31. Mistake

8 1 0
                                    

Daffa terlebih dahulu menenangkan Alfian sebelum menemui Fio yang masih berada di dalam kantin.

Gadis itu menduduk, usai memperhatikan keberdaan Daffa, Fio menyerka airmatanya, "Gue takut, Daff. Perasaan gue gaenak."

"Mending kita ikutan nyari yuk?Positif think, oke!" seru Daffa dianggukan oleh Fio.

Lelaki itu sedikit menghibur Fio. Pertama yang mereka tuju ialah menemui Syafa, siapa tau gadis itu tau keberadan temannya.

Dari koridor kelas sepuluh, tanpaknya Syafa sedikit mengobrol dengan Arsen. Keduanya sama-sama fokus dengan lembaran dokumen masing-masing.

Daffa berdehem mempergoki keduanya. "Eh. Eh."

"Ilih-ilih."

"Lo dari kelas ga lihat Alexa?" tanya Fio tanpa berbasa-basi.

Syafa mengelengkan kepala.

"Kan bareng lo." kini Arsen menjawab. "Kok sekarang mala nyari?"

Fio sedikit menduduk. Gadis itu merasa bersalah. "I don't know? Mangkannya sekarang kita nyari dia."

"Ilang maksud lo?"

Fio mengangguk mengigit bibir bawahnya.

Arsen dan Syafa tak kalah terkejut. Buru-buru lelaki itu memberikan dokumennya kepada Syafa lalu beralih ke arah Fio dan Daffa, "Gue ikut."

Kebetulan Arsen dan Syafa mengikuti satu extrakulikuler yang sama. Tak lama-lama Arsen segera memberikan dokumen itu kepada Syafa agar diberikan ke pembimbing. "Gue ya pengen ikut!" kini Syafa meringis. Syafa juga khuawtir dengan salah satu sahabatnya itu.

Beberapa di Lenald high tak menyukai gadis itu, entah mengapa, padahal Alexa tak seburuk itu.

"Ntar kita kabarin lo kok," celah Daffa terburu-buru sebelum meninggalkan Syafa.

***

Alfian segera memasuki ruangan CCTV, lelaki itu kini sudah berada di depan komputer selagi mencari data CCTV hari ini.

Awalmulanya berfokus ke arah bagian Alexa dan Fio memasuki kantin sebelumnya masih di dalam kelas bersama Arsen seusai acara ulangtahun sekolah. Disekitarnya pun tiada yang mencurigakan.

Namun alih-alih fokus Fio teralihkan saat memesan makanan, waktu itu digunakan untuk sipenjebak memasuki rencana.

Alfian mengerutui kebodohannya karena tak memperlihatkan posisi adiknya saat itu.

Alexa didorong memasuki gudang.

Alfian segera menghubungi Fio. Tak lama sambungan telepon terhubung.

"Lo cari ke arah gudang." ujar Alfian di sambungan telepon lalu mematikan sepihak.

Namun beberapa menit setelah itu. Mereka mereka berhasil membawa Alexa ke arah parkiran sekolah. Penampilan Alexa tanpak kacau, begutujuga rambutnya berantakan.

Alfian memeras kedua tangannya, memukul apapun benda di dekatnya. "Sial!"

Semua terlambat.

[✔] Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang