Jaemin menggoreng sosis yang sebelumnya sudah ia potong-potong bentuk gurita. Pemuda manis itu juga mengocok beberapa telur yang hendak ia buat menjadi telur gulung.
Jaemin saat ini tengah memasak di dapur mini milik Jeno. Sebenarnya ia kurang fokus dan sedikit gugup karna sejak pertama menyentuh bahan makanan ada sepasang mata yang memperhatikannya.
"Mau camping dimana?"
"Emh... Gak tau tante, Jeno gak bilang."
Wanita yang sejak tadi memperhatikan kegiatan Jaemin mengangguk menanggapi.
"Kok kamu mau sih temenan sama anak nakal itu?"
Jaemin menolehkan kepala lalu memandang wanita yang tengah duduk di kursi meja makan dengan tatapan lucu. "Jeno baik kok, tante."
Wanita itu mengernyit tak setuju, "kamu bohong pasti! Kamu tau gak, tante aja udah gak sanggup ngurus dia makanya tante usir dari rumah. Jeno itu nakal, hobinya bikin tante hipertensi, balapan liar, bolos sekolah, kalo di rumah kerjaannya gangguin kakanya. Jangan karna tante mamanya, kamu gak berani jelekin dia depan tante!"
Ya. Wanita yang Jaemin pergoki tidur di pelukan Jeno adalah Mamanya, Nyonya Lee. Wanita itu masih terlihat muda di umurnya yang sudah lebih dari 40 tahun, karna itu Jaemin sempat salah paham.
"Tapi Jeno beneran baik ke Nana, tante. Buktinya dia ngajakin Nana camping hari ini." ujar Jaemin yakin.
"Oh ya? Tante sih yakin kamu orang baik, makanya kalo Jeno nakalin kamu bilang tante, ya!" Jaemin mengangguk lalu kembali melanjutkan aktifitas memasaknya.
"Tante gak bisa masak tapi tante suka banget liat orang yang bisa masak." Jaemin tersenyum malu.
Setelah selesai, Jaemin menghidangkan semua masakannya di meja makan. "Udah siap tante, silahkan dimakan sarapannya, semoga suka."
"Waw" nyonya Lee berbinar melihat semua masakan Jaemin yang terlihat menggiurkan. "Sebentar ya, tante panggilin Jeno dulu! Mandi kok lama banget, pasti sambil main sabun" ia berjalan ke kamar purtanya seraya menggerutu.
*****
"Sweet banget sih anaknya mama, sampe nyewa camping car segala" Nyoya Lee menarik-narik kedua pipi Jeno gemas.
Jeno menepis pelan tangan sang Mama, "Mama ih, Jeno malu. Orang-orang pada liatin. Emang Mama mau dikira sugar mommy?" ia berbicara setengah berbisik.
Memang ada beberapa orang di parkiran yang memperhatikan mereka, sedangkan Jaemin masih setia mengagumi camping car dengan peralatan lengkap yang Jeno sewa. Ia tidak menyangka pemuda sipit itu akan mempersiapkan sampai seperti ini.
"Mama sih gak masalah, berarti di mata orang-orang Mama cantik dan tajir." ujar nyonya Lee enteng.
"Di mata Nana juga tante cantik kok, banget malah" Jaemin tiba-tiba nimbrung dengan kata-kata polosnya.
Nyonya Lee tersenyum lebar, "oh ya? Nana juga cantik sekaligus tampan." kedua orang berbeda usia dan gender itu saling melemparkan pujian dengan manis. Jeno hanya memutar bola matanya merasa muak.
"Udah Na, ayo pergi keburu siang ini!"
Nyonya Lee menatap Jeno tajam, ia merasa putranya itu menganggu kesenangannya. "Sebenarnya tante gak percaya waktu Jeno bilang hari ini ada janji camping. Yang bener aja, seorang Lee Jeno? Camping" wanita itu tersenyum usil, "tante juga larang pas dia minta di bangunin pagi-pagi buat jemput temen. Maaf ya, gara-gara tante kamu jadi harus naik bus deh."
Jaemin tersenyum, "gak papa tante, lagian Nana udah biasa kemana-mana naik bus. Kalo gitu Nana pamit, ya!" Nyonya Lee mengangguk.
Setelah Jaemin masuk ke dalam mobil, wanita itu menarik lengan Jeno saat hampir membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay [Nomin] ✔
FanfictionBook-01 (completed) "Jaemin adalah alasan kematian seseorang" "Jaemin adalah kesialan" Sebenarnya bukan begitu... Jaemin tidak salah, hanya saja Jaemin tidak bisa melawan takdir! ##### Cerita ini perlu direvisi, tapi author belum sempet. Karna ini...