Chapter 1

8.6K 553 28
                                    

Byurr...

Seember air tumpah ke tubuh ringkihnya, tidak, lebih tepatnya sengaja ditumpahkan oleh seseorang dari bilik toilet sebelah. Jaemin yang baru saja selesai berganti seragam sekolah menjadi setelan olahraga kini hanya bisa menghela nafas lelah. Mau marahpun rasanya akan sia-sia, mau menangis juga percuma.

Tubuhnya basah kuyup, mau tidak mau Jaemin harus kembali mengganti bajunya dengan seragam yang ia pakai sebelumnya. Beruntung seragam yang ia gantung di pintu tidak ikut basah, hanya sedikit terkena cipratan, it's okay.

"Nana! Kamu belum ganti baju?" Haecan satu-satunya teman Jaemin menghentikan langkahnya tepat setelah ia masuk melewati pintu kelas.

"Sebenernya udah Chan, tapi ada yang nyiram aku dari bilik sebelah" jawab Jaemin dengan nada lelah.

"Astaga! Ini pasti kelakuan manusia sialan itu!" geram Haechan

Tebakan Haechan tepat, dan Jaeminpun sudah tau pasti orang itu pelakunya. Sudah terlalu biasa.

"Ya udahlah mau gimana lagi." ucap Jaemin lirih

"Ga bisa di biarin gitu aja dong, Na! Pak Chanyeol pasti marah!"

"Iya tau" Jaemin memasukan setelan olahraganya yang sudah basah ke dalam plastik lalu disimpan di bawah meja.

Jaemin sadar pelakunya sudah merencanakan hal ini. Membuat baju Jaemin basah agar ia tidak bisa mengikuti pelajaran olahraga lalu ia akan dimarahi habis-habisan di depan siswa/siswi lainnya oleh guru olahraga yang terkenal tegas itu.

Dan ya, rencananya berhasil. Jaemin tidak boleh mengikuti pelajaran olahraga, setelah dimarahi ia dihukum berdiri di pinggir lapangan di bawah terik matahari. Lagi-lagi Jemin hanya bisa menghela nafas lelah, ia memperhatikan kegiatan teman-teman sekelasnya  yang berada di tengah lapangan. Meskipun sama-sama dijemur di bawah terik matahari tapi sesekali mereka bisa berteduh di bawah pohon yang ada di sisi lapangan, tidak seperti Jaemin yang harus berdiri di tempat yang sama sampai jam olahraga selesai.

Haechan menatap iba ke arah Jaemin, lalu pandangannya beralih pada siswa yang berada di depan kelas yang juga tengah menatap Jaemin dengan senyum iblisnya.

"Tega lo njing!" gumam Haechan sinis.

*****

"Siniin duit lo!"

"Uangku cuma tinggal sedikit buat ongkos naik bus!"

"Gue ga peduli!"

Jaemin hanya bisa pasrah ketika siswa di depannya meraba saku seragam Jaemin lalu mengambil satu-satunya uang yang ia punya saat ini. Untuk yg kesekian kalinya Jaemin harus pulang jalan kaki. Jarak dari rumahnya ke sekolah sekitar 5-6km, ia harus menempuh waktu 40 menit sampai satu jam jika berjalan kaki, sedangkan jika naik bus Jaemin hanya menghabiskan waktu 10-15 menit.

*****

"Nana pulang" seru Jaemin seraya membuka pintu rumahnya. Tidak ada tanggapan karna memang di rumah tidak ada siapapun. Ibunya akan pulang jam 9 malam setelah selesai dari toko kue yang dikelolanya, sedangkan ayahnya sudah tidak tinggal bersama Jaemin. Sebenarnya Jaemin juga punya satu adik perempuan, tapi sayang ia sudah meninggal diumurnya yang ke lima tahun. Saat itu pula awal mulanya dunia seakan berbalik membelakangi Jaemin.

Rutinitas Jaemin sepulang sekolah tidak terlalu berat, hanya membereskan rumah, memasak, mengerjakan PR dan hal umum lainnya. Tapi hal itu sangat penting untuk dilakukan, jika tidak, rasa sakit akan menimpa hati Jaemin seperti saat ini.

"Jaemin! Bangun!"

"Heh! Bangun pemales!"

Sayup-sayup Jaemin mendengar suara di dekatnya dibarengi dengan sentuhan di betisnya, ah tidak, lebih tepatnya tendangan ringan di betisnya.

"Bangun anak sialan!!"

Jaemin sedikit terlonjak saat sadar ibunya lah yang barusan membangunkannya.

"Ibu udah pulang?" tanya Jaemin seraya bangkit dari rebahannya. Ia tadi tengah mengerjakan PR di ruang tamu tapi ketiduran karna terlalu lelah.

"Udah tau nanya! Kamu ngapain ajah sih sepulang sekolah, hah? Itu cucian piring numpuk di wastafel ga keliatan? Udah buta mata kamu? Tidur aja di pentingin!!" cecar ibu Jaemin

"Maaf Bu, tadinya Nana mau nyuci piring sehabis nugas, tapi malah ketiduran!" jelas Jaemin seraya menunduk. Ia merasa lalai karna tidak sengaja tertidur di sofa. Jika sudah begini ibunya pasti akan marah besar.

"Ketiduran? Kenapa? Lelah? Cape? Iya?" Jaemin mengangguk pelan, "ga pantes kamu ngerasa lelah ngerasa cape, emang kamu ngaain? Pantesnya ibu yg ngeluh lelah ngeluh cape, kerja dari pagi sampe malem buat menuhin kebutuhan kita, DAN INI TUH SALAH KAMU!!" Ibu Jaemin semakin meninggikan suaranya, tampak jelas emosi di setiap kata-katanya.

"Mulai" batin Jaemin meradang.

"KALO BUKAN GARA-GARA KAMU, IBU GA PERLU KERJA BANTING TULANG BEGINI. KALO AJA DULU KAMU GA BUNUH ADIK KAMU, IBU GA AKAN BERUBAH! DAN PERUBAHAN IBU BIKIN AYAH KAMU PERGI! JADI INTINYA TETEP BALIK KE AWAL, SEMUANYA GARA-GARA KAMU!!"

Prang.....

Ibu Jaemin melempar gelas bekas minum Jaemin. Jika sedang marah ia memang kerap merusak atau membanting barang-barang yg ada disekitarnya.

"ANAK SIALAN! GA TAU DIUNTUNG! GA GUNA! BERESIN PEKERJAAN KAMU SEKARANG JUGA!!" Setelah puas menyalurkan emosinya dengan membanting gelas, ibu Jaemin pergi ke kamarnya.

Lagi-lagi Jaemin hanya bisa menghela nafas, ia tidak menangis, sudah terlalu terbiasa. Lagipula Jaemin berfikir mungkin memang semua ini salahnya, jadi ia hanya bisa menerima tanpa melawan.

Jaemin bangkit dari sofa lalu bergegas ke dapur mengambil sapu dan alas untuk membersihkan pecahan gelas. Awalnya ia bingung kenapa ibunya selalu merusak barang ketika marah, tapi kini Jaemin mengerti, ibunya tidak ingin menyakiti Jaemin, tepatnya fisik Jaemin. Karna kalau tentang menyakiti, dari omongannya saja sudah jelas sangat menyakiti hati Jaemin.

#####

Tbc...

Na Jaemin- terlihat pendiam dari luar- rajin- tingkat 12 senior high school

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Na Jaemin
- terlihat pendiam dari luar
- rajin
- tingkat 12 senior high school

Na Jaemin- terlihat pendiam dari luar- rajin- tingkat 12 senior high school

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jeno
- terkesan dingin
- popular
- tingkat 12 senior high school

#

Modal nekad
Pertama kali nyoba bikin ff bxb sampe bikin akun baru, 55555
Semoga ada yg baca deh...
Maaf kalo banyak typo!

Deskripsi ceritanya dibaca baik-baik!!
Jangan sampe SALAH LAPAK!!!

It's Okay [Nomin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang