17. Ajakan

17 6 0
                                    

Arsen dan Alexa melangkahkan kaki memutari daerah Warung Mpok Atiek. Arsen seolah memadu traveling, lelaki itu selalu berjalan cepat didepannya hingga Alexa sulit menyeimbangkan agar berjalan sejajar. Ingat-ingat langkahnya yang pendek.

"Belum sampai tujuan aja udah capek. Ck." Alexa memutar bola mata malas.

Lelaki itu tertawa mengejeknya yang sudah ngos-ngosan terlebih dahulu. "Minum dulu!" seru Arsen memberi segelas air mineral.

Alexa meneguknya lalu mengelap keringatnya sambil mengucapkan terima kasih.

"DANAU?!"

Gadis itu menerjap berulang kali. Dari posisinya berada tidak jauh sudah terlihat danau dengan pekarangan pepohonan.

Ia segera berlarian kecil melambaikan tangan ke Arsen yang sedari memperhatikan tingkah aneh gadis itu seolah seperti anak kecil yang bermain pasir di pingir pantai.

Alexa menghentakan kaki bermain rumput. Sedangkan Arsen beberapa kali menegur agar tidak merusak tanaman sembarangan. "Bunganya bagusss." ujar Alexa sekali lagi memetik beberapa helai bunga tulip beraneka motif.

Tiba-tiba ia mendekat menempelkan bunga tulip yang ia petik di telinga Arsen. "Aissh!" seru Arsen sedikit memundurkan langkahnya.

Alexa langsung tertawa kecil sembari duduk di pingir danau. "Aku suka lohh! Kamu kok tau tempat sebagus ini?"

Gadis itu sudah terbiasa mengenakan bahasa aku-kamu. Selama di LHS ini ia lebih sering mengunakan, kecuali di teman terdekatnya.

"Kan udah tau."

CKREK!

Arsen asal memotret gadis itu berulang kali selagi berganti pose sembarangan. "Aib, tauk!" Buru-buru Alexa menutup mukanya dengan kedua tangan.

"Hapus."

"Gak mau."

"Resek ah!" Alexa memanyunkan bibirnya mendecak kesal.

Saat Arsen mengalihkan arah, ia hendak merampas ponselnya. Alih-alih Arsen mengetahui gerakan itu langsung menjauhkan ponselnya. "Sekarang pose cantik di kamera." ujar Arsen bergurau.

"Gak mau!"

Lalu kembali memperhatikan pemandangan indah kali ini. Alexa baru tau jika tak jauh dari belakang sekolah ada danau disini.

Ia segera menarik pergelangan tangan Arsen sepihak lalu berkata, "Pose cantiknya disini. Great view."

Keduanya sudah berada di gazebo menghubungkan menuju tengah danau dengan penghubung kekayuan.

Lelaki itu menghibas otot tangannya karena reflek gadis itu menariknya sambil mengengam sedikit kasar. "Narik orang sembarangan, kram ni otot."

Karena tidak mendapat balasan. Lagi-lagi Arsen sengaja memotret. Ini pekerjaan orang tiada pekerjaan. "Ckrek!" usil Arsen seolah fotografer profesional.

Alexa menutup separuh wajahnya karena ia belum siap sama sekali di depan kamera. Gadis itu yakin disana banyak foto jeleknya. Sunguh menyebalkan.

"Belum siap, Bambank"

"Oh, gue kira udah. Hahaha."

Alexa sedari tadi mengenakan hoodie 'Hello baby' berwarna coklat susu. Kebetulan hari ini bukanlah hari wajib, Senin. Jadi tidak mengenakan almamater. Sedaritadi ia sengaja memakai hoodie agar menutupi bad lokasi sekolahnya. Kini terlihat hanyalah rok almamater bercorak hitam trip yang digunakan di hari Jumat ini.

Tak lupa kaos kaki sengaja ia panjangkan sampai di atas rok, jika penampilannya menjadi nerdy girls. Sengaja menutupi kulit putihnya.

"Jelek." Alexa membulatkan mata, "Enggak syukak."

[✔] Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang