta maaf." potong Alexa cepat. Gadis itu meraih tangan Arsen yang sedang memainkan kepangan rambutnya.

"It's Oke."

Alexa sedikit tak percaya apa yang dikatakan oleh Arsen. Seolah itu bukanlah masalah. Entah yang dipikirkan lelaki itu, Alexa juga tidak mengerti.

"Seen?"

"Kamu kok bisa suka sama aku sih?!"

"Apaa Turt or Dare cuma sekedar permainan kamu ya?"

"Rasanya kayak gak mungkin banget orang kayak kamu bisa suka nerd kayak aku." Alexa sedikit tertawa karena ucapannya.

Jika dibayangkan rasanya seperti tidak mungkin. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia utarakan. Gadis itu hanya tidak mau jika membuka hati (lagi) yang masuk malah sebangsa budaya, anjing maupun kadal.

"Emang harus ada jawaban?"

Arsen mengengam tangan Alexa lebih erat. Seolah keduanya tak mau berpisah untuk saat ini.

"Kamu lihat kulit aku kan sekarang kan?"

"Kan kamu alergi." balas Arsen polos.

Kulit Alexa saat ini memang bercak merah. Lebih parah di sekitar tangannya. Wajahnya pun tak lagi pucat, apalagi deru nafasnya mulai teratur. Hanya saja alergi itu mempengaruh kulitnya menjadi gatal-gatal. Namun saat ini tak begitu tampak hanya efek dalamnya saja yang mempengaruhi.

"Chelsea juga lebih cantik. Kamu kok gak pacaran sama dia aja?" ujar Alexa ceplos.

"Oh kamu udah tau." Arsen menganguk paham lalu tertawa, "Lah kok malah balas Chelsea."

"Kalian cocok."

"Sahabat. Right?" balas Arsen. Ia tak suka malah dicocokan dengan orang lagi. Apalagi Chelsea, mereka hanya sahabat, tak akan lebih dari itu. "Kamu juga gimana sama Daffa?" Arsen bertanya balik sambil memposisikan badan Alexa duduk diatas narkas.

"Arsen, iih!"

Seolah pertanyaaannya dibalik, gadis itu mengerutu kesal. Arsen hanya tertawa memperhatikan raut wajah Alexa yang terlihat kesal.

"Kamu tetap prioritas aku, Alexaa."

Jawaban itu seolah ada ribuan bunga bermekaran. "Kamu masih ngeraguin aku ya?" Arsen bertanya lagi.

Alexa segera mengelengkan kepala. Itu tidak benar. "Aku cuma takut ...--"

"Alexa. Tatap mata aku." Alexa menatap lelaki itu. Hinga bola mata keduanya bertemu. "Aku gak pernah salah milih kamu. Tapi aku engak pernah maksa kamu buat ngelakuin hal aku mau kan? Dari awal aku ngerasa klaim kamu sepihak lewat permainan Turt or Dare itu."

Arsen menjeda ucapannya. "Kalau kamu udah bisa balas perasaan aku, kamu bilang ya, biar aku gak maen pergi. Kita berjuang bareng."

Lelaki itu berpindah duduk di tepi narkas memberikan satu susu vanila dan juga apel.

"Aku tuh inscicure." tutur Alexa sambil memakan apel pemberian Arsen.

[✔] Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang